Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Kusuma
(Pemerhati Umat)

Setiap individu pasti mempunyai segala sesuatu yang sering ataupun rutin dilakukan setiap harinya. Seorang ibu mungkin lebih banyak kebiasaan yang sering dilakukan. Bahkan rutinitas (kebiasaan) ini bisa jadi membosankan bila tak disikapi dengan baik.

Kebiasaan-kebiasaan ini tentu mesti dijaga dan juga dipilih mana yang lebih penting dan mana yang tidak penting. Atau bahkan kebiasaan ini perlu dihentikan kala tidak jelas tujuannya ataupun tidak membawa kepada kebaikan.

Misal para emak-emak di lingkungan perumahan terbiasa dengan duduk-duduk di pinggir jalan. Maklumlah area perumahan itu tidak cukup luas. Tidak ada kebun maupun halaman yang luas seperti dikampung halaman. Jadi bersantai dipinggir jalan dibawah pohon itu sudah menjadi rutinitas atau kebiasaan. 

Biasanya setelah beres pekerjaan rumah tangganya, mereka suka berangin-angin dipinggir jalan. Ya kalau didalam rumah terus terasa jenuh ataupun sumpek, panas dan lain sebagainya. Nah biasanya kesempatan ini digunakan untuk makan-makan bareng dipinggir jalan. Meskipun nasi dan lauknya bawa masing-masing. Atau sekedar ngobrol-ngobrol kecil menjalin silah ukhuwah sesama tetangga.

Memang baik-baik saja, dan merupakan hiburan setelah beres-beres rumah, nongkrong di pinggir jalan. Namun mesti berhati-hati, jangan sampai kebiasaan santai dipinggir jalan itu dilakukan jika keadaan  dalam rumah masih berantakan. Tentu hal ini akan memicu masalah. Mengakibatkan suami kesal hati setelah seharian bekerja melihat rumah tidak terurus. Pinginnya beristirahat dalam rumah, namun keadaan dalam rumah berantakan. Akhirnya menyulut kemarahan suami. Ataupun kebiasaan kongkow-kongkow dipinggir jalan ini dilanjutkan dengan ghibah. Wow tentunya kebiasaan ini perlu dan bahkan wajib untuk ditinggalkan. 

Temukan potensi positif yang ada dalam diri kita masing-masing. Misal dengan silah ukhuwah sesama tetangga itu tadi digunakan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga pergaulan bertetangga. Ataupun bertukar pikiran cara mendidik anak agar menjadi anak yang saleh. Bisa juga berbagi tips masakan favorit keluarga. Sehingga kebiasaan yang kita lakukan berbuah pahala bukan mendapatkan dosa.

Berkumpul dengan tetangga pun bisa dipakai ajang untuk beramar makruf nahi mungkar. Sebab berdakwah itu bukan sekedar kewajiban para ustaz maupun ustazah. Namun kita semua sebagai individu muslim wajib untuk berdakwah. Sebab dakwah itu tidak mesti disampaikan saat berada diatas panggung atau di suatu taklim. Namun beramar makruf nahi munkar itu disampaikan kapan saja dan pada kesempatan apapun juga. 

"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat."
(TQS. Syu'ara: 214)

Wallahualam bissawab. 

Baca juga:

0 Comments: