Headlines
Loading...
Pemuda Mabuk Kecubung, Buah Liberalisasi Perilaku

Pemuda Mabuk Kecubung, Buah Liberalisasi Perilaku

Oleh. Endang Mulyaningsih

Perilaku pemuda hari ini makin tak karuan. Beberapa waktu belakangan, kita dikejutkan dengan fenomena mabuk kecubung. Aksi nyeleneh ini membuat pelakunya sampai meninggal dunia.

Diberitakan bahwa dua orang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) tewas setelah mengonsumsi kecubung yang dioplos dengan alkohol dan obat-obatan. Meskipun sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambeng Lihum, nyawa keduanya tak tertolong. RSJ yang terdapat di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ini telah menerima 44 orang pasien peristiwa kecubung maut. Dari total 44 pasien, 7 diantaranya menjalani rawat jalan. (regional.kompas.com, 10/7/2024)

Kecubung Berbahaya? 

Kecubung mengandung atropin, hyoscyamine, dan skopolamin yang memiliki efek anestesi, relaksasi, dan juga halusinasi. Bahan kimia ini dapat bermanfaat untuk pengobatan asalkan dengan takaran yang tepat. Namun, zat-zat tersebut juga bisa menyebabkan kecanduan, bahkan kematian. 

DBT & Mental Health Services melaporkan bahwa hyoscyamine adalah zat yang digunakan untuk pengobatan maag, sindrom iritasi usus besar, pankreatitis, serta masalah perut lainnya. Hyoscyamine dapat membuat mengantuk, menyebabkan sakit kepala, atau mengaburkan penglihatan. Adapun atropin adalah obat untuk penyakit pencernaan, penyakit parkinson, dan masalah jantung. Efek sampingnya adalah sakit kepala, mual, kesulitan buang air kecil, dan demam. Sementara itu, skopolamin, dalam bentuk koyo resep, digunakan untuk membantu mengatasi mabuk perjalanan. Efek samping skopolamin bisa menimbulkan rasa kantuk, penglihatan kabur, dan kebingungan. (tirto.id, 11/7/2024) 

Ketiga kandungan zat kimia tersebut bila dipakai secara terpisah dan dengan dosis yang tepat, sebenarnya relatif aman dan efek sampingnya bisa dikontrol. Namun, jika dipakai secara bersamaan dan dengan dosis yang tidak tepat, efeknya bisa tidak terkendali. Ketika kecubung dengan kandungannya seperti itu kemudian dicampur dengan alkohol dan obat-obatan lain secara sembarangan tentu sangatlah membahayakan, bahkan membawa pada kematian.

Penyalahgunaan kecubung dengan penambahan bahan-bahan lain guna mendapatkan efek mabuk dapat berakibat fatal. Perilaku ini jelas menyimpang dan berbahaya. Sayangnya, banyak yang tidak menyadarinya. Mengira bahwa mencampur kecubung dengan alkohol atau narkoba ‘hanya’ akan memabukkan. Orang tidak sadar bahwa pencampuran zat-zat kimia secara overdosis bisa berefek mematikan.

Mengapa Masih Banyak yang Mabuk Kecubung? 

Banyak yang sebenarnya sudah mengetahui bahwa daun maupun buah kecubung sangat berbahaya dan bikin mabuk jika mengonsumsinya. Namun, budaya mabuk rupanya telah menjadi gaya hidup di masyarakat. Mabuk-mabukan seolah hal yang biasa di tengah masyarakat. 

Ini tak terlepas dari gaya hidup serba bebas (liberal) yang telah menjangkiti berbagai kalangan. Kita lihat pergaulan bebas begitu marak di tengah masyarakat. Media juga menayangkan konten-konten bermuatan gaya hidup serba bebas yang membius mata dan kesadaran manusia. Media sosial berisi tayangan dan konten yang bisa memicu orang untuk berbuat semaunya semata-mata demi kesenangan seperti halnya mabuk-mabukan.

Demi mengejar kesenangan itulah orang sampai mengabaikan banyak hal. Asalkan bisa merasakan sensasi mabuk, aturan pun ditabrak. Tidak memikirkan dampak dari perbuatannya. Tidak peduli bahwa perbuatannya bisa membahayakan diri maupun orang lain. Selama hal itu menguntungkan baginya, meskipun berbahaya, ia akan tetap melakukan. 

Buah Pendidikan Sekuler

Gaya hidup bebas ini merupakan buah dari pendidikan yang menganut paham kebebasan (liberalisme). Pendidikan yang berprinsip liberal menjauhkan agama dari kehidupan. Kebebasan adalah segalanya. Tak heran bila generasi dalam sistem ini sibuk mengejar kesenangan jasmani dan materi dengan meninggalkan aturan Sang Pencipta. Generasi menjadi sekuler liberal sehingga enggan menjadikan agama sebagai tuntunan hidup.

Dunia pendidikan tidak bisa menghasilkan generasi yang tangguh dan bermental mulia. Sebaliknya, generasi dalam asuhan sekularisme justru menjadi generasi yang suka hura-hura, seperti mabuk mabukan. Inilah hasil pendidikan sekuler liberal yang diterapkan saat ini sekaligus menjadi bukti kegagalannya.

Generasi dalam Tempaan Pendidikan Islam

Berbeda dengan sistem pendidikan yang dimiliki oleh Islam. Sistem pendidikan Islam menjadikan produk pendidikan adalah pribadi pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, dan berkepribadian Islam. 

Di dalam sistem pendidikan Islam, siswa dibekali dengan aqidah yang kuat dan tsaqofah Islam yang banyak, mulai sdari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. 

Metode pengajaran secara talaqiyan fikriyan yang membekas dan menjadi pemahaman. Dengan metode ini, siswa akan bisa memahami Islam sebagai tuntunan kehidupan dan meyakini kebenarannya serta tumbuh semangat untuk menerapkan dan memperjuangkannya. Generasi dalam didikan Islam menjadi sosok pejuang yang tangguh, bukan generasi yang hanya ongkang-ongkang dan senang-senang saja.

Penanaman tsaqofah Islam akan membuat siswa menjadi paham tentang halal dan haram. Mereka tahu mana yang boleh dimanfaatkan, mana yang harus ditinggalkan.  

Dengan demikian, para pemuda akan bisa memilih dan bersikap yang benar. Mereka tidak bingung atau tertipu ketika berhadapan dengan segala sesuatu yang ada di hadapannya. Mereka tahu mana yang baik menurut syariat sehingga tidak memperturutkan hawa nafsunya ataupun ajakan teman bergaulnya. 

Akidah yang tertancap kuat dalam benak para pemuda merupakan hasil dari pendidikan Islam. Hal ini bisa akita lihat bagaimana profil tokoh-tokoh berilmu di masa kejayaan Islam dahulu. Mereka tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga menyebarkan manfaat untuk kebaikan umat manusia melalui karya-karya yang luar biasa. 

Sejarah telah mencatat nama-nama seperti:Al Khawarizmi (ahli matematika), Ibnu Qurra (ahli Astronomi dan matematika), Al Battani (ahli Astronomi ), Ibn Al Farabi (ahli filsafat) dan masih banyak lagi. Mereka adalah generasi muslim yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang mengubah dunia. Karya mereka menjadi sumbangsih besar untuk peradaban manusia. Itu semua merupakan buah dari sistem Islam (sistem khilafah) yang berjaya selama 13 abad. 

Itulah bukti nyata dari keunggulan sistem Islam. Karena itu, supaya generasi hari ini menjadi generasi yang unggul dan mulia, maka kita harus menerapkan Islam sebagai satu-satunya sistem kehidupan. Sistem Islam ini yang dijalankan oleh negara untuk mengatur seluruh aspek kehidupan sebagaimana yang diperintahkan Allah Swt.
Wallahu a’lam

Baca juga:

0 Comments: