Headlines
Loading...
Zionis menggila, Anak-anak Palestina Menderita

Zionis menggila, Anak-anak Palestina Menderita

Oleh. Hana Salsabila A.R
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Palestina masih menderita. Bahkan di kala umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya dan Syawal dengan suka cita, apa yang terjadi di Palestina justru sebaliknya. Darah kembali tertumpah, korban semakin banyak. Kebiadaban yang dilakukan Zionis Israel kian hari kian tidak manusiawi.

Berdasarkan catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sedikitnya 100 anak telah terbunuh atau terluka setiap hari di Gaza sejak serangan dimulai kembali pada 18 Maret. Hal tersebut terus berkelanjutan sejak Amerika Serikat menggarisbawahi dukungan bagi Israel. (Erakini.id, 5 April 2025)

Ini bukanlah peperangan, tetapi genosida. Justru korban warga sipil lebih banyak, termasuk di dalamnya anak-anak. Maka di mana UNICEF? bukankah mereka adalah organisasi yang melindungi hak anak-anak di bawah naungan PBB? Apa dosa anak-anak Palestina sampai harus ada yang merenggang nyawa bahkan tewas dengan cara mengenaskan tanpa kepala? Jika memang dunia ini adil, mengapa tidak ada harapan atau bahkan keadilan untuk anak-anak di Palestina?

Tak pernah ada satu lembaga maupun pemerintahan dunia yang benar-benar berkontribusi untuk pembebasan Palestina. Pun kalau ada, hanya sentilan kecil berupa kecaman dan aksi demo saja. Apakah itu akan menghentikan sikap penjajahan Zionis? Sama sekali tidak! Justru semakin beringas! Bagaimana mungkin penjajahan hanya mampu diselesaikan tanpa adanya perlawanan?

Ketidakmampuan negara lain atau bahkan negara tetangga menolong Palestina adalah bukti kegagalan yang tersistematis. Pemimpin negeri-negeri dunia yang berada di bawah kendali kaki barat yang mana selama ini pro terhadap Zionis, bahkan mendanai tindak kebiadaban mereka. HAM hanya menjadi obat penenang atas kebiadaban yang mereka perbuat. Dan sekat antar negara, nasionalisme telah membutakan kesadaran akan ikatan bahwa Palestina bukan hanya butuh empati kemanusiaan, tapi juga persaudaraan seiman.

Ikatan persaudaraan seiman telah lama hilang semenjak keruntuhan Daulah Utsmaniyah pada 1924 silam. Sejak itu pula negara-negara yang awalnya bersatu di bawah kesatuan "Khilafah" terpecah hingga memudahkan tindak penjajahan sebagaimana yang terjadi di Palestina sekarang. Maka solusi konkret adalah dengan mengembalikan kesatuan itu, Khilafah. Yang kelak akan menyatukan seluruh muslim di dunia dan menggerakkan bantuan militer untuk membebaskan Palestina. Mengembalikan senyum dan mimpi anak-anak Palestina, tak hanya untuk Palestina, tapi seluruh dunia. Karena Khilafah adalah ajaran Islam dan Islam adalah rahmatan lil 'alamin. []

Baca juga:

0 Comments: