Headlines
Loading...
Challenge Motivasi

Oleh. Eka Suryati 

Agustus, bulan ke delapan pada kalender Masehi ini, merupakan bulan yang identik dengan perayaan Kemerdekaan Indonesia Pada bulan Agustus banyak sekali diadakan perlombaan, sehingga suasana Agustus menjadi ramai.  semarak pula dengan hiasan bendera dan umbul-umbul yang terpasang.

Bulan Agustus merupakan bulan penting bagi sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, akhirnya menjadi Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Artinya Indonesia sudah bebas dari belenggu penjajah asing yang bertahun-tahun, bahkan hingga ratusan tahun menjajah kita.

Agustus dan hari merdeka, keduanya berkaitan satu sama lain. Kalau kita berbicara tentang Agustus maka teringat kita akan hari kemerdekaan dan sebaliknya kalau bercerita tentang hari kemerdekaan, kita akan teringat dengan bulan Agustus. Tak terbayang oleh kita seandainya peristiwa bersejarah itu tak terjadi, mungkin kita masih dijajah oleh bangsa asing.

Namun, semuanya telah ditakdirkan oleh Allah. Ya, kemerdekaan Bangsa Indonesia itu merupakan takdir dari Allah. Bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan yang membelenggu, tidak lain merupakan takdir dari Allah. Seperti yang tertera dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 kita yang berbunyi :

"Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyar Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya."

Takdir Allah menjadikan bulan Agustus sebagai hari Kemerdekaan Indonesia, bukan tanpa sebab dan bukan tanpa alasan. Banyak peristiwa penting yang mewarnai sebelum hari bersejarah itu terjadi. Dan tanggal 17 Agustus 1945 juga bertepatan dengan bulan Ramadan. Sejarah penting Indonesia itu terjadi di bulan suci umat Islam, di saat umat Islam menjalankan ibadah puasa.

Artinya kemerdekaan Indonesia itu begitu penting, Allah sudah memberikannya sebagai hadiah bagi Bangsa Indonesia.  Sudah seharusnya kita mengisi kemerdekaan Indonesia dengan hal-hal yang bermanfaat, bukan hal-hal yang dimurkai Allah.

Agustus semaraknya sudah mulai terasa, di sana-sini  terpasang bendera Merah Putih dan umbul-umbul untuk mempercantik jalan-jalan dan lingkungan sekitar kita. Persiapan lomba-lomba juga mulai dilakukan. Dalam perayaan 'Agustusan' diisi dengan bermacam-macam kegiatan, dan itu sah-sah saja. Kegembiraan hari merdeka boleh kita lakukan, asal diisi dengan hal-hal yang bermanfaat.

Berbicara tentang perayaan yang diselenggarakan di bulan Agustus, terkadang membuat diri ini merasa sangat miris. Banyak hal yang jauh dari kegiatan bermanfaat, cenderung menyia-nyiakan waktu dan tak jarang malah mengundang murka Allah. Sebagai contoh kegiatan yang diadakan oleh sekelompok orang dengan mengunakan kostum wanita, padahal yang mengikutinya adalah para pria. Apapun alasannya itu tidak diperbolehkan dalam Islam. 

Rasulullah Saw. bersabda, "Allah mengutuk seorang wanita berpakaian laki-laki dan laki-laki berpakaian wanita.” (H.R. Abu Dawud, Nasa’I, dan Ibnu Majah).

Tidak ada manfaatnya sama sekali dan malah akan mengundang kemaksiatan, seolah-olah kita melazimkan dan membenarkan kelakuan menyerupai wanita bagi laki-laki. Hanya untuk memancing gelak tawa? 

Lalu semakin banyak perlombaan yang tidak baik atas nama kelucuan, memancing tertawa banyak orang dan itu dilakukan ditengah keramaian, tidak jarang di upload di media sosial sehingga tersebar di mana-mana. 

Sudah begitu parahkah moral bangsa kita, sehingga membiarkan kemaksiatan terjadi berulang-ulang di depan mata tanpa ada yang peduli. Sudah hilangkah rasa malu kita dengan mempertontonkan joget-joget yang erotis,menonjolkan aurat agar menjadi bahan tontotan semua orang. 

Kalau sudah begini, apa arti kemerdekaan yang sesungguhnya bagi kita bangsa Indonesia? Sudah benarkah cara kita mengisi kemerdekaan selama ini?

Sejenak kita coba merenungkan bagaimana perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan ini. Banyak harta, air mata, bahkan nyawa yang menjadi taruhannya. Tidakkah itu merupakan hal yang berharga bagi kita? Apakah kita akan mengisinya dengan sesuatu yang tidak bermanfaat dari waktu ke waktu?

Kalau itu terus berlangsung, alangkah sedihnya para pendahulu kita, melihat tingkah laku para penerusnya. Tidakkah kita ingin kemerdekaan ini diisi dengan hal-hal yang bermanfaat? Walaupun itu sekedar perayaan, tapi itu adalah simbol tingkah laku kita selama ini. 

Kalau kita peduli dengan kecerdasan generasi bangsa, pasti kita ingin membuat suatu kegiatan bermanfaat yang mencerminkan itu semua. Misalnya saja lomba cerdas cermat dan sebagainya yang bermanfaat bagi anak-anak kita. Kalau kita begitu peduli akan nasib anak-anak kita, bagaimana budaya literasi mereka, sudahkah anak-anak kita memiliki budaya membaca dan menulis yang tinggi, maka kita akan membuat suatu lomba membaca dan menulis dengan tema yang bermanfaat.

Banyak sekali kegiatan bermanfaat yang bisa kita lakukan untuk mengisi hari kemerdekaan kita ini, kalau kita masih memiliki rasa peduli akan nasib bangsa ini ke depannya. Tanyakan pada hati nurani kita, mau dibawa kemana nasib bangsa Indonesia dalam rangka mengisi kemerdekaannya. 

Tak perlu mahal, tapi isilah dengan kegiatan yang bermanfaat dan akan membuat anak-anak generasi bangsa baik akhlaknya, cerdas otaknya, kritis dalam menyampaikan pendapatnya. Lomba-lomba yang kita lakukan cobalah diisi dengan lomba pidato, lomba tilawah, lomba menulis, lomba asah kemampuan berpikir. 

Lomba ketangkasan tidak mengapa, asalkan bukan yang melanggar syariat. Jangan atas nama perlombaan kita malah tidak memiliki batas aurat, cara berpakaian yang benar dan sebagainya yang membuat Allah justru murka kepada kita.

Berbicara tentang Agustus tak akan ada habisnya untuk kita bahas. Namun mulai saat ini, sejenak kita berpikir bagaimana caranya kita untuk merayakannya. Mungkin bisa dijadikan contoh bagi semua, SSCQ mengadakan challenge motivasi di bulan Agustus. 30 hari semua peserta menulis tentang hal-hal yang bermanfaat bagi bangsa, negara dan agama kita tercinta. 

30 hari beranda media sosial kita isi dengan tulisan yang akan membangun kesadaran kita dalam mengisi kehidupan ini. Di bulan ini juga SSCQ Mengadakan kegiatan Milad Literasi SSCQ dalam rangka menumbuhkan minat dan kemampuan literasi. 

Dengan kemampuan literasi yang baik, maka kita akan meningkatkan ilmu pengetahuan di segala bidang. Bagaimana bangsa Indonesia akan menyerap ilmu pengetahuan jika minat membacanya saja begitu rendah, bahkan tidak ada sama sekali. Padahal Islam hadir pertama kali, maka ayat yang diturunkan allah adalah ajakan untuk membaca. Hal ini tercantum dalam QS Al-Alaq : 1-3

اِÙ‚ۡرَاۡ بِاسۡÙ…ِ رَبِّÙƒَ الَّذِÙ‰ۡ Ø®َÙ„َÙ‚َ‌ۚ
Ø®َÙ„َÙ‚َ الۡاِÙ†ۡسَانَ Ù…ِÙ†ۡ عَÙ„َÙ‚ٍ‌ۚ‏
اِÙ‚ۡرَاۡ ÙˆَرَبُّÙƒَ الۡاَÙƒۡرَÙ…ُۙ

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia".

Sungguh Allah telah mengajak manusia untuk berpikir, membaca semua hal yang bermanfaat, terutama Alqur'an sebagai petunjuk manusia hingga akhir zaman. Jadi, Allah sebagai pencipta telah memberikan arahan bagaimana cara kita mengisi hidup ini, termasuk cara kita mengisi kemerdekaan. 

Saat ini bulan Agustus telah menyapa kita. Marilah kita mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat. Jadikan moment Agustus sebagai ajang muhasabah diri, tanyakan apa yang sudah kita lakukan selama ini. Sudahkah kita menjalankan perintah-perintah Allah, serta menjauhi larangan-larangannya? 

Kalau belum, mari kita kembali pada ajaran agama Islam yang kafah, agar kemerdekaan sejati segera terwujud, keadilan dan kemakmuran yang merata bukan lagi menjadi slogan kosong tanpa wujud nyata. Agustus kali ini jadikan ajang untuk merenungi diri. Wallahualam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: