
OPINI
Perempuan Mewujudkan Kemajuan dari Dalam Rumah
Oleh. Mirojul Lailiyah
(Aktivis Muslimah Gempol)
Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Sebab, Tuhan Sang Maha Pencipta alam semesta telah menciptakan rahim sebagai “alat” untuk menghasilkan keturunan umat manusia. Sehingga dari rahimnya itulah akan lahir para generasi yang akan menjauhkan mereka dari kepunahan.
Namun sayangnya, fakta kehidupan generasi yang telah berhasil dilahirkan, justru mengalami kerusakan yang mendalam di zaman sekarang. Seperti dalam salah satu rubrik liputan berita informasi nasional tempo.co, 8/9/2023, Kepala Badan Narkotika Nasional(BNN) Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose menyebutkan bahwa tingkat pengguna narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa mengalami peningkatan sejak tahun 2019 yang berjumlah 1,1 %. Kemudian berubah menjadi 1, 38 % setelah tahun 2021.
Tidak cukup hanya itu, 20% anak-anak usia 14 tahun hingga 15 tahun di Indonesia ternyata juga sudah pernah melakukan hubungan seksual (liputan6.com, 06/08/2023).
Dari berbagai fakta buruk yang terjadi tersebut, jelas membuat para ibu segera bangkit menyelamatkan buah hatinya. Menjalankan peran utamanya dalam payung rumah tangga yang wajib mendidik dan merawat semua anak keturunannya. Agar tumbuh menjadi karakter cemerlang di dunia, yang dapat pula menjadi sumber pengalir pahala bagi orang tuanya dalam tabungan surga. Sesuai sabda Rasulullah saw. :
"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh yang berdoa baginya." (HR. Muslim).
Hal ini terjadi karena negara ini telah mengadopsi Kapitalisme sebagai dasar negaranya. Hingga menjadikan manusia jauh dari aturan agama. Manusia pun telah lepas dari ikatan syariat yang ada. Kehidupan sekuler kapitalistiklah yang hari ini mendominasi para pemuda dalam bertingkah laku.
Selain itu, pihak negara yang juga berharap dapat memiliki generasi cemerlang untuk membentuk peradaban emasnya, harus turut pula membantu para kaum ibu, baik di dalam maupun di luar rumah. Agar mereka bisa bergerak intensif mendidik anaknya di dalam rumah.
Bukan justru menjadikan kaum perempuan sebagai wanita karir yang berorientasi pada materi dan terjun berpolitik praktis sesuai tema inti hari ibu tahun ini yang berjudul "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju".
Karena, kesibukan karir dan politik di luar rumah inilah yang akan membuat para ibu kehabisan waktu untuk mendidik dan mengawasi perkembangan karakter anaknya. Bahkan, kasih sayang atau bonding di antara ibu dan anak ini pun menjadi tidak kuat, sehingga perilaku kejam dan tidak bermoral anak terhadap orang tua banyak terjadi saat ini.
Seperti viralnya kasus pembunuhan yang dilakukan seorang anak muda berusia 23 tahun pada ibu kandungnya sendiri, di wilayah Depok pada 10 Agustus 2023 lalu. Mirisnya sebelum membunuh sang ibu, ia juga berduel dengan ayah kandungnya (Kompas.com, 11/08/2023).
Selanjutnya, negara pun harus mengamankan kondisi pergaulan pemuda pemudi dari pemikiran sesat dan pengaruh buruk paham kapitalisme sekuler. Agar pembentukan karakter kepribadian generasi muda yang sudah para ibu lakukan di dalam rumah tidak gugur sia-sia. Anak-anak mereka tidak terancam bahaya fisik dan mentalnya ketika beraktivitas dengan orang lain di luar rumah.
Sementara itu, semua hal buruk tersebut sangat jauh berbeda dengan fakta kehidupan negeri khil4fah yang dulu pernah menerapkan hukum syariat Islam dalam seluruh mekanisme kehidupannya. Meski dalam hukum Islam bekerja dan berpolitik praktis tidak diharamkan bagi perempuan. Negara khil4fah lebih fokus menawarkan lapangan kerja dan unsur politik itu bagi para kaum lelaki yang berkewajiban mencari nafkah dan menjadi pemimpin dalam hidupnya.
Sehingga kaum perempuan dapat merasa tenang dan penuh konsentrasi dalam melaksanakan tugas rumah tangganya dan mendidik buah hatinya. Walhasil, para generasi di zaman khilafah sendiri dikenal sebagai sosok cerdas dan bertakwa.
Sebagaimana Ibnu Sina yang tercatat sebagai ahli kedokteran muda muslim dunia yang berusia 18 tahun dari wilayah Persia. Dia juga merupakan seorang tokoh politik yang menulis buku berjudul Risalah As Siyasah, di mana isinya tentang ilmu politik bagi para pemimpin untuk meneladani Rasulullah saw.
Oleh karena itu, wajar jika peradaban khilafah dikenang sejarah sebagai masa emas yang banyak menumbuhkan generasi cemerlang dari pembentukan para ibu saleha yang mencintai buah hatinya dan tulus berjuang demi Tuhan, Allah Swt.
Dan masih banyak lagi keteladanan yang tercipta ketika Islam dijadikan aturan hidup manusia. Allahualam. [An]
Baca juga:

0 Comments: