Headlines
Loading...
Oleh. Jumriani 

Hakikat dunia ini hanya bersifat sementara bukan keabadian. Jika kita menikmati dunia dan menempatinya dengan ketaatan kepada Allah swt., maka kita akan memetik buahnya di akhirat. Namun, jika kita mengisinya dengan nafsu, kita akan mengalami kerugian, baik di kehidupan ini maupun di kehidupan akhirat.

“Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (TQS. Al-Hajj: 11)

Maka perbaikilah ibadahmu, jangan  menangis jika kehilangan dunia, dunia ini hanyalah sebuah jembatan semata. Bersikaplah seimbang dan sewajarnya terhadap dunia ini. Jangan menyerah sepenuhnya dan jangan biarkan diri kamu terbawa dan terbuai olehnya. Jadikan akhirat sebagai tujuan kamu dan berusahalah untuk mengejarnya.

Keserakahan akan harta menyebabkan kita lupa memperhatikan sesama. Astaghfirullah, sibukkan dirimu beribadah kepada Allah, beramal shaleh, bersedekah dan menafkahkan dengan cara yang baik agar mendatangkan Rahmat dan rida Allah Swt.

Rasulullah Saw. dalam sabda beliau, "Akan datang kepada manusia suatu zaman (ketika itu) seorang tidak lagi peduli dengan apa yang dia dapatkan, apakah dari yang halal atau haram." (HR. Bukhari)

Jangan kamu cari rezeki dengan cara yang diharamkan, itu akan membuatmu celaka. Tidakkah engkau merasa bersalah saat harta orang yang kamu ambil secara paksa? Bayangkan uang haram itu dimakan oleh keluargamu, maka keluargamu tidak akan
pernah mendapatkan keberkahan.

Seorang muslim yang rasional harus selalu berpikir dan tidak seperti hewan yang tidak mengerti apa yang diinginkannya, faktanya, kondisi hewan peliharaan lebih baik dibandingkan manusia karena hewan tidak merugikan kita kecuali kita menyakiti atau mengganggu mereka, astaghfirullah.

Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” ( TQS. Ar-Ra’du :26)

Karena banyak atau sedikitnya rezeki yang Allah berikan kepada kita, itu adalah pemberian Allah yang sudah seharusnya kita syukuri. Saat rezeki yang kita peroleh sedikit mungkin saat itu Allah sedang menguji level keimanan kita, apakah kita tetap menjadi hamba yang salih saat diuji dengan kekurangan, atau sebaliknya.

Karena Allah lah yang memahami kadar hati makluk-Nya dalam mengelola harta. Bisa jadi kita yang ditimpa kemiskinan, akan menjadi kufur nikmat jika diberi rezeki berlebih, karena Allah mencintaimu, maka ia terlebih dahulu memberikan ujian berupa kekurangan, dan rezekinya bertambah seiring dengan meningkatnya tingkat keimanannya. Allah telah menetapkan sepenuhnya standar kelangsungan hidup makhluknya.

Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu.” (TQS. Luqman : 33)

Jangan biarkan dunia membuatmu lupa akan negeri akhirat. Orang-orang yang memanfaatkan dunia ini dan menguasainya untuk kemaslahatan agamanya adalah orang-orang yang paling beruntung. Namun orang-orang yang sibuk dengan dunia dan menganggap dunia sebagai tujuan dan keinginannya, Maka kelak ia akan binasa. [ry].

Baca juga:

0 Comments: