Challenge Motivasi
Oleh. Teti Rostika
"Bapak yakin bade dioperasi wae?" tanyaku pada Bapak.
Tahun 2018 lalu mata bapak terserang katarak. Ada seperti penghalang putih berupa lamad (kulit tipis, tapi alot) yang menempel di mata bapak. Awalnya bapak ragu mau dioperasi. Tapi karena penglihatan mulai memudar, akhirnya bapak memberanikan diri untuk operasi katarak.
Saat itu, aku sedang mengajar di SMP Negeri. Hampir dua minggu sekali aku izin untuk mengantar bapak berobat. Oleh karena itu, aku sempat dipanggil oleh Bapak Kurikulum sekaligus guruku saat di aliah. Karena berkat jasa beliau, aku bisa mengajar di SMP Negeri 2 Kaduriung.
"Pokonamah Bapak berharap setiap jadwal ngajar Bu Teti bisa hadir. Urusan orang tua sakit riungkeun (rembukan) sama kakak agar bisa bergilir mengantar ke RS untuk kontrol pemeriksaan," ucap Bapak Kurikulum di kantor sekolah.
Aku coba menanyakan pada keempat kakakku agar bisa bergilir. Karena kontrol pemeriksaan mata tidak lagi di RSUD Majalaya, tetapi harus ke RS Cicendo. Kakak perempuan hanya bilang tidak mengerti mekanisme pendaftaran BPJS di RS Cicendo. Kakak laki-laki kerja jauh di luar kota.
Bapak selalu sabar saat menunggu antrean. Kami berangkat Subuh agar tidak ketinggalan kereta menuju Bandung. Sampai di Stasiun Bandung kami berjalan kaki naik tangga yang lumayan tinggi melintasi kereta. Kaki bapak walau sakit lututnya tetap berjuang berjalan. Sampai ke rumah sudah sore atau magrib. Alhamdulillah di RS Cicendo, peralatannya lengkap. Tetapi para dokter kebanyakan seperti nonmuslim dilihat dari perawakan dan busananya.
Semua prosedur aku lalui dengan bapak. Mulai dari cek EKG jantung, cek anestesi, cek gula darah, alhamdulillah semua normal. Operasi pertama atas izin Allah berlangsung lancar. Mata bapak menyala, bisa melihat lagi. Tapi ternyata harus ada operasi mata kedua kalinya. Nanti direncanakan lagi oleh dokter.
Saat operasi berlangsung, aku tidak tenang. Ada khawatir teramat dalam. Aku pasrahkan pada Allah Yang Maha Kuasa. Semoga Allah berikan kesembuhan pada bapak.
Banyak hikmah yang didapat selama menemani bapak. Betapa penglihatan ini adalah karunia dari Allah. Kenikmatan terbesar setelah jantung dan paru. Alat vital utama yang fungsinya sangat penting dalam kehidupan. Jika penglihatan mata diambil Allah, tentu akan banyak hambatan yang dialami, terutama saat berjalan.
Oleh karena itu, tentu rasa syukur atas kenikmatan bisa melihat harus diupayakan. Mulai dari berupaya memperbanyak bacaan Al-Qur'an, memandang orang tua dan sahabat dengan penuh kasih sayang. Digunakan juga untuk membaca pengetahuan dan belajar agama ataupun ilmu pengetahuan.
Tapi sayangnya, saat ini suasana Islam belum terasa, banyak yang lalai menggunakan mata sesuai fungsinya.
Anak remaja dan mahasiswa lebih bahagia menggunakan matanya sekadar menonton film Korea atau di bioskop, menonton video berbau por*o. Menatap wajah pacarnya tanpa merasa dosa. Anak usia dini pun banyak yang menggunakan penglihatannya hanya untuk main game online berjam-jam. Na’udzubillahi min dzalik.
Semoga kita bisa menjalankan amanah mata ini untuk kebaikan dan ibadah. [Ni]
Bandung, 7 Agustus 2024
Baca juga:

0 Comments: