surat pembaca
Pornografi Marak, Dampak Arus Sekularisme
Oleh. Zahrah Luthfiyah
SSCQmedia.Com- Polri telah menangkap sebanyak 58 tersangka dalam kurun waktu tujuh bulan, terkait kasus tindak pidana pornografi anak. "Telah melakukan pengungkapan kasus pornografi online anak yang dimulai dari Mei sampai November 2024 yaitu sebanyak 47 kasus dengan 58 tersangka," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Siber (Wadir Tipidsiber) Bareskrim Polri Kombes Dani Kustoni di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (Liputan6,13/11/2024).
Di zaman yang serba canggih dan modern ini, semua orang dengan mudahnya mengakses informasi secara luas. Sebagai generasi yang paham penggunaan teknologi yang benar pastilah akan memanfaatkannya dengan baik. Namun, sebagian generasi lainnya terkadang menyalahgunakan teknologi sesuai dengan hawa nafsunya, sehingga butuh pengawasan dari orang tua. Hal ini tidak lain dampak dari arus sekularisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Karena tidak adanya pendidikan agama Islam yang diajarkan kepada anak-anak, mereka melampiaskan hawa nafsunya kepada hal-hal yang dilarang oleh agama.
Sistem kapitalisme sekuler hanya memprioritaskan generasi pada aspek akademik dan kemanfaatan saja, sehingga mereka abai pada penerapan ilmu yang didapatkan di sekolah. Akibatnya, generasi yang seharusnya menjadi agen perubahan malah rusak akibat sistem dan arus digitalisasi. Maka sudah seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah untuk memberantas konten-konten merusak.
Namun, sekarang justru konten merusak ini menjadi ladang cuan. Sehingga, banyak generasi berlomba-lomba mengikuti apa yang distandarkan oleh sosial media. Akibatnya, banyak generasi yang terkena penyakit mental. Ini merupakan penjajahan dari segi pemikiran yang disebarluaskan Barat untuk merusak generasi muslim hari ini.
Berbeda dengan sistem Islam yang mengatur dan menjaga generasi setiap muslim, baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, hingga negara.
Pertama, dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan penuh dalam mendidik anak-anaknya. Pendidikan tidak hanya dibebankan pada ibu. Semua orang termasuk ayah bisa membantu mendidik. Sehingga, anak mendapatkan perhatian penuh dan tidak mencari kesenangan di luar.
Kedua, dalam lingkungan masyarakat, masyarakat berperan untuk mengontrol setiap aktivitas di sekitarnya. Masyarakat akan mengingatkan jika ada pelanggaran syariat, sehingga terciptalah lingkungan yang islami.
Ketiga, dalam negara, seorang khalifah akan memberantas setiap kemaksiatan dengan menerapkan sanksi secara tegas. Sehingga, tidak ada yang berani melanggar. Islam mengadili dengan seadil-adilnya. Berbeda dengan sistem kapitalisme yang sering berbuat zalim kepada orang yang tidak memiliki kuasa. Sehingga, sering terjadi kerusakan yang tidak dapat terselesaikan.
Sudah seharusnya umat beralih ke sistem Islam yang sangat adil. Sebagaimana kepemimpinan yang telah dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad saw. dan para sahabat. Khalifah akan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya umat Islam yang sejahtera di bawah naungan Khilafah, tetapi nonmuslim juga.
Wallahualam bissawab. [Ni]
Baca juga:

0 Comments: