Oleh. Sri Ratna Puri
Kepada siapa saja yang sedang berjuang mewujudkan cita-cita, semoga tak mudah menyerah meski nanti hasilnya tak sesuai rencana dan harapan kita. Sebab yakinlah, bahwa keputusan Allah pasti baik, pasti pas bagi makhluk-Nya.
Siapalah kita? Makhluk lemah yang tiada daya dan upaya, kecuali hanya Allah saja. Sekedar mencegah tinggi-pendeknya bayangan saja, kita tak mampu. Lalu, berani-beraninya memaksakan hasil sesuai yang kita pikir!
Bisa jadi, hasil yang gagal itu, adalah upaya Allah sedang menyelamatkan kita. Atau, Allah Swt., sedang menundanya untuk waktu yang benar-benar tepat. Atau, Allah menggantinya dengan sesuatu yang memang kita butuhkan. Atau, Allah Swt., menyimpannya untuk kita, supaya bisa memanennya di akhirat.
Adapun pengorbanan yang telah kita lakukan, baik berupa materi, waktu, konsentrasi, kesabaran, keringat, perasaan, dan lain-lain, adalah sesuatu yang wajar. Sebab peran manusia, memang hanya sebatas di wilayah ikhtiar. Inilah yang akan Allah nilai. Tidak ada hubungannya dengan hasil. Malah, Allah akan murka, bila kita tak punya dan memperjuangkan harapan.
Usaha, tidak sebatas pada yang kita lakukan saja. Melainkan, mulai dari membuat perencanaan, melakukan dan mengevaluasi hasil yang kita dapatkan. Apakah ada kekeliruan? Apakah ada yang tertinggal? Apakah kurang maksimal? Dan yang tak kalah penting, apakah usaha telah dibarengi dengan ketawakalan kepada Allah Swt?
Secara manusiawi, kegagalan memang mengecewakan. Namun, jangan sampai berlebihan. Apalagi putus asa, akhirnya tak mau lagi usaha. Itu semua, bisa menjatuhkan manusia pada nestapa dan berujung celaka.
Ketika kita gagal, teruslah berjuang. Ketika jatuh, segeralah bangkit. Ketika kita tertinggal, percepat langkah supaya bisa mengejar. Itu ciri pribadi muslim yang tangguh. Bukan yang hanya bisa mengeluh.
Dua hal yang mesti kita renungkan, yaitu meluruskan niat awal ketika kita berjuang, sudahkah karena Allah? Sudahkah meneladani seperti apa yang dicontohkan Rasulullah? Jangan-jangan, kita melakukan hanya demi nilai di hadapan manusia. Wajar, bila kita tidak akan mendapatkan apa-apa, selain nilai sesaat saja.
Namun, jika niat disandarkan pada rida Allah dan Rasul-Nya, maka pengorbanan yang kita lakukan, insyaAllah tetap bernilai. Sebab, kita telah memilih jalan takwa dibanding jalan durhaka. Sebagaimana firman Allah Swt,
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا
Artinya: "Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (TQS Asy-Syam : 7)
Wallahualam. [ry].
Baca juga:

0 Comments: