Headlines
Loading...
Maraknya Kasus Bunuh Diri, Perlu Solusi Pasti!

Maraknya Kasus Bunuh Diri, Perlu Solusi Pasti!

Oleh. Netty al Kayyisa

Bunuh diri adalah semua tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri bukan hanya masalah kesehatan mental. Tetapi kesehatan masyarakat. Karena tidak semua orang yang meninggal karena bunuh diri mengalami masalah pada kesehatan mental. Stress yang tak mampu diatasi menjadi hal yang lebih dominan sebagai penyebab bunuh diri dibandingkan dengan gangguan kesehatan mental. 

Islam jelas melarang bunuh diri. Sebagaimana firman Allah QS An Nisa : 29 ; 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٖ مِّنكُمۡۚ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمٗا ٢٩ 

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu

QS Al Baqarah ; 195 

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلۡقُواْ بِأَيۡدِيكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٩٥ 

195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Kedua ayat ini sudah cukup bagi orang-orang yang beriman menjadi pengingat untuk tidak melakukan tindak bunuh diri. Karena itu merupakan larangan dari Allah Swt. 

Berbeda dengan kondisi hari ini yang kita hidup dalam lingkungan serba permisive, hedonis dan dalam sistem kapitalis. Bunuh diri marak. Dari semua level generasi. 

Diperkirakan sekitar satu juta orang diseluruh dunia meninggal karena bunuh diri setiap tahun. Secara global, bunuh diri menempati peringkat kedua dari tiga penyebab utama kematian (premature). Menurut data WHO, 2018, 79% dari bunuh diri terjadi pda negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tetapi masih menurut WHO, 2019, negara dengan jumlah total bunuh diri terbanyak adalah India, China dan Amerika Serikat. Di Asia, Korea Selatan dan Jepang menempati posisi tertinggi dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia, meski tidak termasuk dalam data negara dengan kasus bunuh diri yang tinggi namun perlu dicermati Indonesia belum memiliki registrasi kematian yang melaporkan data akurat, sehingga data tidak terekam. Baru-baru ini kasus bunuh diri kembali mencuat di Malang. Di beberapa tempat seperti jembatan Soekarno Hatta menjadi tempat favorit untuk melakukan upaya bunuh diri, dengan pelaku rata-rata adalah generasi muda. Di Dau kasus bunuh diri juga mulai muncul. Meski pelaku bukan dari kalangan generasi muda, tetapi bisa jadi ini adalah fenomena tak terungkap yang banyak terjadi di masyarakat. 

Dapat dikatakan dengan ringkas bahwa penyebab bunuh diri merupakan hal yang kompleks, mencakup faktor sosial ekonomi, psikologis dan spiritual. 

1. Faktor Sosial Ekonomi 
Faktor ini merupakan faktor yang dominan dalam kasus bunuh diri. Pendapatan rendah, pengangguran dan kemiskinan merupakan kondisi yang dapat menyebabkan tindakan bunuh diri 

2. Faktor Psikologi
Stress dengan kondisi ekonomi, depresi karena masalah kehidupan, penggunaan zat adiktif, skizofrenia, LGBT, penyakit fisik kronik (kanker, HIV-AIDS) memicu bunuh diri.

3. Faktor Spiritual
Sebuah negara yang mayoritas penduduknya muslim dilaporkan lebih rendah tingkat kasus bunuh dirinya karena di dalam Islam melarang tindak bunuh diri.
Sementara pada komunitas masyarakat Hindu dan Kristen, bahkan Jepang yang Budhis dan Cina yang Atheis dilaporkan tingkat bunuh dirinya lebih tinggi.
 
Jika menilik dari ketiga faktor yang menjadi penyebab bunuh diri, maka sebenarnya bisa ditarik satu benang merah, bahwa yang menjadi penyebab maraknya kasus bunuh diri adalah sudut pandang tentang kehidupan. Dan sudut pandang ini dipengaruhi keimanan. Keimanan bisa diperoleh dengan pasti, meyakinkan dan tak tergoyahkan jika dilakukan dengan proses berpikir. Berpikir tentang alam semesta, manusia dan kehidupan. Juga berpikir tentang hidup. Dua kemampuan berpikir ini akan menentukan jalan keimanan seseorang. 

Upaya Menanggulangi Maraknya Kasus Bunuh Diri

Ada dua langkah prevensi yang dilakukan berbagai pihak bahkan oleh negara untuk menanggulangi maraknya kasus bunuh diri. Prevensi primer yang berhubungan langsung dengan penyebab bunuh diri dan prevensi sekunder yang tidak berhubungan langsung dengan upaya bunuh diri. 

1. Prevensi Primer 
a. Menutup akses terhadap cara/benda/lokasi yang pdapat digunakan untuk bunuh diri, misalnya jembatan, rel kereta api, racun yang mematikan dan lain-lain.

b. Menutup media dari pemberitaan tentang bunuh diri karena diyakini pemberitaan di media bisa mendorong upaya bunuh diri. 

c. Membuat program kesadaran masyarakat akan bunuh diri melalui layanan konseling oleh relawan terlatih baik secara online maupun offline. 

2. Prevensi Sekunder 
Pelaku bunuh diri, biasanya akan dirujuk ke pelayanan kesehatan. Entah yang sudah berhasil bunuh diri untuk diotopsi, atau yang tidak berhasil dengan diberi layanan kesehatan yang diperlukan. Untuk itu, petugas pelayanan kesehatan atau penjaga gerbang harus menyadari fakta dan bereaksi dengan memadai dalam artian cepat tanggap. Upaya prevensi sekunder ini juga diberikan pada keluarga pelaku, agar tidak terlalu bersedih dan tertekan dengan anggota keluarganya yang bunuh diri sehingga menyebabkan keinginan yang sama pada kerabat yang ditinggalkan. 

Apakah usaha-usaha penanggulangan tersebut membuahkan hasil yang signifikan dalam menghentikan kasus bunuh diri? Data yang sangat jelas adalah angka bunuh diri semakin meningkat di setiap tahunnya. Bahkan yang unreporting diyakini lebih banyak lagi. 

Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna sejak awal seseorang beriman terhadapnya sudah menyampaikan risalahnya yang agung tentang pelarangan bunuh diri. Satu langkah prevensi awal yang harus dipahami seorang muslim. 

Hanya faktanya hari ini, seorang muslim belum tentu mengenal diennya. Belum tentu paham agamanya. Sehingga pelarangan bunuh diri juga bisa jadi tidak banyak dipahami. 

Maka langkah berikutnya adalah menetapkan proses pencarian keimanan dengan melibatkan akal. Iman yang kokoh, tasdiqul jazm tidak akan bisa diperoleh tanpa akal. Yang ada hanya sebuah kepercayaan tanpa keyakinan. Masih ada syak atau keraguan. 

Penerpaan sistem Islam dalam dalam seluruh aspek kehidupan juga berpengaruh terhadap pengkondisian psikologis umat. Sistem ekonomi Islam akan menjamin pemenuhan kebutuhan sehingga tidak menjadikan masalah ekonomi sebagai faktor pemicu bunuh diri. 

Penerapan sistem pendidikan Islam juga akan semakin menegaskan sikap dan kepribadian yang harus dimiliki setiap muslim. 

Penerapan sistem interaksi sosial dalam Islam  juga akan mencegah dan membentengi seseorang dari perasaan stress pemicu bunuh diri. 

Dan seluruh upaya prevensi ini hanya bisa dilaksanakan dalam naungan Khil4f4h Islam. Untuk itu menjadi tugas kita bersama, mendakwahkan kepada umat pentingnya upaya penegakan Khil4f4h hari ini. Wallahualam bishawab.

Baca juga:

0 Comments: