
motivasi
Surat Cinta Untuk Nabiku
Oleh. Ummu Faiha Hasna
SSCQMedia.Com- Allahumma sholli ‘ala muhammad wa ‘ala aali muhammad.
Rintik hujan menjamu membersamaiku. Kutulis sepucuk surat cinta ini untukmu. Tetesan suara hujan berdawai menghantarkan irama indahnya akan kebesaran-Mu. Salam untukmu, wahai kecintaanku yang hidup jauh berabad dariku. Salam untukmu dari seorang perempuan yang ingin menumpahkan bara rindu di hari kelahiranmu.
Sepucuk surat ini sengaja kutulis karena
lisan ini selalu menyebut namamu. Rinduku padamu tiada terperi dalam hening malam yang dingin ini. Sepenuh cinta untukmu Baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Engkaulah suri tauladan yang baik, yang menuntunku ke sebuah jalan keselamatan, agar tidak terjebak jatuh ke sebuah jurang kehinaan dan ketersesatan.
Rinduku padamu, ya Rasul.
Ketika Allah mengenalkanku pada hakikat cinta yang sesungguhnya. Aku sempat berbisik dalam hati bagaimana aku bisa mengenalmu yang belum pernah kujumpai? Batin ini selalu bertanya. Lalu kupejamkan mata, air mata pun menetes saat kusebut nama-Mu. Sungguh nyata, kuyakinkan bahwa cinta ini ada. Engkaulah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang selalu hidup di dalam hati para pecinta.
Rinduku padamu, ya Rasulullah.
Izinkanlah aku menjadi umatmu sampai akhir hayatku nanti dan pertemukanlah aku denganmu di akhirat nanti dan sungguh aku benar-benar ingin mendapatkan syafaat darimu.
Cintaku tulus padamu wahai kekasih Allah
Kasih sayang ini selalu bernapaskan indahnya syariat islam, berharap akan terus berlanjut sampai akhirat kelak.
Cinta dan kasih sayang tulusmu kepada para pecintamu telah menghaluskan akhlak dan melembutkan jiwa ini karena engkau telah mengajari hambamu ini untuk menyayangi yang lemah dan melindungi yang tua. Engkau telah mengajariku kepada kebaikan dan telah menguatkan iman.
Rinduku padamu, ya Rasulullah.
Rasa syukur ini selalu kupanjatkan kepada Sang Pencipta alam semesta, karena Dialah yang mengenalkanmu padaku. Aku sering mendengar kisahmu dari para guru yang bercerita tentang kegigihanmu dan para dzurriyatmu yang membanggakan akhlak muliamu.
Rinduku padamu Ya Rasulullah.
Engkaulah idolaku. Engkaulah sosok pemimpin panutan umat di akhir zaman ini yang penuh dengan mudharat dan kerusakan. Tidak ada cerita atau kisah terindah yang dapat kuberikan kepada keturunanku kecuali kisah perjalanan hamba yang sangat aku harapkan syafaatmu kelak di yaumil akhir . Siapa lagi kalau bukan engkau wahai Rasulullah, kekasih Allah. Engkaulah Nabiku, suri teladan umat Islam sepanjang masa.
Rinduku padamu, ya Rasulullah.
Entah kenapa setiap aku ingat dirimu bertambah kuat keimananku. Aku pahami Al Quran, aku pelajari sirahmu dan kurenungkan kehidupanmu kala itu, mentafakuri apa yang pernah engkau derita di dalam setiap detik demi detik perjuanganmu di jalan Allah, serta memahami setiap situasi yang engkau hadapi, semakin bertambah pula kecintaanku kepadamu.
Entah kenapa ketika ku memikirkan ayat-ayat dan hadis-hadis yang berkisah tentang surga dan segala kenikmatan yang dijanjikan Allah, nafsuku menjadi berkurang dan apa yang kulihat kesenangan dunia hanyalah sesaat hingga bertambah pula kerinduanku pada surga yang tinggi itu.
Entah kenapa ketika aku memikirkan ayat-ayat dan hadis-hadis yang berkisah tentang neraka dan memikirkan ancaman Allah berupa siksa yang pedih dan azab yang kekal bagi orang-orang yang kafir dan orang-orang yang berdosa, maka semakin bertambah rasa takutku terhadap Penciptaku.
Ya Rasulullah, sungguh aku berharap selalu syafaatmu. Setiap keimananku bertambah kuat di dalam hati, anggota tubuh ini tergerak untuk melakukan ketaatan dengan pemahaman dan keterikatan yang kuat. Entah mengapa setelah mengenalmu, aku selalu memikirkan akhirat, dunia dan seisinya kini terasa kecil bagiku. Kini kusadari, ya Rasul, wahai kekasih Allah bahwa keimanan itu butuh perenungan dan pemikiran. Ayat-ayat dalam Al Qur'an telah menggerakkan akal pikirku hingga ku merenungi realitas berbagai akidah orang-orang kafir. Kini aku meyakini bahwa aqidah-aqidah orang-orang kafir itu batil sehingga aku benar-benar mengingkari thaghut. Semoga ini adalah jalanku agar ku bisa berpegang teguh pada 'urwah al wutsqa (tali yang kokoh) dan mendapatkan petunjuk yang benar setelah mengimanimu.
Ya Rasulullah, aku tumbuhkan pada diriku kecintaan pada semua perkara yang dicintai-Nya, aku selalu berusaha beribadah kepada-Nya dan aku berusaha sekuat tenaga untuk terikat dengan segala perintah-Nya. Sungguh, kalau saja Allah tidak memberi petunjuk, aku pasti tidak akan mendapatkan petunjuk dan mungkin urusanku tidak akan menjadi baik sebaik hari ini.
Rinduku padamu ya Rasulullah ...,
Dalam gelapnya malam disaksikan berjuta bintang-bintang, aku bertanya dalam hati ini, apa sesungguhnya yang membuat Allah rida, dan apa pula yang membuatnya murka? Dan kini aku temukan jawaban itu bahwa yang membuat Allah ridho kepada hamba-Nya adalah ketaatan kepada-Nya dan yang membuat-Nya murka adalah kemaksiatan kepada-Nya.
Sebuah surat cinta dari-Nya menusuk di relung jiwaku bahwa Dia memerintahkan kepadaku untuk bertakwa dan menerima apa yang diberikan engkau kepada umat-Nya.
Allah berfirman , "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (TQS. al Hasyr:7)
Terjawablah sudah, tidak ada keraguan sedikit pun akan dirimu, wahai kekasih pilihan Allah.
Rinduku padamu, ya Rasulullah.
Ingin rasanya diri ini mengadu kepadamu bagaimana kondisi umat Islam di dunia saat ini, sangatlah memprihatinkan. Kehidupan kaum muslimin semakin terpuruk, terjajah, hancur, dan tertindas. Apa yang akan engkau katakan kepadaku di akhirat nanti, ya Rasulullah? Sungguh aku malu. Apa yang akan aku katakan nanti di hadapanmu? Selama ini aku hanya bisa diam tak bisa berbuat apa-apa untuk saudara-saudara seimanku. Engkau pasti akan bertanya kepadaku mengapa aku diam membisu menyaksikan bagaimana nasib saudara - saudara seimanku yang ada di Palestina, Suriah, Yaman, Afghanistan, Uyghur, Rohingya, dan negeri-negeri muslim lainnya. Mereka dijajah, disiksa, dibantai, dan banyak yang diusir tanpa adanya pelindung dan pembelanya.
Ya Rasulullah, betapa sakitnya hati ini menyaksikan bagaimana nasib penduduk yang yang ada di dunia yang semakin miskin, harga-harga kebutuhan pokok yang terus membubung tinggi, kualitas pendidikan yang makin rendah, Sumber Daya Alam yang dikuras habis oleh korporasi asing, fasilitas kesehatan yang belum memadai, pergaulan pemuda yang semakin rusak, korupsi yang semakin merajalela.
Engkau lihat, ya Rasulullah. Gambaran kondisi saat ini tidak seperti dulu lagi. Engkau pun pasti akan menangis, Ya Rasul, karena kondisi kaum muslimin tidak seperti dulu lagi yang begitu rupa memuliakan dan menjaga kehormatan mereka.
Hanya ada satu harapanku, wahai kekasih Allah. Aku yakin suatu saat dengan izin dan pertolongan Allah peradaban kapitalisme akan segera berakhir dan syariat Islam akan kembali terwujud. Aku yakin kemenangan itu rahasia Allah Subhanahu Wata'ala. Aku hanya akan berusaha agar dirimu tetap tersenyum, ya Rasul, untuk tidak bergeser sedikit pun dari tujuan ingin melangsungkan kembali kehidupan Islam dengan menegakkan Khilafah untuk diterapkannya syariat Islam Kaffah.
Sungguh, kaum muslimin tidak menutup mata terhadap semua problem masalah kehidupan. Aku yakin bahwa Islam adalah agama yang dimenangkan Allah. Ittaqullah, yakin bahwasanya agama ini akan dimenangkan. InsyaAllah. Aamiin ya Robbal 'alamiin.
Cilacap, Selasa, 11 Oktober 2022
Baca juga:

0 Comments: