Oleh. Asma Sulistiawati (Pegiat Literasi)
SSCQMedia.Com—Pada tanggal 21 April 2025, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, menyatakan bahwa Israel tidak akan menerima pendirian Khil4fah di Mediterania dan akan membalas setiap serangan terhadap Israel, baik yang berasal dari Houthis (sebuah organisasi bersenjata di Yaman) maupun dari front perjuangan lainnya (dilansir dari website Arrahmah.id).
Reaksi keras Netanyahu mencerminkan kebencian dan ketakutan mendalam terhadap perjuangan untuk mendirikan kembali negara Khil4fah, yang kini menjadi perhatian internasional.
Selama lebih dari 1.400 tahun, sebuah kekaisaran besar telah menguasai dunia, menjangkau sepertiga dari wilayah dunia dengan hukum yang langsung berasal dari Sang Pencipta, yang memberikan kesejahteraan bagi umat manusia di bawah kepemimpinan yang mulia. Kekhil4fahan Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah; menerapkan hukum syariah, melindungi dan mengurus rakyat dengan rasa keadilan dan kebijaksanaan.
Di bawah kepemimpinannya, tidak ada yang teraniaya, tidak ada berita tentang orang-orang yang menderita miskin, menganggur, atau mengalami penindasan, serta kejahatan lainnya. Hukum syariah diimplementasikan dengan baik, sesuai dengan ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an dan sunah. Hukum rajam bagi pezina dan pemotongan tangan bagi pencuri, semata-mata merupakan bentuk ketaatan kepada Sang Pencipta, sebagai peringatan dan penebusan dosa di akhirat.
Pada waktu itu, umat muslim hidup rukun berdampingan dengan masyarakat lainnya, tanpa adanya diskriminasi etnis atau kelas. Mereka hidup dalam harmoni, tidak saling mencela atau menyakiti. Segala sesuatu diatur oleh aturan Ilahi yang sesuai dengan kodrat dan menenangkan hati. Tidak ada rasa takut dalam menjalankan ibadah, tidak ada kekhawatiran akan kesulitan ekonomi, pendidikan gratis, kesehatan gratis, orang kaya tidak angkuh, dan orang miskin tidak merasa rendah diri; semuanya berjalan sesuai sunnatullah dan ketaatan kepada Allah.
Namun, akhirnya semua itu hancur akibat pengkhianat yang dilaknat oleh Allah yaitu Mustafa Kemal Atatürk, seorang hipokrit yang merupakan agen Inggris yang menyusup ke dalam pemerintahan kekhil4fahan Islam. Di tangannya, sistem Khil4fah dihapus, para khalifah diasingkan, dan wilayahnya dipecah menjadi lebih dari 53 negara.
Sedangkan saat ini, sistem kapitalis mendominasi dunia, menggantikan sistem Khl4fah yang luhur dengan aturan kapitalis yang menyengsarakan. Rasa keadilan, ketenangan, dan perdamaian hidup semakin pudar. Segalanya berubah menjadi keburukan ketika aturan buatan manusia mengatur kehidupan umat. Disparitas sosial semakin jelas, kemiskinan merajalela, penindasan semakin kejam, serta korupsi, riba, pembunuhan, pemerkosaan, dan pengingkaran hak individu kian mencolok.
Sudah seratus tahun umat muslim merasakan tekanan kehidupan, seolah-olah hanya mengejar dunia, kehilangan rasa aman, dan terjebak dalam ketakutan yang tiada habisnya.
Umat muslim di berbagai belahan dunia menjadi kelompok yang teraniaya, berjuang tapa pelindung, dan terpecah oleh sekat-sekat nasionalisme, sehingga mereka kehilangan rasa empati terhadap saudara-saudara seiman. Hasil penerapan sistem kapitalisme yang korup tampaknya menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Umat muslim menjadi sasaran kekuatan super power Amerika dan para sekutunya. Seakan mereka merayakan dan menyaksikan kehancuran negara-negara Muslim satu demi satu. Palestina, Irak, Afghanistan, Suriah, dan banyak negara muslim lainnya telah hancur lebur akibat serangan brutal Amerika dan Israel.
Ketakutan akan kebangkitan kembali sebuah kekaisaran besar, sebuah institusi yang akan menjadi pelindung dan perisai bagi umat Islam di seluruh dunia, telah mendorong mereka untuk melakukan berbagai upaya untuk menggagalkannya. Mereka tidak akan senang jika umat Islam bangkit kembali dan menjadi pemimpin dunia seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Mereka melupakan kenyataan bahwa tidak ada yang bisa mencegah terbitnya fajar pagi, betapa pun kuatnya rencana mereka untuk melawan kaum Muslim. Ingatlah, rencana Allah jauh lebih kuat. Sebagaimana Allah firmankan dalam surah Ali Imran ayat 54, "Mereka (orang-orang kafir) merencanakan tipu daya, dan Allah pun membalas tipu daya mereka. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya. "
Janji Allah dan Rasul-Nya tidak akan pernah ingkar bahwa kembalinya Khil4fah yang sesuai dengan manhaj Kenabian adalah sesuatu yang pasti. Cepat atau lambat, hal itu pasti akan terjadi.
“Di antara kalian ada masa kenabian, dan dengan izin Allah masih ada. Kemudian, Dia akan mengangkatnya jika Dia menghendaki. Selanjutnya, akan ada Khil4fah yang mengikuti metodologi kenabian. Itu ada, dan dengan izin Allah, ia akan tetap ada. Kemudian akan ada kekuasaan yang bersifat diktatorial (kerajaan) yang membawa kesengsaraan; itu juga ada, dan dengan izin Allah, ia akan tetap ada. Lalu akan ada Khil4fah yang mengikuti manhaj kenabian.” Kemudian beliau pun diam. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Bazar).
Bahkan orang-orang kafir pun yakin akan kembalinya Khil4fah Islamiyah. Hal ini terbukti dari segala usaha mereka untuk menghalangi setiap dakwah Islam. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus berjuang keras untuk mengembalikan kejayaan Islam di bawah naungan Khil4fah Islamiyah.
Wallahu'alam. [MA]
Baca juga:

0 Comments: