Opini
Oleh. Ratty S. Leman
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS Al Imran: 110)
Kita umat Islam adalah umat terbaik. Sebagai umat yang terbaik seharusnya kondisinya juga terbaik. Namun, mengapa faktanya umat terbaik itu kini terpuruk? Di Palestina mereka mengalami genosida dan di belahan bumi yang lain masih dijajah dan tertindas seperti di Uygur, Kashmir, Burma, dan lainnya. Di negeri yang terlihat damai seperti Indonesia, umatnya pun miskin, bodoh, dan tertindas.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa pendudukan Israel melakukan enam pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, dan rumah sakit menerima 63 korban jiwa dan 94 orang luka-luka akibat pembantaian tersebut. Laporan tersebut mendokumentasikan peningkatan jumlah korban agresi Israel menjadi 32.845 orang yang mati syahid dan 75.392 orang terluka sejak tanggal 7 Oktober lalu. (suaraislam.id, 03/04/2024)
Bersatu untuk Palestina
Persoalan Palestina adalah persoalan kita semua umat Islam di seluruh dunia. Tidak bisa kita biarkan mereka menyelesaikannya sendiri. Harus ada kerjasama, persatuan dan kesatuan, kordinasi seluruh umat manusia sedunia. Bagaimana tidak? Musuh saja bersatu padu, berjemaah, terorganisasi, dan sistematik dalam menjajah. Artinya, untuk meraih kemerdekaan bangsa Palestina khususnya dan dunia Islam secara umum, mau tidak mau umat Islam di seluruh dunia harus bersatu padu, berjemaah, terorganisir rapi, dan sistematik dalam langkah perjuangannya.
"Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir" adalah sebuah maqolah dari Ali bin Abu Thalib ra. Maklumat ini bisa diinterpretasikan sebagai bahwa kejahatan yang terorganisir lebih kuat daripada kebaikan yang tidak terorganisir.
Saat ini kita masih belum menemukan titik terang penyelesaian masalah Palestina. Islam sudah memberikan solusinya. Tapi musuh tidak mau dan orang Islam sendiri belum paham solusi tuntasnya. Musuh menginginkan penyelesaian dengan caranya sendiri. Kita umat Islam punya solusi yang sebenarnya sangat baik untuk seluruh umat manusia.
Persatuan umat dibawah satu kepemimpinan (khalifah) adalah solusinya. Dengan adanya khalifah yang memimpin kekhilafahan maka jihad bisa dilakukan. Saat ini umat Islam dipecah-pecah oleh penjajah dengan negara bangsa. Umat Islam tidak boleh bersatu. Namun musuh-musuh justru bersatu dengan pimpinan khalifah dari Amerika Serikat yang bersekutu dengan zionis Yahudi beserta negara-negara pendukung lainnya.
Negara penjajah bebas seenaknya sendiri kepada negara jajahannya (Islam). Umat Islam belum sadar dan bangkit dari penjajahan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dakwah lewat pendidikan atau pemikiran. Didik pemikiran umat dengan pemikiran yang berasal dari aqidah Islam. Jauhkan umat dari cara berpikir di luar Islam. Saat ini masih banyak umat Islam yang cara berpikirnya tidak Islami. Cara berpikir mereka teracuni oleh cara berpikir asing yakni kapitalisme dan sekulerisme, bahkan sosialisme dan komunisme. Maka tugas kita yang sudah mengetahui untuk memberitahu dan mengajak umat untuk menggunakan cara berpikir Islami.
Setelah banyak individu-individu yang berpikir dan berperasaan islami maka mereka pasti ingin mengajak masyarakat di sekitarnya juga berpikir dan berperasaan islami. Nah, di sini kita mulai berinteraksi dengan masyarakat. Ada yang menerima dakwah dengan baik, ada yang tidak mau menerima dakwah bahkan ada yang memusuhi. Hal ini adalah sunatullah di dalam perjuangan di jalan dakwah. Tidak usah sedih dan takut, hadapi semua dengan lapang dada dan selalu berserah diri hasilnya kepada Allah.
Untuk memahamkan masalah Palestina ke masyarakat akan banyak tanggapannya. Ada yang bersemangat untuk ikut berjuang dengan pemikiran, waktu, tenaga, dana, dan lain sebagainya. Ada yang siap dengan doa, donasi, dan boikot produk zionis. Namun ada juga yang masa bodoh dan tak perduli. Tidak berdoa, tidak donasi, tidak boikot tetapi malah membela penjajah. Kata mereka, "Ini bukan urusan negara kita, ini urusan negara lain. Tak usah ikut-ikutan sok berjuang dan membantu."
Bahkan, masyarakat terpecah pendapatnya karena adanya segelintir oknum yang mengatasnamakan dirinya ustaz tetapi justru bersikap menyalahkan saudara-saudara kita di Palestina. Mereka menyalahkan tentara Al Qasam yang menyerang pertahanan zionis Yahudi.
Perang di Palestina ini tidak dimulai sejak 7 Oktober 2023. Perang ini sudah terjadi jauh sebelumnya yakni setelah Deklarasi Balfour. Deklarasi Balfour adalah pernyataan publik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1917 selama Perang Dunia I, yang mengumumkan dukungannya terhadap pendirian "rumah nasional bagi bangsa Yahudi" di Palestina yang saat itu merupakan wilayah Utsmaniyah dengan populasi Yahudi minoritas.
Perang ini sudah berlangsung sejak lama sekali. Beritanya timbul dan tenggelam seiring dengan kesibukan masing-masing negeri Islam dengan urusan dalam negri mereka sendiri. Sikap individualisme telah menggerogoti umat Islam dan para pemimpinnya. Saat ini saatnya kita bangkit kembali. Jangan sampai penjajahan dan genosida di Palestina ini terus berlangsung tanpa kita tak punya peran apa-apa.
Kita adalah saksi sejarah dan pelaku sejarah yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah atas peristiwa genosida di Gaza Palestina. Sudah siapkah mengumpulkan hujjah dan amal apa saja yang sudah kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Palestina saat ini? [My]
Bogor, 23 Agustus 2024
Baca juga:

0 Comments: