Headlines
Loading...
Oleh. Hana Salsabila A.R

SSCQMedia.Com- "Sehat itu mahal". Begitu kata pepatah. Sehat adalah salah satu nikmat yang wajib selalu kita syukuri. Kesehatan yang seharusnya menjadi hak setiap orang yang dijamin oleh negara. Namun, faktanya tidak semua bisa mendapatkan hak untuk sehat dari negara. Hal ini pernah disindir di goodstats.id (6/6/2024), yakni hampir 80% masyarakat desa masih menjalani pengobatan sendiri akibat ketidakmerataan fasilitas kesehatan. Tak cukup sampai di situ, jumlah tenaga medis pun di beberapa wilayah masih belum memadai. Seperti yang terjadi di Kalimantan tengah yang dikutip oleh Tirto.id (1/10/2024), dengan penduduk Kalimantan Tengah berjumlah sekitar 2,7 juta jiwa, sehingga memerlukan 2.700 dokter. Namun saat ini, jumlah dokter hanya ada 800 orang, sehingga masih memerlukan sekitar 1.900 dokter lagi untuk mencapai ideal.

Meneliti data di atas, bisa kita simpulkan bahwa isu kesehatan masih menjadi isu penting bagi masyarakat. Mulai dari ketidakmerataan fasilitas hingga kurangnya tenaga medis. Pertanyaannya, apakah yang  melandasi problem itu semua? 

Lagi-lagi sistem kapitalisme. Fasilitas yang tidak merata akibat dari defisit anggaran negara yang jomplang. Selain itu minimnya kebutuhan tenaga medis karena memang biaya pendidikan untuk melahirkan tenaga medis ini terbilang sangat tinggi. Alhasil, hanya segelintir orang yang mampu dan berhasil di dalamnya. Belum lagi negara ini terkenal dengan anggarannya yang banyak dicuci. Rakyat pun jadi korban lagi.

Sistem kapitalisme menyimpangkan peran negara yang seharusnya menjadi ra'ain, pelindung sekaligus periayah bagi rakyat. Padahal kesehatan merupakan salah satu hak paten bagi masyarakat di mana seharusnya negara menjamin pemerataan hak bagi masyarakat. Tidak seperti sekarang, jangankan untuk berobat, sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja mahal. 

Sementara Islam kebalikan dari kapitalisme ini. Masyarakat menjadi prioritas negara, di mana setiap kebutuhan pokoknya wajib dijaga, termasuk kesehatan. Hal ini telah dibuktikan pada masa daulah Islam dahulu, Rumah Sakit banyak berdiri dan pelayanan untuk warga negaranya tidak dipungut biaya/gratis. Bukan seperti sekarang, di mana warga yang sakit, harus memiliki uang jika ingin sehat, karena kesehatan begitu mahal, bahkan hanya untuk sebungkus obat. Wallahualam. [Ay]

Baca juga:

0 Comments: