
surat pembaca
Derita Rakyat Di Balik Kenaikan BBM
Oleh: Bibit Sri Utami (Pemerhati Sosial)
Bahan bakar minyak (BBM) menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan modern saat ini. Ia menjadi sebab mudahnya sarana prasarana sebuah aktivitas. Namun sungguh mengagetkan, awal bulan september 2022, Pemerintah benar benar tega menaikkan harga BBM jenis pertalite yang menjadi tumpuan dasar rakyat dalam memenuhi bahan bakar kendaraannya.
Kenaikannya sungguh ironis.Tidak tanggung tanggung.Dari harga awal Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter. (Kompas.com, 3 September 2022)
Harapan mereka harga semula itu setidaknya bertahan di harga terakhir, namun ini ternya dinaikan juga.
Setelah sebelumnya BBM premium langka, pertamak naik dari Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.000/liter, solar subsidi naik dari Rp 5.150/liter menjadi Rp 6.800/liter.(Kompas.Com, 3 September 2022)
Maka tak ayal semua ini seolah menjadikan rakyat sebagai target marketing pemasaran oleh pihak Pemerintah, bukan sebagai subyek dan obyek untuk dipenuhi kebutuhannya, dilindungi, diayomi, disejahterakan bahkan dibahagiakan hidupnya.
Benar benar zalim!
Dalam Islam rakyat adalah amanah, bukan beban bagi penguasa. Umat atau rakyat harus diurus seluruh kesejahteraannya. Bukan sebaliknya diabaikan bahkan direnggut kebahagiaanya dalam segala bidang.
Rosulullah bersabda yang artinya:
"Manusia itu berserikat atas tiga kelompok, yaitu energi panas api, air, hutan"
Ketiganya dalam Islam tidak boleh dijual mahal kepada umat. Karena memang ketiganya adalah milik umat untuk digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan umat. Bukan malah dikuasai oleh sebagian kelompok bahkan penguasa dan digunakan sewenang wenang untuk kesejahteraan sebagian dari mereka bahkan kesejahteraan pribadi orang tertentu.
Kita tahu betul rakyat baru saja bangkit dari keterpurukan efek pandemi virus covid 19. Namun rakyat sudah harus menghadapi begitu banyak problematika hidup.
Rakyat selalu dipaksa menanggung beban permasalahan negara. Maka munculah pertanyaan, "kemanakah mereka semua wahai petinggi negara?" Yang konon di awal pencalonan mereka menjanjikan seabrek kata kata manis.
Lupakah semua itu?. Padahal janji harus ditepati bukan dikhianati. Seberat apapun permasalahan negara janganlah selalu rakyat yang dijadikan korban kebuntuan strategi dalam kepengurusan tatakelola kepemerintahan.
Kenaikan BBM dari dahulu hingga saat ini selalu berimbas pada seluruh aspek di negeri ini, terutama dalam aspek ekonomi.Ingat tidak? Dua jam dari diumumkanya kenaikan harga BBM jenis pertalite, harga-harga kebutuhan langsung dinaikkan. Hal ini senada dengan naiknya ongkos ojol, angkutan barang dan angkutan umum langsung melonjak.
Efek naiknya BBM langsung terasa bagi parapedagang.Pedang kelimpungan, harus merogoh kocek yang sudah kering untuk nenambah modal. Di sisi lain daya beli dari konsumen menurun, pemasaran terhambat. Hal ini sungguh sulit bagi pihak pengusaha bidang apapun.
Fenomena ini sungguh menguras air mata rakyat.
Demo di mana mana belum juga ditanggapi.
Sebaliknya para petinggi nampak abai pada permadalahan ini. Belakangan ini malah muncul kasus kasus yang menyita perhatian rakyat di tengah permasalahan BBM yang belum ditangani oleh penguasa ini. Banyak petinggi terciduk korupsi, bersaing merebut kursi, ada yang benar benar abai dan santai saja terhadap kondisi ini. Sedangkan rakyat menangis, menjerit dan meronta ingin dilayani.
Roda bisnis kapitalis sungguh sinis dan menjepit. Nilai-nilai agama dan norma tidak dipakai lagi. Ilmu rimba yang diadopsi.Siapa kuat, dia yang berkuasa!
Rintih dan doa rakyat kecil hari ini masih terus berurai air mata. Belum tahu kapan semua ini usai.
Hanya doa dan pinta pada Illahi, semoga dakwah, doa dan usaha kaum muslimin di seluruh pelosok negeri bahkan di seluruh muka bumi ini, akan Allah dengar dan segera kabulkan. Semoga usaha dan doa kaum muslim untuk bangkitkan Islam yang kaffah ini Allah kabulkan. Allahuakbar.
Baca juga:

0 Comments: