Challenge Motivasi
Oleh. Radiyah Ummu Ar-Rafa
Cinta adalah satu kata yang indah. Indah dipandang dan dirasa. Cinta merupakan sesuatu yang fitrah ada pada setiap makhluk. Allah telah memberikan potensi hidup kepada manusia berupa hajatul udhawiyah (kebutuhan jasmani) dan gharizah (naluri).
Naluri itu sendiri terbagi atas tiga, yaitu gharizah baqa' (naluri mempertahankan diri), gharizah nau' (naluri melestarikan keturunan) dan gharizah tadayun (naluri beragama).
Naluri mempertahankan diri, misalnya rasa marah, ingin dihormati/dihargai, rasa ingin memiliki sesuatu. Naluri melestarikan keturunan, misalnya rasa suka, rasa cinta, rasa iba. Naluri beragama, misalnya ingin menyembah/mengkultuskan sesuatu.
Kalau sudah cinta, kita pasti akan memberikan yang terbaik untuk yang kita cintai. Pengorbanan akan kita persembahkan demi rasa cinta. Harta, tenaga, pikiran, waktu bahkan nyawa rela kita korbankan untuk mempertaruhkan rasa cinta. Karena cinta bisa membuat seseorang mabuk kepayang dan tergila-gila.
Hal yang demikian itu adalah sesuatu yang fitrah (alami) ada pada diri manusia. Ketika Allah memberikan potensi hidup kepada manusia, Allah tidak membiarkan begitu saja. Ada seperangkat aturan yang Allah berikan, aturan yang menjadi panduan/pedoman bagi manusia ketika menjalani kehidupan.
Oleh karena itu, cinta yang hakiki adalah cinta pada Illahi Rabbi. Cinta pada Allah berarti mengutamakan Allah di atas apapun dan siapapun. Allah adalah segala-galanya. Cinta hakiki berasal dari keimanan. Semakin tinggi keimanan seseorang, semakin tinggi pulalah rasa cintanya pada Allah.
Cinta hakiki yang dimiliki akan mengantarkan kita menjadi orang-orang yang siap mengorbankan apapun untuk mendapatkan cinta Allah. Rida atas ketetapan yang sudah Allah berikan. Tunduk dan patuh pada perintah dan larangan Allah. Berjuang dan berkorban untuk agama Allah.
Cinta pada Allah segalanya bagi orang-orang yang beriman. Selalu mengutamakan Allah daripada yang lainnya. Allah pun telah mengingatkan kita dalam QS. At-taubah ayat 24
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ
Artinya: "Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik".
Allah sebagai Al-Khalik (Sang Pencipta) dan Al-Mudabbir (Sang Pengatur). Semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah. Maka sudah seharusnya manusia taat pada aturan Allah. Bumi tempat kita berpijak adalah milik Allah Swt.
Jangan pernah ragu lagi untuk melabuhkan cinta yang hakiki, cinta pada Illahi Rabbi. Saatnya menunjukkan pada dunia dengan mendapatkan cinta hakiki yang akan mengantarkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jagalah rasa cinta pada Allah agar tumbuh subur, semakin beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Berjuanglah untuk agama Allah, kelak Allah akan semakin mencintai kita sebagai hamba-Nya. Wallahualam bissawab. [ry].
Tanjung Morawa, 5 Agustus 2024
Baca juga:

0 Comments: