OPINI
Rakyat Mengeluh, Ketahanan Negara Rapuh?
Oleh. Rita Razis
SSCQMedia.Com- Perkembangan teknologi yang semakin canggih merubah cara untuk memenuhi kebutuhan. Di mana banyak alat-alat rumah tangga dan produksi yang ditawarkan. Seperti alat memasak, pemotong, pembersih dan masih banyak lagi. Hal ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengusaha terutama bagian produksi. Sebab alat-alat tersebut memberi mereka kemudahan, efisien waktu dan hasil produksinya pun banyak. Maka tidak heran jika sekarang banyak dibangun pabrik baik tekstil atau makanan. Akan tetapi, tidak semua kemudahan dan pabrik yang ada memberi dampak positif bagi masyarakat.
Seperti yang terjadi di daerah Kebonbimo, Kecamatan/Kabupaten Boyolali. Banyak warga Desa tersebut mengeluh karena ada bau yang tidak sedap berasal dari rumah pemotongan ayam (RPA) CV. Wahana Berkah Sejahtera (WBS). Menurut salah satu warga, Jumari Hasto Nugroho menyampaikan, "Selama berdirinya RPA ini, dampak dari bau limbah itu sampai radius sekitar 1,5 kilometer. Bau akan tercium sekitar pukul 00.00 WIB hingga pagi hari sekitar pukul 08.00 atau 09.00 WIB."
Selain itu, warga juga mengeluhkan kegiatan pengeboran sumur di RPA tersebut yang diduga bisa mengganggu kelestarian sumber daya air yang berada di Umbul Tlatar. Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Suraji, menyampaikan pihaknya telah melakukan pembinaan intensif ke RPA WBS sejak dua bulan yang lalu. Ia juga menilai pengelolaan limbah belum optimal dan masih ada bau.
Sedangkan dari pihak General Affair CV. Wahana Berkah Sejahtera (WBS), Widiantoro, mengakui sejak RPA pada tahun 2022. Perusahaan memilih konsultan IPAL sebelum berdiri tetapi dinilai gagal sampai ganti konsultan yang ketiga baru bau dan sebagainya sudah teratasi meski belum maksimal. Kemudian Widiantoro juga menyampaikan jika belum semua sumur bor memiliki izin (espos.id, 19 Desember 2024).
Dampak yang Terjadi
Pembangunan pabrik di daerah pasti memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif seperti membuka lapangan pekerjaan, pengurangan pengangguran, peningkatan ekonomi, pemenuhan kebutuhan dan peluang usaha baru. Sedangkan dampak negatifnya pencemaran lingkungan, berkurangnya habitat makhluk hidup dan SDA, perubahan gaya hidup dan masalah sosial.
Sayangnya, banyak perusahaan yang abai dengan dampak negatif yang dialami masyarakat sekitar pabriknya. Meski sudah banyak warga yang mengadu dan mengeluh. Akan tetapi respon mereka lambat. Sehingga warga hanya mendapat janji-janji manis yang tidak pasti kapan terealisasinya. Tidak hanya itu, akibat pembangunan pabrik yang tidak dirancang dengan baik bisa mengganggu SDA di sekitarnya, seperti kelestarian air, tanah, udara dan sebagainya.
Kondisi ini semakin parah dengan adanya program dari pemerintah daerah yaitu Boyolali pro investasi. Sehingga banyak pembangunan pabrik, taman, patung dan lain-lain yang ada di daerah sesuai kepentingan para investor. Akibatnya lahan-lahan yang semula bisa digunakan secara umum dan bebas sekarang menjadi terbatas. Bahkan banyak masyarakat yang kehilangan tempat untuk mencari mata pencaharian karena lahannya dipindah oleh pemerintah daerah di tempat yang lebih jauh, tidak strategis dan biaya sewanya mahal.
Sungguh miris hidup dalam sistem sekarang. Sistem kapitalis liberal yang mensejahterakan segelintir orang yang beruang. Sistem yang memberi tempat para investor untuk menguasai dan melancarkan kepentingannya. Sedangkan nasib rakyat jelata hanya bisa merasakan dampak negatifnya saja. Kemudian pemerintah pun juga tidak bisa berbuat banyak dan hanya berfungsi sebagai regulator. Sebab mereka juga mendapatkan bagian dan keuntungan dari para investor. Inilah kekuatan materi dalam sistem kapitalis, dia bisa mengubah dan mengatur segalanya. Tanpa memedulikan nasib orang lain.
Aturan Islam Menjaga Semua Lapisan
Berbeda jika menerapkan sistem Islam. Sistem yang mendatangkan rahmat dan memiliki aturan yang menyeluruh untuk kehidupan di dunia. Sehingga tidak ada rakyat yang dirugikan atau dimanfaatkan satu sama lain. Yang ada hanyalah hidup sesuai aturan Islam dan mengharapkan rida Allah Swt.
Begitu pula, dalam melakukan pembangunan di tingkat daerah ataupun negara. Semua akan dirancang dengan sebaik-baiknya agar tidak menganggu dan merugikan rakyat serta alam sekitar. Sehingga semua rakyat berkewajiban untuk menjaga keseimbangan alam. Kemudian negara tidak akan mudah menerima investor dan mengubah lahan yang bisa merugikan rakyat. Sebab nasib dan kesejahteraan rakyat menjadi prioritas negara.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt
اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ ٥٦
Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A'raf Ayat 56).
Dari ayat di atas jelas, jika setiap manusia diperintahkan untuk menjaga dan melestarikan bumi. Bahkan dilarang melakukan kerusakan apalagi menguasai alam. Inilah adilnya sistem Islam mengelola alam sesuai kebutuhan bukan kepentingan. Sebab SDA adalah milik rakyat/orang banyak tidak boleh dikuasi oleh pihak individual atau negara.
Dengan demikian, kesejahteraan rakyat dan kelestarian alam akan terjaga dalam sistem Islam. Semua akan diatur sesuai aturan Islam, karena ketika sistem ini diterapkan hanya rida Allahlah yang diharapkan. Tidak ada yang berani untuk melanggar karena setiap rakyat akan selalu terjaga ketaatannya. Wallahualam bissawab. [Hz]
Baca juga:

0 Comments: