Headlines
Loading...
Oleh. Ryah

Bismillahirrahmanirrahim.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah mengingatkan kepada kita semua, agar kita memanfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima perkara lainnya. Salah satunya adalah memanfaatkan masa muda, sebelum datangnya masa tua.

Pemuda adalah seseorang yang akan menjadi tonggak kemajuan bangsa dan agama. Pemuda adalah orang yang menjadi harapan bagi diri, keluarga, dan bahkan negara. Karena pentingnya pemuda, Al-Qur’an banyak memberikan isyarat akan sikap seorang pemuda.

Pemuda yang diharapkan Al-Qur’an adalah pemuda yang berani menolak kebatilan dan kemaksiatan, sebagaimana ketika Nabi Musa diajak berbuat tidak senonoh oleh perempuan-perempuan.

Al-Qur’an yang memberi isyarat akan sikap anak-anak muda 

Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.”
(QS. Yusuf ayat 30).

Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.” (QS al-Anbiya’ ayat 60).

Pemuda menjadi seseorang yang pemberani dalam menumpas kebatilan dan menegakkan kebenaran. Sebagaimana Ibrahim muda berani menumpas berhala dan menunjukkan masyarakat kepada kebenaran Tuhan.

Istiqomah

Pemuda harus bisa melawan godaan apa saja. Sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an, (Qs. Yusuf ayat 33). Mampu menolak rayuan dari istri raja yang ditujukan kepadanya.

Nabi Yusuf berkata seraya memohon kepada Allah, " Wahai Tuhanku! Penjara yang gelap lagi sempit lebih aku sukai daripada tinggal di dalam istana hanya untuk memenuhi ajakan mereka memenuhi nafsu birahinya. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya dan rayuan mereka, niscaya aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka. Dan jika aku tunduk terhadap kemauan mereka tentu aku termasuk orang yang bodoh karena telah menjerumuskan diri dalam perbuatan yang hina."

Mandiri

Pemuda juga harus mandiri dan penuh integritas, sebagaimana kisah Nabi Ismail ‘alaihissalam yang penuh akan integritas sejak masa belia. Kisah tersebut diabadikan oleh Allah Swt. dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 102.

Dia akan taat, rela, dan ikhlas menerima ketentuan Tuhan serta menjunjung tinggi segala perintah-Nya dan pasrah kepada-Nya. Ismail yang masih sangat muda itu mengatakan kepada orang tuanya bahwa dia tidak akan gentar menghadapi cobaan itu, tidak akan ragu menerima qada dan qadar Tuhan. Dia dengan tabah dan sabar akan menahan derita penyembelihan itu. 

Sikap Dinamis dan Kreatif

Pemuda juga mesti bersikap dinamis dan kreatif, layaknya Nabi Nuh a.s. yang sanggup bekerja keras dan berfikir keras sehingga mampu membuat sebuah bahtera yang besar, meski tidak ada seorang pun yang ingin menolongnya. 

Tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 14: "Cobaan, ujian dan siksaan dalam keimanan juga dialami oleh para nabi dan umatnya, di antaranya Nabi Nuh yang sangat lama sekali menghadapi gangguan dari kaumnya. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya untuk menyeru mereka kepada ajaran tauhid."

Maka dia tinggal bersama mereka untuk menyampaikan risalah ketuhanan, terhitung sejak kami mengutusnya menjadi Nabi selama seribu tahun kurang lima puluh tahun, yaitu sembilan ratus lima puluh tahun. 

Selama itu Nabi Nuh berdakwah dengan berbagai cara, dan selama itu pula mereka durhaka dan tidak memenuhi seruannya. Kemudian mereka yang durhaka itu dilanda banjir besar sebagai bentuk azab untuk mereka, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim dengan kekufuran mereka.

Pemuda selalu menjadi garda depan dalam memperjuangkan kebenaran dan melawan kebatilan. Terbukti, selain tujuh pemuda Ashabul Kahfi, para sahabat pada masa perjuangan dakwah Rasulullah juga didominasi oleh para pemuda. 

Islam bisa besar seperti sekarang ini juga tidak lepas dari jasa para pemuda, sebab salah satu faktor penting kesuksesan Nabi Muhammad berdakwah karena beliau mendapat dukungan sosok-sosok sahabat yang didominasi dari kaum muda. Nama-nama sahabat utama seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin ‘Awwam, Abi Ubaidah, Mush’ab bin Umair, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Khalid bin Walid, semuanya dari kalangan pemuda.

Mari kita kembali hayati dari kisah teladan pemuda, baik pada zaman Rasulullah saw. yang gigih memperjuangkan dakwah Islam, maupun kalangan pemuda pejuang kemerdekaan bangsa ini. Tanpa pemuda, kita bisa apa? Semangat para pemuda menjadi momok bagi pemuda yang mageran. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: