Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Irawati Artati

Sepulang sekolah, Clara langsung membuka pintu pagar rumahnya yang besar dan megah. Rupanya sang Mama tengah duduk di beranda depan dengan muka sinis.

"Assalamualaikum Ma," ucap Clara sambil mencium tangan mamanya.

"Waalaikum salam!" jawab mamanya dengan ketus.

"Mama kenapa sih, cemberut begitu," tanya Clara penasaran.

"Mama tuh nggak suka, kamu dekat-dekat sama anak baru itu," sahut mamanya sambil memalingkan muka.

"Oh, Amalia maksud Mama? emang kenapa Ma? Ia baik kok sama Clara," sahut Clara.

"Baik apanya, dia itu sok alim! masa kemana-mana pakai jilbab, lihat tuh bajunya panjang-panjang kayak emak-emak saja, ibunya juga gitu kayak mau pengajian saja. Kampungan banget tuh mereka," sahut mamanya tak mau kalah.

"Waduh Ma, ada apa sih meributkan penampilan orang. Jangan berpikiran negatif dulu. Justru begitulah pakaian yang sesuai syariat. Papa saja kepingin Mama sama Clara seperti mereka," sahut papa Clara tiba- tiba ikut nimbrung.

"Apaan sih Papa," sahut mama sewot.

"Tapi emang bener loh Ma, apa kata Papa, kalau menurut Clara, Amalia itu anggun banget pakai baju kayak gitu," sahut Clara mendukung kata-kata papanya.

"Sebenarnya Clara juga pingin pakai baju seperti itu, cuman Clara masih belum siap," tambah Clara.

"Kok kalian pada bela mereka sih, kamu lagi, Clara! malah mau ikut-ikutan," Mama pun bersungut sambil berjalan menuju dapur.

Clara dan Papa saling berpandangan, tersenyum heran melihat sikap mama. Lalu masuk ke dalam rumah.

Pagi itu adalah hari Ahad yang ceria, mama dan Clara pergi ke pasar untuk belanja sayur dan perlengkapan dapur yang sudah mulai habis. 

Seperti biasa mama memakai baju lengan pendek berwarna pink, dengan bawahan celana jeans yang agak ketat. Sedangkan Clara mengenakan kaos pendek dan sweter panjang dengan bawahan celana jeans di bawah lutut.

Kedua ibu dan anak itu nampak seperti adik dan kakak. Wajah mereka nan cantik sangatlah mirip dengan kulitnya yang putih. Tak jarang beberapa pasang mata memandanginya dengan mata jelalatan. Mereka berdua pun merasa risih juga.

Mereka asyik memilih sayur dan bahan perlengkapan dapur lainnya. Setelah dirasa cukup mereka pun kembali menuju tempat parkir di mana papanya sudah menunggu di dalam mobil.

Baru saja mau menyeberang jalan, tiba-tiba ada dua orang pengendara motor mendekati mereka. Dan menarik sesuatu di dada sang mama.

"Aaaaaagh!!!" Mama berteriak keras,"Copet...! Copet..!"

Rupanya kalung mama telah diembat oleh dua orang tersebut. Mama pun jatuh tersungkur. Bahan belanjaannya pun jatuh berhamburan. Serentak tempat itu menjadi ramai dan gaduh. Sebagian orang pun berusaha mengejar copet tersebut. Namun sayang, copet itu berhasil kabur dan orang-orang yang mengejar tadi kembali dengan tangan hampa.

Mama makin syok. Beberapa luka lecet nampak di kedua tangan dan kakinya. Akhirnya mereka melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Setelah melapor dan memberi keterangan dengan beberapa saksi, mereka langsung pulang.

Sesampai di rumah, papa dan Clara membantu mengobati luka-luka mama. Sedangkan mama, sambil menahan perih, masih terlihat merenungi kejadian tadi.

"Mungkin semua ini ada hikmahnya Ma, seandainya saja Mama waktu itu memakai jilbab, pasti tidak akan memancing orang untuk berbuat jahat. Perhiasan Mama tuh mencolok sekali," ujar papa mendinginkan hati mama yang masih kelihatan amat menyesal.

"Betul itu Pa, ternyata itulah salah satu fungsi jilbab, yaitu  untuk melindungi hambaNya. Tujuannya adalah untuk menjaga dan melindungi kehormatan serta keselamatan kaum wanita dari pandangan orang-orang jahat. Betul kan Pa?" kata- kata itu muncul begitu saja dari mulut Clara.

"Nah, seratus buat anak Papa," sahut Papa sambil tersenyum lebar.

Tak terasa air mata Mama pun menetes. Kata-kata Papa dan Clara seolah menjadi siraman rohani. Juga kejadian tadi adalah sebuah cambuk baginya.

"Astaghfirullah...! Mungkin ini cara Allah menegur Mama, apalagi Mama juga sering mengolok-olok Amalia dan ibunya yang memakai jilbab," sahut mama tertunduk.

"Mulai hari ini, Mama mau bartaubat. Mama ingin mengenakan jilbab selamanya. Kamu juga Clara jangan kau umbar auratmu ya nak," Mama tersadar dan memeluk Clara, seakan takut kehilangan anak semata wayangnya.

Clara mengangguk dan tersenyum. Dan kembali memeluk erat sang mama.

Papa pun tak kuasa, segera menghampiri dan memeluk mereka. 

"Beneran nih yang Mama bilang? Ntar kelihatan kampungan lagi, seperti keluarga Amalia," celoteh Papa menggoda Mama.

"Enggak dong Pa, Mama sadar bahwa memakai jilbab itu adalah perintah Allah, salah satu ibadah dan kewajiban bagi wanita muslim," sanggah mama.

"Kok, Mama tahu kalau itu perintah Allah?" tanya papa menyelidik.

"Iya Pa,sebenarnya semalam itu Mama kebetulan membaca ayat tentang perintah memakai jilbab. Kalau nggak salah, ada di surat al-Ahzab ayat 59," jawab mama sambil tersenyum.

"Emang apa isi ayat itu Ma?" tanya Clara penasaran.

"Kalau nggak salah begini terjemahannya; Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." jawab sang mama sambil mengingat-ingat terjemahan ayat itu.

"Maasya Allah....Alhamdulillah, kalau begitu Papa mau memberi hadiah buat kalian. Ini Papa ada tabungan, silahkan di gunakan untuk membeli jilbab sesuai kebutuhan," ujar sang papa sambil menyerahkan kartu berwarna biru.

"Alhamdulillah...terimakasih Papa," jawab mereka bersamaan dengan mata berbinar.

Keesokan harinya Mama dan Clara mengenakan baju dan kerudung lebar yang mereka beli tadi malam. Sambil malu-malu mereka memperlihatkannya pada papa.

Papa langsung melepas kaca matanya.

"Maasya Allah, kalian nampak lebih anggun dan cantik. Semoga kalian bisa istikamah dengan jilbab ini," sambut papa bahagia.

Mereka pun larut dalam bahagia penuh ketakwaan. Begitulah kalau Allah menghendaki, hidayah akan datang kapan saja, di mana saja.

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi dunia dan akhirat," (Q.S.Al A'raf : 178)

Baca juga:

0 Comments: