#opini
Generasi Muda Terancam, Akankah Negara Mengabaikan?
Opini
Oleh. Waviza
Mahasiswa jurusan FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) ilmu komputer angkatan 2021 di salah satu kampus ternama Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) diduga melakukan bunuh diri di indikosnya. Andi Sandi sekretaris UGM juga membenarkan hal tersebut, beliau menyatakan bahwa upaya telah dilakukan UGM untuk meminimalisir peristiwa bunuh diri pada mahasiswa. Dan diketahui, mahasiswa tersebut tidak pernah melakukan screening kesehatan mental (kumparannews.com, 13-8-24).
Kasus bunuh diri bukan kali ini saja, melainkan sudah kesekian kali. Hal ini menunjukkan upaya yang dilakukan tidak menyelesaikan. Fakta ini mendeskripsikan kompleksnya suatu persoalan yang tengah dihadapi oleh mahasiswa khususnya. Tak terlepas pula dari campur tangan sebuah negara. Sebab negaralah yang bertanggung jawab terhadap permasalahan ini. Terutama pada sistem pendidikan yang diterapkan.
Saat ini sistem pendidikan yang diterapkan telah gagal melahirkan generasi muda sebagai agen perubahan dan penerus serta pembangun peradaban. Sistem yang didasari asas keuntungan semata telah merusak generasi dengan hanya berorientasi pada materi saja. Mereka sengaja disiapkan melalui sistem pendidikan ini untuk menjalankan tugas-tugas yang berbau bisnis saja.
Tanpa memikirkan bahwa setelah kehidupan dunia ini ada kehidupan selanjutnya yang kekal selamanya. Alhasil, segala daya upaya dijalankan tak peduli dibenarkan atau tidak karena yang terpenting adalah keuntungan individu semata. Sehingga, mahasiswa dijauhkan dari tugas utamanya sebagai agen perubahan peradaban dan berakibat pada gangguan mental mereka dan berujung bunuh diri.
Maka, dari sini dapat ditarik kesimpulan pentingnya peran sebuah negara dalam mewujudkan generasi muda penerus peradaban. Ketika terjadi kesalahan dalam implementasinya, ini akan berakibat fatal dan dapat menjadi problem yang serius untuk diselesaikan. Bukan hanya sekedar penyelesaian diawal, namun diharapkan mampu menuntaskan kasus yang terjadi berulang.
Sebab, negara adalah pelindung juga pelayan bagi umat dalam menciptakan kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat terutama dalam menyiapkan generasi agen perubahan. Sehingga, perlu solusi yang dapat menyelesaikan secara total. Bukan untuk menuntaskan sebagian, melainkan keseluruhan.
Islam solusinya. Ketika pendidikan diterapkan dengan sistem yang berbasis akidah Islam. Hal ini akan menciptakan suasana serta sistem pendidikan yang kuat. Ditambah dukungan sistem lainnya yang dapat menjadi pendukung pendidikan yang tentunya sesuai dengan syariat Islam.
Sehingga tercipta lingkungan hidup yang senantiasa mewujudkan serta menguatkan kepribadian Islam. Alhasil, melahirkan generasi gemilang yang tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga non-akademik. Mereka akan siap menjadi agen perubahan peradaban Islam yang cemerlang. Wallahualam bissawab! [ry].
Baca juga:

0 Comments: