
Oleh. Elia Ummu Izzah
Anak kecil yang putih dan menggemaskan ini, punya keunikan tersendiri. Badannya segar, aktif, berani dan pintar sekali ngomong. Kalau sudah berceloteh lucu sekali, seperti orang dewasa saja.
Ghoziya nama anak ini. Usianya sekitar 3 tahunan. Tiap hari dia lebih sering bersama eyangnya. Hari-hari eyangnya menjadi ceria, tidak terasa bila bersamanya. Ada saja yang diinginkan.
Tiada hari tanpa makan es krim. "Ghoziya mau es krim, Yang," Pintanya.
Eyangnya menuruti keinginan cucunya itu. Namun lama-lama, hobinya makan es krim dirasa eyangnya terlalu banyak. Bila tidak diberi, ada saja tingkahnya yang membuat eyangnya tidak tega hati, seperti merengek, ngambek bahkan bisa tantrum.
Suatu hari, Ghoziya bepergian bersama eyang, mama dan papa angkatnya, serta ibu kandungnya. Kesukaannya makan es krim pun kembali ia pinta.
"Ma, beli es krim, ya. Belinya di Alfamart," Lanjut Ghoziya.
"Tidak boleh banyak-banyak lho," Tukas Mamanya.
"Ghoziya mau 3," Jawabnya.
"Dua saja," Cegah Mamanya.
"Ya kurang Ma..." Rengeknya.
"Masa dua kurang," Mamanya menimpali.
"Iya Ma, kan Ghoziya mau bagi. Buat Mbak Husna satu, Mbak Fadhilah satu dan buat Ghoziya satu, jadi kan pas tiga."
Mamanya tersenyum, "Wah anak ini baik sama saudara."
"Senang berbagi, ingat dengan saudara bila sedang makan atau memiliki sesuatu," Batin mamanya.
Mamanya pun menuruti. "Ok. Silakan ambil 3."
Ghoziya pun senang bukan kepalang. Segera Ia berlari ke arah tempat es krim. Diambilnya es krim 3. Ia pilih es krim yang ia suka dan juga untuk saudaranya. Ia paham selera kakak-kakaknya.
Di dalam mobil selama perjalanan pulang, ibunya menggunakan moment itu untuk menasihati Ghoziya.
"Ya, Ghoziya anak pintar?"
"Iya dong Bu. Ghoziya kan udah besar."
"Ghoziya tahu nggak aturan makan dalam Islam, sebagaimana diajarkan Rasulullah, Nabi kita Nabi Muhammad?"
"Belum..."
'Oh iya, Ghoziya ingat. Berdoa sebelum makan ..."
"Tepat sekali, Ghoziya emang anak pintar," Jawab ibunya.
Dipuji oleh ibunya, Ghoziya pun tersenyum senang.
Segera diucapkan doa sebelum makan yang sudah ia hapal, sambil menengadahkan tangan mungilnya.
"Bismillahirrahmanirrahiim,
Allahumma bariklana fiima rozaktana waqiina 'adzabannar. Aamiin..."
"Masya Allah. Anak pintar dan Salehah," Puji ibunya kembali. Ibunya kemudian melanjutkan nasihatnya kepada Ghoziya.
"Selain berdoa, sebelum dan sesudah makan, Ghoziya juga tidak boleh berlebihan dalam makan. Jauhilah olehmu mengisi perut dengan penuh terhadap makanan dan minuman. Sebab, mengisi perut dengan penuh bisa membahayakan tubuh dan menyebabkan malas shalat," Terang ibu kepada Ghoziya.
"Bisa gampang sakit, ya Bu?" Tanya Ghoziya.
"Betul sekali. Ghoziya ga mau kan?" Jelas ibu.
"Tentu saja," Jawab Ghoziya mantap.
"Ghoziya mulai hari ini gak mau makan es krim banyak-banyak. Paling banyak dua. Ghoziya mau ikuti anjuran Rasul".
Dengan ekspresi yang lucu, Ghoziya berjanji pada ibu dan mamanya.
Semua tersenyum dan bertepuk tangan untuk Ghoziya.
"Inilah anak Mama," Peluk mamanya dengan senang.
Cilacap, 2 Desember 2022.
Baca juga:

0 Comments: