Headlines
Loading...
Keracunan MBG: Simbol Kegagalan Kapitalisme dan Kebutuhan akan Khilafah

Keracunan MBG: Simbol Kegagalan Kapitalisme dan Kebutuhan akan Khilafah

Oleh. Indri Wulan Pertiwi
(Aktivis Muslimah Semarang)


SSCQMedia.Com—Insiden keracunan yang melibatkan ratusan siswa sejak Januari 2025 akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG), bukan hanya sekadar peristiwa biasa melainkan sebuah tragedi. Kejadian ini  mengungkap kegagalan sistemik kapitalisme dalam menjamin keselamatan publik, khususnya bagi generasi muda. 

Prioritas profit di atas keselamatan manusia,  seperti yang terlihat dalam kasus ini,  menunjukkan betapa rapuhnya jaminan keselamatan di bawah sistem tersebut. Meskipun OJK berencana memberikan perlindungan asuransi melalui AAUI dan AAJI (finansial.bisnis.com/11/5/2025), langkah ini lebih tampak sebagai upaya damage control daripada solusi preventif yang komprehensif.

Bukannya memperbaiki sistem yang bermasalah, negara malah menutupi dampak negatifnya dengan asuransi sebuah bentuk komersialisasi risiko yang mengkhawatirkan. Dengan menyerahkan tanggung jawab keselamatan anak-anak kepada mekanisme pasar, negara menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap perlindungan warga.

Kebebasan pasar tanpa pengawasan yang ketat, ciri khas sistem kapitalis, memungkinkan beredarnya produk berbahaya seperti yang terungkap dalam kasus MBG.  Ketidakpedulian terhadap standar keamanan dan kualitas produk demi mengejar keuntungan merupakan konsekuensi logis dari sistem kapitalis yang tidak terkendali.


Meski demikian, kegagalan dalam menjamin keamanan pangan yang terlihat jelas dalam kasus MBG, bukanlah satu-satunya kelemahan sistem kapitalis, juga ditandai oleh minimnya lapangan kerja dan kesenjangan ekonomi yang terus melebar dan yang lebih memprihatinkan.

 Tanggapan pemerintah berupa rencana asuransi sebagaimana yang disampaikan OJK, menunjukkan keengganan negara untuk bertanggung jawab secara proaktif dalam mencegah masalah ini. 

Kegagalan sistem kapitalis dalam menjamin keselamatan rakyat ini, justru menggarisbawahi perlunya sebuah sistem alternatif yang lebih komprehensif dan berkelanjutan, seperti sistem Khilafah Islamiah yang berbeda dengan sistem kapitalis yang mengedepankan profit semata, sebaliknya Khilafah memprioritaskan  kemaslahatan umat.

 Dalam Islam, negara berperan sebagai pengurus rakyat, sehingga bertanggung jawab penuh untuk melindungi dan menyejahterakan seluruh warganya. Ini bukan sekadar slogan, sebagaimana yang ada  kapitalisme, tetapi prinsip kokoh yang tertanam dalam ajaran Islam. 

Selain itu, negara dalam sistem Khilafah bukan sekadar entitas politik yang berkuasa, melainkan pelayan rakyat yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dan keamanan mereka di segala aspek kehidupan, mulai dari keamanan, keadilan, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi.  Konsep ini sangat kontras dengan sistem kapitalisme sekuler yang  memisahkan agama dan negara, sehingga menempatkan negara sebagai entitas yang terpisah dari moralitas dan tanggung jawab sosial.

Dalam menjamin keamanan pangan, Khilafah menerapkan sistem yang memastikan kualitas dan keamanan makanan dari hulu hingga hilir, dengan pengawasan ketat di setiap tahap produksi, pengolahan, dan distribusi.  Tanggung jawab tidak lagi diserahkan kepada mekanisme pasar yang rawan manipulasi.

Keberadaan Baitulmal, atau kas dalam negara dalam Khilafah juga akan  mendukung program kesejahteraan seperti MBG melalui pendanaan dari sumber syar’i. Hal  Ini menjamin keberlanjutan program tanpa ketergantungan pada mekanisme pasar yang fluktuatif dan rawan korupsi.


Khilafah juga menerapkan prinsip pemanfaatan sumber daya alam yang optimal dan berkelanjutan. Dengan fokus pada pengembangan sektor pertanian dan industri pangan yang efisien,  Khilafah menjamin ketersediaan pangan yang cukup dan berkualitas.  Pendekatan ini menciptakan lapangan kerja yang luas melalui pembangunan sektor produktif yang berorientasi pada kemaslahatan umum,  mengatasi masalah ketidakseimbangan pasokan pangan dan pengangguran, menciptakan kondisi di mana seluruh rakyatnya mampu memenuhi kebutuhan gizi mereka dengan baik. 

Upaya-upaya ini akan menjadi bagian integral dari pembangunan ekonomi dan kesejahteraan umum yang dijalankan oleh Khilafah, sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakatnya.

Dengan demikian, keracunan massal dalam program MBG, bukanlah peristiwa biasa. Namun, menjadi  bukti nyata kegagalan sistem yang mengutamakan profit di atas keselamatan rakyat.  Asuransi hanyalah solusi tambal sulam, tidak mengatasi akar masalah.  Dan Khilafah, sistem pemerintahan berbasis syariat Islam, menawarkan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.  Dengan  memprioritaskan pencegahan, bukan sekadar pengobatan, melalui tanggung jawab penuh  negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Wallahu a'lam bisshawab. [US]

Baca juga:

0 Comments: