Oleh. Noviya Dwi
(Kontributor SSCQmedia.Com)
SSCQmedia.Com—Baru-baru ini marak beredar unggahan postingan akun grup Facebook bernama "Fantasi Sedarah". Bayangkan, keluarga adalah tempat ternyaman untuk seseorang, tetapi justru berubah menjadi tempat terancam dan menyeramkan. Tentunya postingan ini menimbulkan kecaman bagi pembaca berita yang mengutuk hal tersebut.
Titi Eko Rahayu, yakni Sekertaris Kemen PPPA menyatakan bahwa jika ada bukti pelanggaran dalam konten grup Facebook dengan nama "Fantasi Sedarah", proses hukum harus akan ditegakkan demi memberikan efek jera dan upaya dalam melindungi masyarakat terutama melindungi anak-anak dari dampak buruk dari konten grup tersebut.
Polisi diminta oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk mengusut konten dalam grup tersebut yang mengandung unsur eksploitasi seksual dan telah meresahkan masyarakat saat ini. Dalam grup ini juga menimbulkan dampak yang buruk karena tergolong konten yang menyimpang.
Sekertaris Kemen PPPA juga berharap laporan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh Direktorat Tindak Pidana Siber sehingga segera diselidiki terkait pembuat konten, pengelola konten dan anggota yang aktif di dalam grup tersebut.
Keberadaan dan diskusi yang dilakukan antar anggota dalam grup Facebook tersebut, dinilai telah memenuhi tindakan kriminal berupa penyebaran konten seksual yang mengarah pada inses dan dugaan eksploitasi seksual, ujar Titi Eko Wahyudi. (news.republika.co.id/17-05-2025).
Peran Keluarga Sebagai Pelindung
Temuan adanya grup Facebook ini merupakan fakta yang mengerikan. Pesan yang dibawanya menggambarkan hilangnya peran keluarga yang pelindung yang seharusnya kehidupan keluarga penuh dengan cinta kasih dan pendidikan sebagai aplikasi dalam pemenuhan naluri kasih sayang yang berubah menjadi tempat pemenuhan nafsu berahi.
Jika pelampiasan pemenuhan naluri dalam keluarga sudah menimbulkan kesalahan dan kekeliruan yang mengakibatkan rusaknya peran keluarga, lantas di mana lagi tempat bersemayam cinta dan kasih yang murni itu didapatkan?
Fakta menjijikkan tidak lagi bisa diselesaikan hanya d8sengan sanksi hukum, sanksi sosial, bahkan edukasi seminar parenting dan lain sebagainnya. Realita ini muncul akibat cara pandang kehidupan saat ini "memisahkan agama dari kehidupan" dalam sistem kehidupan kapitalisme disebut juga sekuler sekularisme.
Dalam sistem kapitalisme hanya mengedepankan kepuasan materi semata termasuk juga kepuasan fisik. Dalam kitab Nidzamul Ijtima'i karya Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dijelaskan pandangan orang-orang barat yang menganut ideologi kapitalisme dan orang-orang timur yang menganut ideologi komunisme terhadap hubungan pria dan wanita.
Dalam ideologi tersebut hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang bersifat seksual semata bukan pandangan dalam rangka melestarikan jenis manusia. Oleh karena itu, mereka dengan sengaja menciptakan berbagai fakta yang terindra, berbagai pikiran yang mengandung hasrat seksual di hadapan pria dan wanita dalam rangka membangkitkan naluri seksual yang semata-mata mencari kepuasan.
Mereka memahami tiadanya pemuasan naluri ini akan mengakibatkan bahaya pada manusia baik bahaya fisik maupun akalnya. Oleh karena itu, dalam masyarakat kapitalisme akan muncul-muncul konten untuk membangkitkan syahwat baik dalam bentuk tulisan maupun video yang memicu munculnya syahwat. Seperti, ikhtilat atau bercampur baur wanita dan pria tanpa adanya hajat. Hal ini bisa terjadi dalam rumah, tempat rekreasi, di jalan-jalan, kolam renang, dan tempat lainnya yang menjadi gaya hidup mereka.
Aktivitas seperti itu akan menjadi pintu masuk penyebab terbentuknya pemikiran dan fantasi kotor serta merusak “gharizah nau”. Kondisi inilah yang menyebabkan realita-realita menjijikan seperti yang ada dalam grup Facebook "fantasi sedarah". kKeluarga yang seharusnya memberikan kasih sayang murni, justru menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu yang hina.
Islam Menciptakan Keluarga Ideal
Dalam kitab Nidzamul Ijtima'i karya Syekh Taqiyuddin An-Nabani, konsep yang benar dalam keluarga adalah membangun keluarga yang sesuai dengan fitrah manusia dan sesuai dengan aturan Allah. Dalam keluarga sebagai ayah dan ibu memberikan kasih sayang kepada anaknya karena menjaga amanah dari Allah untuk mendidik menjadi anak yang saleh salihah.
Allah berfirman dalam QS At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
Sementara kewajiban seorang anak adalah mencintai dan menyayangi orang tua serta saudara kandung yang berlandaskan keimanan kepada Allah SWT. Kehidupan keluarga dan bermasyarakat yang berlandaskan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup akan menghasilkan hubungan yang baik dan penuh keberkahan di dalamnya.
Dalam keluarga yang taat akan syariat Allah, tidak mungkin ada peristiwa inses karena itu termasuk dalam dosa besar. Keluarga dan masyarakat akan memandang perbuatan itu sebagai perbuatan yang hina, tercela dan menjijikan. Namun, pandangan ini akan bersifat personal jika tidak dijaga atau pun diterapkan oleh suatu negara. Oleh karena itu, peran negara sebagai institusi pelaksana, penjaga dan pelindung yang akan memastikan sistem pergaulan berjalan sesuai syariat Islam dimulai dari dari level masyarakat hingga individu.
Dalam Daulah Khil4fah memastikan tidak akan ada konten, mindset atau pun aktivitas yang memicu munculnya syahwat dengan cara yang salah. Dengan demikian pandangan inses tidak menyebar atau bahkan tidak muncul dan masyarakat hidup dalam kehidupan yang suci dan hidup dalam cinta kasih yang murni sesuai dengan syariat Allah. Wallahua’lam bishawab. [MA]
Baca juga:

0 Comments: