
Story Telling
Ibu, Engkaulah Pemilik Kasih Putih
Oleh. Lindawati Id
Ibu, engkau adalah pemilik kasih putih. Tak terperi jasa-jasamu. Ingin sekali kubisikkan di telingamu, "Terima kasih, Ibu". Tak akan bisa kubalas semua jasa-jasamu itu.
Ibu, dulu jarum itu pernah menari di atas kulitmu. Menyayat, perih saat engkau memperjuangkanku. Hingga gema memecah sunyi, engkau menangis haru oleh tangis kecilku.
Ibu, waktu berpacu dengan ingin menggulirkan penantianmu kala itu. Sembilan bulan aku bersamamu dalam dimensi berbeda. Kita satu rasa. Aku merasakan apa yang engkau rasa. Aku makan dari apa yang engkau makan. Aku minum dari apa yang engkau minum.
Bersamamu, aku tumbuh dalam penantian perjumpaan denganmu. Hingga aku lelah berenang dalam lindung dinding elastis kasihmu. Aku hadir menyapamu dalam wujud nyataku.
Ibu, hadirku adalah ujian kesabaranmu. Aku yang mendekap manja dalam perihmu, di kala engkau memberi nutrisi tubuhku. Tanpa peduli lelah dan letihmu. Aku membuatmu menjadi tak menentu.
Ibu, terima kasih karena engkau telah belajar. Belajar terbiasa berantakan. Berantakan dengan waktu tidurmu. Karena aku, di kala itu.
"Terima kasih, Ibu. Telah memilih setia menjagaku. Kala suaraku nyaring berdenting, engkau siaga menjadi obat tangisku. Engkau tahu apa yang aku mau.
Ibu, aku menyayangimu. Walau engkau tak pernah meminta pamrih. Aku ingin mengucapkannya, lagi ...
"Terima kasih ... ibu, atas semua wujud cinta dan kasih sayangmu kepadaku". Sungguh, kasih putih yang kelak kudamba hadir, pada imam masa depanku.
Ibu ... kelak jika saatnya tiba, aku juga menjadi seorang ibu. Do'akan aku mampu sabar, menghadapi kehidupanku nanti, sabar seperti dirimu. Yang selalu berusaha sabar, mendampingi ayah.
Ibu. Oh, Ibu ... kasihmu begitu lekat di hatiku. Apa ini karena aku juga belajar? Belajar untuk menjadi anak yang terbaik bagimu. Guruku berucap, "Memuliakan ibu begitu tinggi nilainya sesudah perintah beribadah kepada Allah Saw. tuhanmu."
Ibu ... di dalam perintah itu, aku diminta memuliakanmu. Inilah wujud belajarku, Ibu. Belajar menjalankan perintah-Nya. Aku ingin disayang olehmu, Ibu. Nmun tidak hanya olehmu, juga oleh Sang Ilahi Rabbi. Satu cinta yang lebih tinggi dari cintaku kepadamu. Cintaku kepada Sang Ilahi Rabbi.
Ibu ... bagindaku, kekasih Allah, Nabi Muhammad saw. telah mengajari:
" Ummuka, Ummuka, Ummuka, "
di kala sahabat bertanya tentang kepada siapa bakti terbaik itu.
"Ibu, Ibu, Ibu" baru setelah itu ayah. Engkau lebih banyak disebut, Ibu.
Ibu, aku mau menjadi kekasih Allah. Karena kelak, aku pun pasti akan pulang. Mohon bantu aku, Ibu, agar baktiku padamu tak salah langkah. Agar baktiku mendapat simpati-Nya.
Ibu, kasih yang engkau beri terpatri dalam hatiku sebagai kasih pertama. Ibu, engkau adalah napas matahariku yang mengalirkan semangat setiap hari.
Ibu, berat beban telah engkau pikul, kantuk menggantung telah engkau pukul. Jalan berliku telah engkau lalui, laut dalam telah engkau selami. Demi aku anakmu.
Ibu, mungkin lelah pernah singgah di hatimu saat engkau membesarkan aku. Lelah karena lemah yang bertambah-tambah. Yang hadirkan rasa ingin menyerah. Namun yang aku tau, Ibu ... semua itu telah engkau lalui. Karena kegigihanmu, kini aku besar.
Waktu telah membuktikan ketegaranmu. Bahwa engkau keras. Engkau seperti terumbu karang, yang tetap tegar mesti dicecar gelombang. "Terima kasih, Ibu ... karena engkau terus berjuang." Hingga kini aku menjadi dewasa.
Ibu, aku baru memahami beratnya bebanmu. Melayani dan mengurusi. Tidak hanya aku, namun juga ayah dan adikku. Karenamu aktivitas kami tak terhalang.
Ibu, engkau yang dulu merawatku, mengajariku, membimbingku, sembari mengurusi ayah dan adik. Engkau hebat, Ibu.
Ibu, kelak jika aku menjadi orang tua, do'akan aku agar mampu sabar dan tegar. Sebagaimana engkau yang tegar setelah dihempas gelombang dan disapu badai.
Ibu, di saat senja menyapa usiamu, bantu aku mempersiapkan yang terbaik bagimu. Mohon beri aku do'amu agar aku mampu menjadikanmu ratu seperti perintah Rabbku. Untuk memuliakanmu di kala usiamu melewati senja.
Ibu, aku selalu butuh do'a dan dukunganmu. Agar aku lebih istikamah, bantu aku dengan kegigihan dan sabarmu melewati kehidupan yang terus mengakar. Ibu, jika silap terasa padaku sentuh aku dengan nasehatmu.
Ibu, di dalam salatmu engkau selalu mendo'akanku. Walau terkadang aku tidak meminta. Maafkan aku ibu, yang juga pernah keliru, yang tak luput dari dosa dan pernah membuatmu pilu.
Ibu, kini anakmu ingin menjadi. Ingin menjadi anak yang berbakti padamu. Ibu, do'a kan aku untuk dapat membahagiakanmu. Kelak, aku akan menjadi pelindungmu.
Ibu ... langkahku masih panjang. Bimbing aku, temani aku menjalani kehidupan ini. Akan kupintakan kepada Sang Ilahi Rabbi, agar engkau dipanjangkan umurnya. Agar engkau dapat bersamaku lebih lama lagi.
Ibu, aku tak akan lupa, akan keinginan kita. Semoga do'amu menjadi nyata. Ibu, aku menyayangimu. Semoga engkau sehat selalu, dan kita bisa bersama dalam bahagia bersama semua orang yang kita cinta dan sayangi. [My]
Baca juga:

0 Comments: