Headlines
Loading...
Momen Bersama Bapak: Bisa Kuliah

Momen Bersama Bapak: Bisa Kuliah

Challenge Motivasi 

Oleh. Teti Rostika 

"Bapak hanya bisa mendoakan semoga Allah mengabulkan," ujar bapak saat aku mengajukan ingin bisa melanjutkan sekolah setelah lulus aliah menuju universitas. 

“Terima kasih, Bapak, atas doa terbaik dari Bapak dan Emak, akhirnya Allah kabulkan aku bisa mendapat kesempatan duduk di bangku kuliah.”

Saat aku mulai mengajukan ingin bisa kuliah, bapak tidak marah. Tidak seperti saat mau daftar ke SMA. Respon bapak marah saat aku bersikeras ingin bisa daftar ke SMA. 

Tapi kali ini berbeda. Walau bapak belum punya biaya, tapi bapak mendukung semoga aku bisa kuliah. Hal ini terjadi setelah bapak melihat dan percaya aku bisa mandiri. Mencari tambahan biaya sendiri saat sedang belajar di aliah. 

Ada ongkos tidak ada ongkos aku tetap pergi sekolah. Pernah aku berjalan kaki dari rumah menuju sekolah aliah. SPP aku bayar dari hasil jualan di sekolah dan dibantu juga oleh bapak. 

Selama di aliah aku melaksanakan perintah bapak agar tidak pacaran. Walau akhirnya saat kelas tiga pernah berpacaran kontrak dengan anak IPS, perjanjiannya saat kelulusan harus putus hubungan. 

Sebelum menghadapi ujian di aliah, semua siswa harus menginap di Kobong selama sebulan. Agar bisa fokus mengaji, pemantapan, dan belajar. Saat di Kobong barulah ada perasaan bersalah yang teramat besar. Karena tidak menjalankan amanah sesuai kesepakatan dengan bapak di awal daftar aliah. 

Setiap dini hari di sepertiga malam, semua siswa melaksanakan salat tahajud di masjid. Aku hanya bisa menangis. Takut tidak bisa lulus ujian karena dosa yang aku lakukan, penyesalan begitu berat. Aku memohon ampun pada Allah atas dosaku karena sudah ingkar janji pada bapak, agar tidak pacaran, tetapi malah pacaran. 

Alhamdulillah atas izin Allah akhirnya aku bisa lulus aliah. Bapakku pahlawanku di setiap waktu. Pesan dan larangan seorang bapak terngiang kuat di dada selalu. 

Teringat kisah Nabi Yusuf a.s.

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَٰنَ رَبِّهِۦ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ

Arab-Latin: Wa laqad hammat bihī wa hamma bihā, lau lā ar raā bur-hāna rabbih, każālika linaṣrifa 'an-hus-sūa wal-faḥsyā`, innahụ min 'ibādinal-mukhlaṣīn

Artinya: ”Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (TQS Yusuf:24)

Saat Baginda Nabi Yusuf sedang digoda oleh Zulaika, hampir saja Nabi Yusuf tergoda jika tidak melihat tanda dari Allah. Tanda yang Allah perlihatkan sebagian pendapat menyampaikan bahwa Nabi Yusuf melihat sosok bapaknya sedang gigit jari.

Oleh karena itu, bapak adalah pahlawan bagiku. Pahlawan sehingga aku bisa menjaga kehormatan diri. Bapak pahlawan bagiku sehingga aku bisa mandiri, mendapat penghasilan sendiri. Pahlawan sehingga aku bisa terhindar dari pacaran yang merusak diri. Pahlawan sehingga aku bisa kuliah. Pahlawan sehingga aku bisa jadi istri salihah buat suami.

Terima kasih ya Allah atas karunia yang Engkau limpahkan pada kami. Kami mendapat bapak yang selalu sabar mendidik dan mendoakan. [Ni]

Majalaya, 5 Agustus 2024

Baca juga:

0 Comments: