Headlines
Loading...

Oleh. Thaifah Zhahirah
(Pendidik dan Pegiat Literasi)

Salah satu isu penting dalam masalah kesehatan di negeri ini adalah stunting. Anak dengan stunting biasanya memiliki kesehatan yang buruk. Penderitanya akan mudah sakit, produktivitas rendah, disabilitas pada usia tua, dan lain sebagainya disamping mengalami berbagai gangguan seperti gangguan metabolisme tubuh, pertumbuhan fisik, dan kecerdasan. Hal ini tentu menjadi persoalan yang harus segera diselesaikan karena berkaitan erat dengan generasi yang akan mengisi masa depan bangsa. 

Berbagai upaya yang telah dilakukan, termasuk program yang saat ini sedang berjalan, seperti program makanan tambahan untuk mencegah stunting, ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah ini. Justru menimbulkan persoalan baru, mulai dari makanan yang diberikan ternyata di bawah standar seperti yang terjadi di Depok yang sempat menjadi sorotan, hingga korupsi dan penyelewengan dana, yaitu dengan menggunakannya untuk keperluan rapat dan perjalanan dinas (beritasatu.com, 1/12/2023).

Meskipun stunting dapat terjadi karena banyak faktor, namun kemiskinan adalah faktor penting yang berperan besar dalam menyumbang angka kejadian stunting. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa mayoritas stunting terjadi pada keluarga kurang mampu/miskin yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alih-alih memberi sumber nutrisi yang cukup bagi anak, sekadar mengobati lapar dengan makanan ala kadar saja banyak yang masih mengalami kesulitan.

Berbicara mengenai masalah kemiskinan, maka erat kaitannya dengan sistem yang diterapkan. Karena penerapan suatu sistem akan menentukan mekanisme pengurusan oleh negara dan pengelolaan sumber kekayaan. Sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini meniscayakan individu swasta ataupun asing untuk memiliki dan mengelola sumber daya alam (SDA) apapun asalkan punya modal. Kekayaan yang sejatinya milik seluruh rakyat yang seharusnya dikelola oleh negara untuk dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya, akhirnya jatuh kepada individu-individu tertentu dari kalangan pemilik modal. Alhasil yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin harus terus merana.

Akibat dari kebebasan kepemilikan yang membolehkan siapa pun untuk mengelola SDA, selain bebas mengeruk kekayaan, mereka juga bebas untuk mendatangkan tenaga kerja asing untuk dipekerjakan. Akhirnya, selain tidak bisa menikmati kekayaan alam, rakyat juga harus menganggur di negeri sendiri.

Akibat lain yang ditimbulkan dari penerapan sistem kapitalisme adalah lepas tangannya negara dari tanggung jawab pengurusan urusan rakyat. Karena dalam sistem ini negara hanyalah regulator bukan ra’in (pengurus urusan umat). Demikian juga dalam masalah stunting. Program yang dibuat hanyalah upaya tambal sulam yang tidak menyentuh pada akar persoalan yang dalam perjalanannya juga justru diwarnai dengan berbagai persoalan baru. 

Berbeda dengan apa yang diajarkan dan diatur oleh sistem Islam. Negara yang menerapkan sistem Islam dan para penguasa yang ada di dalamnya akan memahami bahwa ada tanggung jawab besar dalam kepemimpinannya yang kelak di akhirat akan ditanya. Maka dengan kesadaran itu mereka akan melakukan yang terbaik dalam menjalankan pengurusannya terhadap kepentingan rakyat termasuk masalah stunting.

Negara dengan sistem Islam akan menetapkan langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah stunting. Pertama, negara akan memastikan terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari seluruh rakyat. Apabila ada yang mengalami kesulitan maka negara akan mengambil dari Baitul Mal untuk menjaminnya. Kedua, negara akan memastikan jalur nafkah berjalan dengan sebagaimana yang ditetapkan oleh hukum syara, jika kepala keluarga tidak bisa memberi nafkah karena tidak memiliki pekerjaan maka negara wajib membuka lapangan pekerjaan untuknya atau memberi modal untuk usaha tanpa riba. Ketiga, warga tidak mampu yang tidak memiliki penanggung jawab nafkahnya, maka negara akan mengambil alih sebagai penjamin nafkah atasnya. Dari mana negara memiliki kekayaan untuk mencukupi itu semua, tentu dari kekayaan alam yang dikelola oleh negara. [An]

Baca juga:

0 Comments: