Headlines
Loading...
Oleh. Ira Siti Rojanah

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Emak, bagaimana kabar Emak? 
Semoga sehat wal'afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Swt. 
Mak, baru beberapa minggu saja tanpa Emak sungguh terasa begitu lama. Bukan cuma aku yang rindu Emak, cucu-cucu Emak pun sangat rindu pada Emak, dan aku yakin Emak pun merasakan hal yang sama. 

Di ujung telpon, suara Emak terdengar sangat berat. Emak bilang ingin bertemu denganku, dengan cucu-cucu. Emak minta padaku untuk menemui Emak barang dua atau tiga hari saja. Emak berharap saat musim libur tiba kita bisa kumpul keluarga. Padahal belum genap sebulan kita baru saja bertemu dan bersama-sama. 

Aku tahu Mak, Emak pasti kesepian, aku mengerti Emak hanya butuh teman berbagi, Emak butuh ada yang menemani, Emak selalu siap untuk menjadi pendengar setia untuk kami. Di usia senja Emak, Emak hanya berteman sunyi. Hanya suara televisi yang menjadi penghibur diri, sedikit mengobati kesepian hati. Tilawah pun menjadi habit sehari-hari kala tak ada teman sejati. Barakallah. 

Saat langkah kakimu pergi, terasa ada yang hilang dalam jiwaku. Aku mencari Emak. Nyatanya aku belum sekuat itu, Mak. Aku masih butuh sosok Emak. Emak adalah madrasah pertamaku. Emak mengajarkan banyak hal padaku, Emak adalah salah satu alasan kenapa aku harus kuat menjalani hidup di dunia fana ini. 

Sungguh berat rasanya bagiku membiarkan Emak menjalani hidup dalam kesendirian, tapi apalah daya dengan keputusan Emak. Kampung halaman menjadi pilihan sebagai tempat ternyaman untuk melanjutkan kehidupan. Aku berjanji, InsyaAllah aku akan sering mengunjungi Emak. Pintu rumahku pun akan selalu terbuka kapan pun Emak ingin kembali bersama. 

Maafkan aku Mak, tapi saat ini aku belum bisa memenuhi permintaan Emak, dengan alasan masih banyak kegiatan, aku belum bisa pulang menemui Emak. Padahal, di saat aku sakit Emak meninggalkan semuanya demi menemani aku. Karena khawatir padaku. Emak rela begadang dan tidak tidur siang demi memastikan bahwa aku baik-baik saja. Saat demam efek luka jahitanku kambuh dengan sigap tangan Emak meraih kakiku, memijat seluruh badanku hingga aku benar-benar tertidur pulas. Padahal seluruh tubuh Emak pun banyak mengalami keluhan. Harusnya aku yang mengurusi Emak. 

Maafkan aku Mak, di saat Emak butuh ada yang menemani, aku justru jauh dari Emak. Tapi percayalah Mak, doaku tidak akan pernah meninggalkan Emak. Ridai aku, ya, Mak. 

Ketika Emak mengijinkanku untuk berumah tangga. Tidak semua hal bisa kita bagi bersama. Ada hal yang cukup Emak hanya mendoakan saja. Aku tidak ingin berbagi luka. Aku hanya ingin melihat Emak bahagia. Meski nyatanya sudah menjadi seorang ibu pun aku masih butuh sosok Emak. Di mata Emak tetap saja aku seperti anak kecilnya Emak, si bungsu kesayangan Emak. Perlakuan Emak padaku dari dulu hingga sekarang tak ada bedanya. 

Maafkan aku belum bisa menghadirkan tawa bahagia dalam cerita hidup Emak. Emak yang harusnya menikmati khusyuknya beribadah di masa tua Emak, justru aku masih selalu merepotkan Emak.

Maafkan atas segala kekhilafanku kepada Emak, atas segala hal yang menyakitkan Emak, atas semua dosaku pada Emak. Semoga Allah mengampuni aku. 

Terimakasih, Mak. Untuk semua yang Emak berikan, atas semua curahan kasih sayang dan semua perjuangan yang telah Emak korbankan, untukku, anakmu, anak Emak. 

Doakan aku, Mak. 
Aku sedang berjuang. 
Aku sedang berjuang menjadi hamba yang bertakwa. 
Aku sedang berjuang menjadi anak yang berbakti. 
Aku sedang berjuang menjadi istri yang taat. 
Aku sedang berjuang menjadi Ibu yang tangguh. 
Aku sedang berjuang menjadi insan yang bermanfaat untuk umat. 
Aku sedang berjuang dalam barisan dakwah pembela agama Allah. 

Mak, aku tidak tahu lagi harus mengucapkan apa, lidahku kelu. Saat membayangkan wajah Emak air mataku tak berhenti mengalir, dadaku terasa sesak. Ah… aku selalu saja menjadi cengeng saat ingat sosok Emak. 

Emak, sehat selalu ya. 
Aku ingin melihat Emak selalu tersenyum bahagia. Bahagia dalam ketaatan pada-Nya. 
Semoga Allah memberkahi usia senja Emak. Allah angkat derajat Emak. 
Semoga Allah selalu menjaga Emak di kala aku jauh dari Emak. Allahlah sebaik-baik penjaga.
Tunggu aku pulang, Mak. Tak lama aku akan menemui Emak. 

Salam rindu. 
Ira Siti Rojanah

Kuningan, 23 Desember 2023
[An]

Baca juga:

0 Comments: