Challenge Motivasi
Oleh. Dewi Khoirul
Allah Swt. berfirman yang artinya,"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal. " (TQS. Ali-Imron : 7).
Manusia telah diciptakan oleh Allah Swt. lengkap dengan akal pikiran, hal itu menunjukkan bahwa Allah maha besar, maha mencipta dan maha mengatur kepada hamba-Nya. Dengan begitu manusia bisa bertahan hidup tinggal di bumi Allah ini. Dengan bekal akal manusia mampu mengembangkan kehidupannya dari masa ke masa, dan terbukti mengalami peningkatan.
Dari kehidupan mereka yang dulunya hanya memanfaatkan apa-apa yang ada di alam raya, semisal batu, pepohonan tanpa diolah, sementara hari ini mereka telah menguasai sain dan teknologi yang luar biasa. Sehingga memudahkan manusia dalam menjalani aktifitas sehari-hari, karena berbagai fasilitasnya telah terpenuhi.
Berbicara tentang akal yang telah dikaruniakan Allah kepada manusia, sungguh telah banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang orang-orang yang mau berpikir. Dan seseorang akan bisa menemukan kelezatan imannya jika mau mandiri dalam berpikir.
Ya, dia harus mandiri mulai sejak awal, berfikir menemukan siapa penciptanya, mengkaji ayat-ayat-Nya dan terus berusaha merenungkan, sampai akhirnya meyakini bahwa Allah Swt. adalah Tuhan yang berhak disembah dan diibadahi yang bersifat azali dan wajibul wujud.
Selanjutnya meyakini Al-Qur'an sebagai kitab suci kita. Sebagaimana ayat dalam Al-Qur'an surat Ali-Imron ayat tujuh di atas, bahwa hendaknya kita beriman kepada Al-Qur'an yang berasal dari sisi-Nya. Keyakinan yang demikian tidak akan didapat jika kita tidak menggunakan akal pikiran kita secara mandiri bukan tergantung pada pemikiran orang lain.
Dengan berpikir secara mandiri manusia tidak akan mudah terjerumus dalam kesesatan, dan tidak mudah tergoda dengan berbagai tipu daya dunia yang semakin hari semakin menggila.
Ketika berpikir telah menjadi bagian dari hidupnya, maka ketika menemui persoalan, dia akan segera mohon Perlindungan kepada Allah sang penguasa manusia dan memohon penyelesaian dari permasalahan yang tengah ia hadapi, sehingga ia tak akan mudah percaya begitu saja pada siapapun tanpa bukti yang nyata bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman.
Begitu kuatnya orang yang mandiri dalam sehingga berfikir takkan mudah terbujuk tipu daya yang menyesatkan. Wallahualam bissawab. [ry].
Baca juga:

0 Comments: