Story
Refleksi atas Kondisi Palestina dan Persatuan Umat
Oleh. Hanif Eka Meiana
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Malam itu kami merasakan kesedihan karena Ramadan sebentar lagi akan pergi. Banyak amal yang belum dilakukan, banyak pahala yang luput untuk diraih, banyak doa yang belum dipanjatkan, banyak harapan yang belum tergapai dan banyak sujud yang belum terlaksana. Sedih saat meninggalkan bulan yang berkah. Namun apa daya upaya telah dilakukan semampu yang kami bisa.
Kesedihan itu tak lantas membuat kami rapuh, waktu akan terus berputar dan perjalanan ini akan sampai pada waktunya. Hari kemenangan pun akan segera tiba, kami menanti detik-detik informasi akankah esok hari raya? Ada harapan bahwa hari raya dapat terlaksana secara bersama-sama dengan mereka yang meyakini hari raya yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun pada faktanya kami yang mengambil rukyatul global tetap harus menunggu informasi akan terlihatnya hilal tepat dini hari tanggal 31 Maret 2025.
Alhamdulillah kami mendapatkan info dini hari bahwa hilal sudah terlihat di beberapa negara. Bersegeralah aku menyampaikan informasi tersebut kepada saudari-saudariku di beberapa grup maupun chat pribadi. Banyak yang bersuka ria menyambut datangnya hari kemenangan. Termasuk aku. Alhamdulillah, lebaran tahun ini saudariku dari Pasuruan datang dan ikut berlebaran bersama bapaknya di Klaten.
Kami sekeluarga mempersiapkan diri untuk berangkat lebih awal. Aku menyiapkan segala sesuatunya agar aku, suami dan anak-anak bisa bersemangat menghadiri salat Idulfitri. Alhamdulillah teman kajian pun bisa ikut hadir walau ia sendiri yang ikut salat Id tanpa keluarganya. Beruntung ada keponakannya yang mau mengantarkannya salat Id. Begitu pula dengan tetanggaku yang juga ikut berangkat bersama dengan kedua putrinya.
Kami berangkat bersama mengendarai sepeda motor masing-masing. Jarak dari rumah kami sampai di lokasi cukup jauh, perjalanan memakan waktu hampir 40 sampai 50 menit. Berlokasi di Lapangan Desa Jelobo, Wonosari, Klaten, telah berkumpul jamaah salat Id dari beberapa daerah sekitar Klaten, Boyolali dan sekitarnya. Mereka yang mengikuti rukyat global berkumpul bersama di lapangan tersebut untuk melaksanakan salat Id.
Momen tersebut menjadi silah ukhuwah bagi kami para pengemban dakwah yang telah lama tidak bertemu atau pun bersilah ukhuwah dengan yang lainnya. Aku dan putriku mengambil shaf baris ke-3 dari depan, sementara putra kecilku bersama kakungnya. Gema takbir berkumandang memberikan kekuatan untuk meningkatkan ukhuwah dan persatuan di antara kaum muslim. Panitia pun mengundurkan salat beberapa menunggu jamaah lain yang sedang dalam perjalanan.
Alhamdulillah kami telah melaksanakan salat Idulfitri bersama. Kini tiba waktunya penyampaian khutbah Idulfitri oleh Ustaz Faiz. Beliau merupakan ulama yang sering tampil dan menyampaikan nasihat kepada kami. Untaian demi untaian khutbah beliau tuturkan memberikan bulir-bulir hikmah, serta seringkali menyadarkan kami akan betapa banyaknya problem hari ini akibat jauhnya umat dari hukum Allah.
Tak terasa air mataku mengalir mendengarkan khutbah tersebut. Mengingat betapa berdosanya aku seringkali melupakan kondisi saudaraku di Palestina. Sedih jika membayangkan kondisi negeri tercinta ini yang dirundung banyak masalah, kezaliman dan kemaksiatan merajalela, sulitnya umat diajak kepada jalan yang lurus serta begitu banyak pemikiran sesat yang diadopsi oleh masyarakat hari ini. Sedih jika membayangkan begitu sedikitnya amal yang telah kulakukan dan andai kemarin adalah Ramadan terakhirku, maka betapa menyesalnya aku karena tidak mampu maksimal dalam beramal dan berdakwah.
Sedih membayangkan bila ajal menjemputku, meninggalkan semuanya sendiri, dan menghadapi takdir di depanku, tanpa teman, tanpa keluarga dan tanpa orang-orang yang dicintai. Betapa lalainya aku dalam salat namun berapa kali Allah Swt. merengkuhku agar aku tetap istikamah bersujud pada-Nya. Betapa Allah sangat sayang padaku saat banyak dosa yang telah dilakukan.
Setelah selesai khutbah tersebut, timbul tekad dalam diriku untuk memaksimalkan upayaku menyampaikan kebenaran dan Islam kepada umat. Berupaya istikamah dan menjaga ketaatan selepas Ramadan. Membuat target-target dan komitmen mengisi hari-hari dengan aktivitas yang bermanfaat. Terus bersuara agar Islam dapat diterima dan diadopsi oleh umat, menyampaikan betapa buruknya pemikiran sesat yang berkembang dan berjuang membela saudara muslim di Palestina yang terjajah.
Semoga Allah Swt. memudahkan langkah kita, mengampuni dosa kita, menerima amal ibadah kita dan mengistikamahkan kita dalam menggapai rida-Nya serta memudahkan kita untuk menjaga ketaatan pada-Nya. Aamiin Allahumma aamiin. [ry].
Baca juga:

0 Comments: