Sampai Kapan Rakyat Gaza Hidup dalam Ketidakpastian?
Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Konflik antara Gaza dan Israel terus berlanjut. Sampai hari ini kurang lebih sudah 19 bulan lamanya. Kondisi warga Gaza makin mengenaskan. Setiap hari diliputi kekhawatiran atas kondisi masa depan dan kehabisan cara untuk bertahan hidup. Blokade terhadap semua pasokan bantuan kemanusiaan yang dilakukan Israel sudah berlangsung selama dua bulan. Sejalan dengan itu, Israel juga masih terus melakukan pengeboman di seluruh Gaza sampai saat ini (kompas.com 5-5-2025).
Kondisi kehidupan penduduk Gaza saat ini rasanya tak mampu lagi digambarkan dengan kata-kata. Mereka terus hidup dalam tragedi dan mencoba bertahan hidup tanpa tahu apakah akan selamat atau justru mati dalam ketidakpastian. Sedangkan bagi mereka yang saat ini masih bisa bertahan hidup, sejatinya sudah sejak lama jiwa mereka mati. Kekhawatiran akan serangan bom yang setiap saat menghantui adalah salah satu penyebabnya. Dan menemukan makanan yang cukup agar bisa bertahan hidup adalah masalah lainnya yang juga harus dihadapi.
Setiap hari mereka disibukan mencari sesuatu yang bisa untuk di makan. Jika beruntung mendapatkan makanan berlebih, mereka menyimpan makanan tersebut untuk beberapa hari ke depan. Namun, itu sangat jarang terjadi. Mereka harus sangat menghemat makanan yang ada, agar bisa bertahan hidup dalam segala keterbatasan.
Tentang risiko malnutrisi dan kelaparan di Gaza yang mengalami peningkatan, sejumlah lembaga bantuan sebenarnya sudah sangat konsisten dalam memberi peringatan. Apalagi kondisi tersebut juga merupakan akibat dari penutupan toko-toko roti, tingginya harga bahan makanan pokok, dan penutupan perbatasan yang terus berlanjut. Namun, berbagai lembaga bantuan tersebut sejauh ini tidak mampu berbuat banyak. Blokade Israel telah menyulitkan masuknya berbagai bantuan, bahkan akibat tertahan cukup lama, banyak dari bantuan tersebut akhirnya sudah tidak layak dikonsumsi.
Meski sejumlah kecil sayuran masih tersedia di pasaran, karena harganya yang melambung, akhirnya tidak terjangkau bagi kebanyakan orang. Harga-harga barang di sana terus melambung tinggi, padahal banyak dari warga Gaza yang tidak memiliki penghasilan, akhirnya mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan mendasar hidupnya. Tidak ada yang tahu, sampai kapan kondisi tersebut terjadi pada mereka.
Gaza saat ini sepanjang sejarahnya, sedang dalam kondisi yang tersulit. Hal tersebut seperti disampaikan oleh Amjad Shawa, seorang Direktur Jaringan Organisasi Nonpemerintah Palestina. Dia bahkan menganggap ini semua sebagai sebuah bencana.
Nyaris setiap hari terjadi serangan udara, artileri, serangan ke tenda-tenda, dan ke tempat perlindungan. Akibatnya tidak ada lagi tempat aman bagi penduduk Gaza untuk berlindung dan menyelamatkan diri. Kondisi tersebut diperparah dengan kelaparan yang dialami semua orang. Tidak ada makanan yang bisa di makan dan mereka tidak tahu lagi harus berbuat apa lagi. Israel membuat mereka terdesak dan tersudutkan. Mereka bahkan tidak melihat ada tanda-tanda akan berakhir pada situasi sulit ini.
Sementara itu, pihak kantor PBB yang mengurusi urusan kemanusiaan mengatakan bahwa seluruh sistem layanan kesehatan Gaza, mengalami lumpuh total dan di ambang kehancuran. Mereka sangat kewalahan menangani korban massal. Apalagi blokade total sangat menghambat dan memutus pasokan obat-obatan penting, vaksin, dan peralatan medis.
Begutu juga badan Pangan Dunia atau WFP, turut mengumumkan perihal stok makanan yang ada untuk Gaza, juga telah habis. Mereka sudah mengirimkan sisa persediaan terakhir yang dimiliki ke dapur umum untuk dijadikan makanan dasar bagi kelompok paling rentan.
Sungguh perih melihat kondisi penduduk Gaza sampai saat ini. Sebagai umat Islam, tentu saja nurani ini tercabik-cabik. Apalagi kondisinya tidak mampu berbuat banyak untuk membantu perjuangan mereka.
Sebagai rakyat kecil, selain doa dan boikot produk Israel dan sekutunya, tak ada yang mampu dilakukan. Semoga para penguasa negeri muslim secepatnya menyadari jika rakyat Gaza adalah saudara yang butuh dibela. Mereka para penguasa sangat mungkin untuk melakukan pembelaan dan membantu perjuangan rakyat Gaza. Seharusnya mereka tidak hanya mencukupkan dengan melakukan kecaman karena dengan kekuasaannya mereka bisa melakukan lebih dari itu.
Sayang sampai saat ini belum ada penguasa yang menunjukkan pembelaan secara nyata. Sikap mereka terkesan abu-abu. Kenyataan ini yang membuat rakyat Gaza belum juga bisa merdeka. Karena para penguasa negeri muslim belum bersatu dan menunjukkan keberpihakan secara nyata dengan membantu mengirim pasukan militer ke Gaza.
Semoga Allah secepatnya mengirimkan bantuan untuk Palestina. Semoga Allah membuka hati umat Islam untuk segera bersatu guna membantu perjuangan Palestina. Mereka sudah terlalu lama berjuang sendirian, saatnya kita (umat Islam) menunjukkan pembelaan dan membersamai perjuangan mereka di medan pertempuran. [Hz]
Baca juga:

0 Comments: