Headlines
Loading...
Seruan R20 Agama Atasi Konflik, Ilusi atau Solusi?

Seruan R20 Agama Atasi Konflik, Ilusi atau Solusi?

Oleh. Rati Suharjo
(Pegiat Literasi AMK)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 
"Masuklah kamu ke dalam Islam secara kafah." (Q.S Al-Baqarah 208)

Seharusnya ayat tersebut menyadarkan kaum muslimin, terutama para penguasa muslim,  bahwa berbagai macam persoalan yang terjadi di dunia ini disebabkan ketiadaan  penerapan syariat Islam secara kafah dalam naungan Daulah Islamiyah. 

Nyatanya berbagai macam konflik yang terjadi, mereka anggap bagian dari sentimen kelompok beragama. Hal ini yang mendorong para pemimpin agama sedunia untuk mengadakan 'Religion of Twenty' (R20) di Yogyakarta (4/11). Dengan mengangkat tema "Upaya Pastikan Agama Berfungsi Sebagai Sumber Solusi Global."

Sekilas, temanya tampak bagus. Nyatanya, jauh dari realita yang ada. Selama ini, rakyat lah yang memperjuangkan agama sebagai konstitusi negara, yakni syariat Islam. Upaya mulia ini malah dianggap bagian dari radikalisme, ekstrimisme, fundamentalisme, dan lain-lain. 

Paham-paham ini sama dengan paham-paham yang dinarasikan oleh pihak barat. Barat selalu melakukan upaya monsterisasi  terhadap syariat Allah. Mereka juga menganggap bahwa khil4f4h adalah ajaran yang tidak layak diperjuangkan.

Mantan perdana Menteri Inggris Tony Blair menyatakan bahwa ideologi Islam adalah ideologi setan. Adapun ciri-cirinya adalah:

1. Menolak legitimasi Israel.
2. Memikirkan bahwa syariat adalah dasar hukum Islam
3.  Kaum muslimin harus menjadi satu kesatuan dalam naungan khil4f4h. 
4.  Tidak mengadopsi nilai-nilai liberal dari barat.

Lantas, untuk menyelesaikan konflik di dunia ini, apakah seruan R20 ini dapat memberikan solusi? Seruan R20 tersebut terdiri dari seruan bermacam-macam agama. Agama Nasrani, Budha, dan Hindu adalah agama yang membatasi lingkup hidup manusia sebatas ibadah ritual. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak terikat dalam aturan. Lain halnya dengan Islam. Islam mengatur manusia di manapun mereka  berada. Islam mengatur hidup manusia, mulai dari masuk ke kamar mandi hingga masuk ke  pemerintahan. inilah yang dijelaskan oleh Allah Swt. dalam QS. Al Baqarah: 208. Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk mengamalkan Islam secara keseluruhan.

Dengan demikian, Islam bukan sekadar ibadah ritual. Akan tetapi, Islam adalah sebuah akidah sekaligus ideologi yang mempunyai 'fikrah' (konsep) dan 'thariqah' (metode). 'Fikrah' adalah pemikiran yang bersumber dari akidah dan syariat Islam. Sedangkan 'thariqah' adalah metode untuk menerapkan fikrah hingga terwujud dalam kehidupan. 

Di dunia, ada tiga ideologi, yaitu: Islam, kapitalisme, dan komunisme. Kapitalisme dalam mewujudkan fikrahnya meninggalkan aturan agama. Agama hanya diterapkan dalam ibadah ritual. Sedangkan komunisme tidak menganggap tuhan itu ada.

Dengan demikian, apakah diskusi R20 tersebut dapat menyelesaikan konflik di dunia saat ini? Tentu saja tidak. Sebab, aturan yang diterapkan, termasuk diskusi dari pertemuan R20 ini lahir dari ideologi kapitalis. Undang-undang yang lahir dari ideologi ini berpihak pada pemilik modal. Kesejahteraan dan keadilan mustahil diwujudkan dengan ideologi ini. Alih-alih mewujudkan kesejahteraan dan keadilan. Akibat penerapan ideologi kapitalis, paham nasionalisme pun muncul. Akibatnya, konflik tak kunjung usai terjadi di Palestina. Begitu juga dengan konflik antara Ukraina dan Rusia yang hingga saat ini terus memanas. 

Masalah ini tentu membutuhkan solusi yang tepat. Solusi tepat tersebut berupa ideologi yang melahirkan sebuah aturan hidup. Jika komunisme dan kapitalisme tak mampu menyelesaikan konflik, maka jalan satu-satunya adalah kembali kepada Islam. Islam adalah sebuah sistem (aturan hidup). Sistem Islam pernah diterapkan selama 13 abad. Sejak di masa kepemimpinan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam, kemudian berlanjut di masa Khulafa'ur Rasyidin, hingga banyak Khalifah sesudahnya. 

Keteladanan juga layak kita ambil dari bagaimana Rasulullah saw menyelesaikan konflik.  Sebelum Rasullulah saw berhijrah, Bani Aus dan Khazraj telah bertempur selama puluhan tahun. Bahkan pada Perang Bu'ats (lima tahun sebelum hijrah), semua pemimpin di kedua belah pihak tewas (hadis riwayat Bukhari). Di saat-saat genting itulah, Rasulullah bertemu dengan enam orang Khazraj dan Aus. Rasul mengajak mereka untuk beriman dan membela dakwah dengan kekuatan. Mereka langsung menyetujuinya, karena ingin menghendaki perdamaian dan membutuhkan pemersatu masyarakat. Apalagi, kaum Yahudi telah mengancam untuk  menyerang mereka. (Hadis riwayat Ibnu Hisyam). 

Setelah membentuk suatu negara di Madinah, Rasulullah saw. pun memberikan perlindungan kepada nonmuslim. Mereka dibiarkan dengan ibadahnya sesuai dengan keyakinan masing-masing. Adapun dalam mempertahankan negaranya,  maka orang kafir pun diajak untuk berperang. Rasulullah saw. mengajak kepada orang kafir untuk memeluk Islam dengan tidak ada paksaan. Adapun bagi mereka yang masih memeluk agamanya, maka Rasulullah saw. melindunginya. 

Selain itu, Rasulullah saw menyebarkan Islam ke wilayah yang lain. Dalam berperang, Rasulullah saw melindungi 'kafir muakad', yakni orang kafir yang sedang mengadakan perjanjian bersama Rasulullah saw.  Dalam menunggu perjanjian dengan orang kafir tersebut, Rasulullah saw memerintahkan sahabatnya agar tidak membunuh orang kafir yang statusnya dalam masa perjanjian.

Inilah sebagian teladan yang dilakukan Rasulullah saw. dalam menghadapi orang-orang kafir,  untuk menyelesaikan konflik, dan lain-lain. Bukan seperti seruan R20 akibat perkumpulan orang Islam, Kristen, Hindu, dan selainnya hingga membuat Islam itu lemah. Islam lah yang seharusnya memimpin dunia dan memberikan solusi di saat dunia saat ini berada dalam kegelapan.  

Wallahu a'lam bishawwab.

Baca juga:

0 Comments: