Headlines
Loading...
Pengangguran Merajalela, Islam Solusinya

Pengangguran Merajalela, Islam Solusinya

Oleh. Nur Fitriani
(Kontributor SSCQMedia.Com)


SSCQMedia.Com—Di Indonesia jumlah pengangguran makin merajalela. Dengan naiknya jumlah berdasarkan data dan pusat statistik (BPS), jumlah orang yang belum mendapatkan pekerjaan mencapai 7,82 juta orang per Februari 2025 secara tahunan, bertambah 83,45 ribu dibandingkan Februari 2024 (kumparan.com, 05/05/2025).
   
Tingginya angka pengangguran menunjukkan ketidakseimbangan jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan dengan jumlah tenaga siap kerja setiap tahunnya. Bahkan, banyak sekali orang demi bertahan untuk hidupnya, para sarjana dan diploma itu banyak yang banting setir untuk menjadi pembantu rumah tangga, pengasuh anak, sopir, bahkan office boy, dan lain sebagainya. Mereka terpaksa mengambil pekerjaan itu di tengah minimnya lapangan pekerjaan yang telah disediakan di sektor formal dan badai pemutusan hubungan kerja dalam beberapa tahun terakhir.

Ketersediaan lapangan pekerjaan sangat erat kaitannya dengan sistem ekonomi yang diterapkan oleh sebuah negara. Di negeri, ini sistem kapitalisme begitu menancap kuat, buktinya adalah investasi, kapitalisasi, dan privatisasi, selalu diambil negara sebagai dasar merancang roda ekonomi termasuk menciptakan lapangan pekerjaan. Akibatnya, penyerapan tenaga kerja bertumpu pada kebutuhan pasar industri. Industri pada sistem kapitalisme bertumpu pada profit oriented. Pekerja dipandang sebagai faktor produksi yang biayanya bisa ditekan seminimal mungkin. Sehingga ketika ekonomi global tidak stabil, industri down hingga collapse, gelombang PHK tidak terhindarkan dan pengangguran meningkat. Belum lagi sumber daya alam yang legal dikuasai asing atas nama investasi. Padahal, sesungguhnya itu adalah bentuk privatisasi sumber daya alam yang pastinya akan melemahkan perekonomian rakyat.

Realita inilah yang menyebabkan angka pengangguran semakin tinggi, kapitalisasi pemilik modal di sektor-sektor vital yang menyerap tenaga kerja semakin menguat. Sementara, negara abai dari tugasnya yaitu mengurusi urusan rakyat. Negara kapitalistik hanya bertindak sebagai regulator yang mementingkan korporat.

Agar angka pengangguran turun bahkan sampai pada level tidak adanya pengangguran rakyat membutuhkan negara raa'in (pengurus rakyat). Kehadiran negara raa'in akan mengurus rakyat dan tidak akan berlepas tangan dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya termasuk dalam membuka lapangan kerja untuk rakyatnya. Semua itu dilakukan atas dasar ketaatan negara dalam menjalankan syariat. Rasulullah saw. bersabda “Seorang imam atau kepala negara adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya.” (HR. Bukhari).

Rasulullah sebagai kepala negara Islam di Madinah memberikan contoh teladan langsung bagaimana negara bertanggung jawab menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya. Ketaatan negara raa'in pada syariat dalam mengurus rakyatnya akan membuat negara tersebut menerapkan sistem ekonomi Islam. Lapangan pekerjaan akan terbuka secara luas dalam sistem ekonomi ini. Pasalnya, sistem ekonomi Islam akan membuat negara memiliki berbagai sektor yang bisa menyerap tenaga kerja. Sebab, lapangan pekerjaan akan terbuka menyesuaikan kepentingan Islam dan kebutuhan rakyat, bukan korporat. Apalagi Islam memiliki syariat yang mewajibkan laki-laki untuk mencari nafkah. Tentu saja ketaatan dalam menjalankan  syariat ini membutuhkan pekerjaan. Jadi negara sebagai raa'in bertanggung jawab untuk  menyediakan lapangan pekerjaan.

Sistem ekonomi Islam akan mengembangkan ekonomi sektor riil di bidang pertanian, industri, perdagangan dan jasa. Berkembangnya sektor ini jelas membutuhkan tenaga terdidik dan terampil yang berkaitan dengan bidang tersebut. Sistem ekonomi Islam memiliki regulasi kepemilikan yang khas terkait sumber daya alam dan energi (SDAE). Dalam Islam, SDAE dikelola negara, swasta atau asing hukumnya haram mengelola dan memilikinya. Regulasi ini menjadikan sumber pendapatan negara melimpah sehingga mampu membangun negara tanpa bantuan utang atau investasi. Selain itu, pengelolaan SDAE yang mandiri menjadikan lapangan pekerjaan terbuka secara lebar karena eksplorasi dan eksploitasi SDAE membutuhkan tenaga ahli dan terdidik dalam jumlah besar. Di sinilah lapangan kerja terbuka lebar untuk rakyat. Namun, kehadiran negara raa'in akan terwujud hanya dalam sebuah institusi yaitu Daulah Khilafah.

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: