Headlines
Loading...
Oleh. Firda Umayah 

Degradasi moral pada pemuda semakin tampak terlihat. Banyaknya kasus hamil di luar nikah oleh para siswi, penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda, tawuran pelajar, penganiayaan hingga penghilangan nyawa yang dilakukan oleh remaja merupakan sebagian dari fakta tersebut. Padahal, pemuda memiliki peran penting dalam perubahan. Perubahan yang akan mampu membawa kebangkitan umat manusia. Menuju kehidupan yang beradab dan mulia. Lalu, bagaimanakah cara menyiapkan pemuda untuk perubahan yang hakiki?

Penyebab Kegagalan Perubahan

Sebelum membahas perubahan yang harus dilakukan pemuda, maka harus dipahami dulu, penyebab kegagalan mengapa perubahan hakiki tidak terjadi pada pemuda. 

Disadari atau tidak, pemikiran dan sikap yang dimiliki pemuda saat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada. Baik lingkungan keluarga, masyarakat dan negara. Dalam lingkungan keluarga, keluarga yang tidak memahami peran masing-masing anggota akan membuat ketidakharmonisan hubungan di dalam keluarga tersebut. Tak hanya itu, ini juga menyebabkan tidak adanya ikatan yang kuat antar sesama anggota keluarga. Akibatnya, ketika seorang remaja atau pemuda menghadapi masalah dan cobaan hidup, ia tak lantas mampu menyelesaikannya dengan keluarga. Sehingga ia mencoba melampiaskan kepada hal-hal yang lain termasuk yang melanggar syariat Islam.

Dalam lingkungan masyarakat, masyarakat yang bersifat individualistik juga turut membuat pemuda tidak ada yang mengingatkan dan mengontrol ketika melakukan aktivitas yang bisa merusak diri atau anggota masyarakat lain. Dalam lingkungan negara, aturan negara yang bersifat sekuler telah menjadikan setiap warga negara seakan memiliki kebolehan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Hal ini karena negara menjamin kebebasan warga negara sebagai bagian dari hak asasi manusia. Selain itu, sistem pendidikan sekuler juga menjadikan pemuda tak mampu memilah mana perbuatan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan berdasarkan syariat Islam. Apalagi, hukum tebang pilih yang ada di negara juga tidak membuat setiap pelaku kejahatan mendapatkan hukuman yang setimpal. Sehingga tidak memberikan efek jera bagi pelakunya dan upaya pencegahan bagi warga negara yang lain.

Oleh karena itu, penyebab kegagalan perubahan di kalangan pemuda, pada dasarnya merupakan dampak dari penerapan sistem sekularisme-liberarisme. Karena sistem ini telah melahirkan seperangkat aturan di dalam semua aspek kehidupan yang bertentangan dengan syariat Islam. Sistem sekularisme telah menjadikan aturan yang ada sebagai alat untuk memenuhi keinginan para kapitalis. Sehingga orientasi hidup manusia dalam sistem ini hanya untuk mencari keuntungan materi belaka. 

Perubahan Hakiki Hanya Ada Dalam Islam

Perubahan hakiki adalah perubahan yang mampu membawa ketenangan dan ketenteraman hidup. Yaitu perubahan yang berasal dari Sang Pencipta, Allah Swt. Karena hanya Allah saja yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Perubahan hakiki hanya ada pada Islam. Perubahan Islam sejatinya telah Rasulullah saw. contohkan. Sebab, Islam merupakan risalah yang dibawa oleh baginda Muhammad saw. Maka perubahan itu harus memperhatikan beberapa hal.

Pertama, perubahan dilandasi dengan akidah Islam. Rasulullah saw. menanamkan dengan kuat akidah Islam pada diri para sahabat dengan memahamkan visi dan misi hidup manusia. Kalimat syahadat juga harus dimaknai dengan benar agar keislaman seseorang berasal dari kesadaran pemikiran.

Kedua, perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. adalah perubahan yang bersifat revolusioner. Bukan bersifat parsial, bertahap dan juga pragmatis. Maka untuk menyiapkan perubahan revolusioner tersebut, Rasulullah saw. melakukan beberapa tahapan. 

Yaitu, melakukan pembinaan intensif. Pembinaan ini berlangsung sejak Rasulullah saw. menancapkan akidah Islam dan terus berlanjut meski Daulah Islam di Madinah telah tegak. Selain itu, Rasulullah saw. juga melakukan interaksi sosial dengan pemikiran Islam alias dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat. Setelah pemikiran Islam menyebar menjadi opini umum di tengah masyarakat, barulah Rasulullah saw. melakukan thalab an nusrah (meminta pertolongan) kepada para pemimpin kabilah di Madinah untuk menjadi pembela Islam dan Rasulullah serta siap menerapkan semua syariat Islam.

Ketiga, perubahan yang dilakukan Rasulullah saw. menggunakan jalan pemikiran bukan kekerasan. Ini dilakukan Rasulullah saw. sebelum Daulah Islam di Madinah tegak. Pemikiran yang dilakukan oleh Rasulullah bersifat politis. Di mana Islam dijadikan sebagai solusi atas semua permasalahan hidup. Islam juga dijadikan sebagai landasan dalam mengurus semua urusan umat.

Dari ketiga hal tersebut, maka pemuda sangat potensial untuk menjadi agen perubahan hakiki. Karena pemuda memiliki kelebihan dari segi daya intelektual, fisik dan juga energi untuk melakukan perubahan. Hal ini dapat dilihat dari generasi terbaik umat Islam sejak generasi sahabat yang banyak digawangi oleh pemuda seperti Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Zubair bin Awwam, Mushab bin Umair, Amar bin Yasir, dll. Kemudian dilanjutkan dengan generasi muda selanjutnya dalam masa kekhilafahan seperti Umar bin Abdul Aziz, Mu'tashim Billah, Muhammad Al Fatih, dll.

Penutup

Sudah saatnya pemuda diarahkan kepada perubahan dan kebangkitan Islam. Yaitu dengan mengajak mereka untuk mengkaji dan memahami Islam secara keseluruhan. Kemudian menjadikan mereka sebagai penggerak yang mengajak umat untuk menerapkan syariat Islam di seluruh aspek kehidupan. Wallahu alam bishawab.

Baca juga:

0 Comments: