Headlines
Loading...
Challenge Motivasi

Oleh: Radiyah Ummu Ar-Rafa 

Hari ini tepat pada tanggal 17 Agustus 2024, Republik Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-79. Jika kita mengingat kembali perjuangan para pahlawan terdahulu yang telah mengorbankan harta, tenaga, pikiran, waktu, bahkan nyawa untuk membela bangsa Indonesia dari belenggu kafir penjajah, sungguh tidaklah mudah apa yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan. Penuh dengan deraian air mata dan pertumpahan darah. Semua rela dikorbankan demi membela negeri tercinta. 

Kini 79 tahun sudah, namun jika kita melihat realita yang ada, masyarakat memang sudah tidak lagi dijajah secara fisik, namun secara sumber daya alam dan sumber daya manusia ternyata kita masih dijajah. Karena hakikat dari merdeka adalah ketika manusia tidak lagi menghamba kepada selain Allah Swt. Rabb bagi seluruh umat manusia.

Ternyata sudah puluhan tahun kita hidup dalam sistem buatan manusia, yaitu sistem kapitalisme sekularisme. Dimana agama dipisahkan dari kehidupan, sehingga aturan agama tidak diterapkan dalam kehidupan umum, agama tempatnya dalam kehidupan pribadi saja, itu pun tidak secara keseluruhan.

Bisa kita lihat beberapa hari yang lalu, sempat viral di media sosial bahwa 18 orang anggota paskibraka putri dilarang berhijab saat pengukuhan dan upacara bendera pada tanggal 17 Agustus 2024 di IKN.

Agama hanya ditempatkan dalam kehidupan pribadi, sementara dalam kehidupan umum agama tidak digunakan. Saat salat para muslimah menggunakan mukena sebagai pakaian untuk salat, setelah salat selesai apa yang terjadi? Muslimahnya pun membuka mukena dan terlihatlah auratnya. Padahal seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangan.

Itu berarti aturan agama hanya digunakan saat salat saja, tapi dalam kehidupan umum ketika muslimah keluar rumah maka aurat pun terlihat di mana-mana. Aturan agama pun tidak digunakan.

Ekonomi menggunakan sistem riba, padahal jelas sekali Allah katakan dalam QS. Al-Baqarah ayat 275:

اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ  فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Artinya: "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya".

Dari segi sosial kita juga bisa melihat bagaimana rusaknya pergaulan laki-laki dan perempuan saat ini. Tidak lagi mengenal usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, pergaulan bebas bahkan seks bebas, narkoba, aborsi, bunuh diri, perselingkuhan, telah menjangkiti mereka.

Dari segi kesehatan, pendidikan, politik, bahkan pemerintahan pun sama. Semakin hari begitu terasa kerusakan yang ada akibat tidak lagi berhukum pada hukum Allah.

Bumi ini milik Allah, apa yang ada di seluruh dunia juga milik Allah. Alam semesta, manusia, dan hidup juga milik Allah Swt. Sesuatu yang wajar jika seharusnya kita menerapkan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah, karena Allah sebagai Al-Khalik (Sang Pencipta) dan Al-Mudabbir (Sang Pengatur).

Keberkahan dan kemuliaan hidup akan bisa kita rasakan ketika kita menerapkan aturan Allah secara keseluruhan. Segala sesuatu yang berasal dari Sang Pencipta pasti adalah yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. 

Sesungguhnya Allah telah mengingatkan kita dalam QS. Al-A'raf ayat  96:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan".

Oleh karena itu, kita harus kembali menerapkan aturan Allah secara keseluruhan bukan sebagian-sebagian sehingga kita pun bisa merasakan hidup mulia dalam naungan Islam. Allahu Akbar! [An]

Baca juga:

0 Comments: