Headlines
Loading...
Opini
Oleh. Ratty S Leman

Sesuai amanah Undang-Undang Dasar 1945, tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun tujuan pendidikan saat ini menjadikan peserta didik stress. 

IPB University berduka setelah seorang mahasiswa barunya bernama Sulthan Nabinghah Royyan (18 tahun) ditemukan meninggal dunia. Mahasiswa asal Bojonegoro itu diduga meninggal dunia karena gantung diri di kamar mandi sebuah penginapan OYO di dekat Kampus IPB University Dramaga Bogor, Jawa Barat (Republika.co.id, 09/08/2024).

Banyak sudah kita dapati berbagai kasus mahasiswa stres, depresi, bahkan berakhir dengan tindakan bunuh diri. Mengapa hal ini bisa terjadi? Di saat masih banyak masyarakat yang ingin kuliah namun terhalang oleh masalah ekonomi dan kemampuan kecerdasan. Mahasiswa yang dipandang masyarakat punya kedudukan yang sangat beruntung ini malah mengalami masalah rumit di dunia pendidikan. 

Kurikulum pendidikan kita memang banyak kelemahannya. Sudah banyak dibahas jika kurikulum berganti-ganti, tapi tak meningkatkan mutu pendidikan kita. Pendidikan di perguruan tinggi pun tak kalah rumitnya. Mahasiswa banyak yang stres dengan kurikulum yang berlaku. Banyak beban tugas kuliah sehingga banyak mahasiswa yang kurang tidur, tidak cukup waktu untuk beristirahat, tidak sempat makan, berantakan waktu salatnya, stres dengan tugas-tugas yang menumpuk, dan banyak alasan lainnya. 

Sejatinya sekolah adalah untuk mencerdaskan seseorang. Namun, di sistem kapitalisme, sekularisme, dan liberalisme saat ini sekolah malah membuat beban. Sekolah yang seharusnya membuat mereka bahagia justru membuat mereka susah dan sedih. 

Di dalam kehidupan kapitalistik saat ini, tujuan sekolah sampai ke perguruan tinggi adalah untuk mencari pekerjaan. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi didirikan untuk memenuhi tenaga industri yang mendorong produksi. Namun bagaimana faktanya? Meskipun banyak sekolah didirikan masih banyak juga pengangguran. Sekolah dan pendidikan tinggi sendiri telah dikapitalisasi. Ada uang ada mutu pendidikan. Jika bisa membayar mahal biaya pendidikan maka ada mutu. Jika tak bisa membayar biaya pendidikan maka jangan harap mendapatkan pendidikan yang bermutu. 

Banyaknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa dan juga berbagai persoalan yang menimpa mahasiswa (stres, depresi, pinjol, judol, pergaulan bebas, dan lain-lain) menggambarkan kompleksnya persoalan yang dihadapi mahasiswa. 

Semua persoalan ini erat kaitannya dengan sistem hidup yang dijalankan hari ini. Sistem hidup kapitalisme, sekularisme, materialisme, dan liberalisme telah mencengkeram kehidupan masyarakat termasuk mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. 

Sistem pendidikan sekuler ini telah gagal membentuk manusia yang seutuhnya. Sehat jasmani dan rohani serta bahagia dan sejahtera dalam hidupnya. Bagaimana seharusnya sistem pendidikan yang ideal?

Di dalam Islam, tujuan pendidikan adalah dalam rangka membentuk kepribadian yang Islami. Kepribadian yang Islami adalah kepribadian seseorang yang pola pikir dan perasaannya sesuai dengan kaidah Islam. Pendidikan generasi ditujukan sebagai penerus dan pembangun peradaban mulia. Pendidikan Islam tidak akan membuat peserta didiknya stres, depresi, dan akhirnya bunuh diri. 

Selain ditanamkan aqidah Islam yang kuat, peserta didik juga diajarkan dengan tsaqofah Islam yang lengkap, ilmu pengetahuan dan sains, serta keterampilan untuk kehidupan. 

Mana mungkin seseorang yang diberi bekal mengarungi kehidupan yakni dengan cara mematuhi segala perintah Allah, menjauhi semua larangan Allah, mengikuti sunah-sunah Rasulullah, dan rida terhadap takdir akan melakukan bunuh diri? Sangat tidak mungkin terjadi. 

Inilah fakta yang terjadi saat ini. Di saat kita meninggalkan sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntunan Allah. Maka terjadilah banyak kerusakan di muka bumi. 

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-Rum: 41-42). [An]

Baca juga:

0 Comments: