Headlines
Loading...

Oleh: Ratty S. Leman
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar kalian semua? Semoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah. Kalian kini sudah dewasa, sudah mandiri, mampu hidup jauh dari orang tua. Teringat masa kecil dulu, ketika kalian selalu ingin ikut ke mana pun Ibu pergi—ke pasar, mengajar, mengaji, ke dapur, bahkan saat Ibu hendak ke kamar mandi kalian menangis karena merasa ditinggal.

Sekarang giliran kalian yang pergi meninggalkan Ibu—untuk belajar, menuntut ilmu di pesantren, atau bekerja. Inilah sunatullah kehidupan. Raihlah rida Allah dalam setiap langkah, karena tujuan belajar bukan sekadar untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi untuk meraih rida-Nya agar kehidupan Islami terus berlanjut hingga anak cucu nanti.

Rajin-rajinlah memohon kepada Allah agar amal kita diterima, sebagaimana doa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saat membangun Ka’bah. Doa mereka Allah abadikan dalam Surah Al-Baqarah ayat 127:

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ‘Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.’”
(QS. Al-Baqarah [2]: 127)

Dari ayat ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa sunah hukumnya berdoa dan menyerahkan seluruh amal kepada Allah setelah menyelesaikannya. Seorang hamba wajib mengerjakan amal saleh karena Allah semata, dan hanya Allah yang berhak menilai serta memberi balasan sesuai kehendak-Nya.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS, berdoa setelah menyelesaikan amal saleh dengan niat tulus semata-mata karena Allah. Karena yakin amalnya sesuai dengan perintah Allah, mereka pun percaya bahwa amal tersebut akan diterima-Nya. Maka, siapa pun yang berdoa dengan niat dan tujuan serupa, insyaallah akan mendapat pahala dan diterima amalnya oleh Allah.

Doa mereka berlanjut dalam Surah Al-Baqarah ayat 128:

“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 128)

Anak-anakku, Alhamdulillah kita pernah berumrah sekeluarga pada akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015. Itu adalah “pancingan” agar kalian kelak dapat menyempurnakannya dengan ibadah haji ketika dewasa. Indah dan damai, bukan, saat berumrah dulu? Semoga kelak kalian merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang sama ketika berhaji.

Ibu selalu mendoakan kalian di sepertiga malam terakhir, agar amal saleh kalian diterima dan kalian tetap istikamah menyembah Allah semata demi keselamatan dunia dan akhirat.

Anak-anakku semua, rutinitas pagi yang Ibu ajarkan jangan ditinggalkan. Bangunlah sebelum azan Subuh berkumandang. Dirikan qiyamul lail: salat tahajud, salat hajat, salat tasbih, atau salat sunah lainnya. Laksanakan pula puasa Senin dan Kamis sebagai ibadah tambahan. Tunaikan salat Subuh berjamaah di masjid, lalu lakukan sedekah subuh meski hanya dua ribu rupiah per hari.

Anak-anakku tersayang, jangan tarik selimut lagi setelah Subuh. Ayo, biasakan olahraga pagi—jalan kaki, lari kecil, atau bersepeda keliling desa. Semoga Allah berkenan memberi kesehatan kepada kita semua. Jangan lupa berdzikir pagi agar Allah memberikan perlindungan dan penjagaan-Nya.

Betapa nikmatnya aktivitas pagi hari. Sambil berolahraga, bisa sekalian membeli sayur atau sarapan. Sesampainya di rumah, bantu Ibu menyiram tanaman, menjemur handuk, menyapu, atau mengepel lantai. Ibu berjibaku di dapur menyiapkan sarapan jika kalian tidak sedang berpuasa.

Setelah makan, bantulah Ibu mencuci piring dan peralatan masak. Sungguh indah kebersamaan ini—saling gotong royong dan bahu-membahu mengurus rumah kita.

Di pagi hari, sambil memasak, Ibu biasa mendengarkan tausiyah agar ilmu agama kita bertambah. Ilmu adalah cahaya yang menuntun kita menjalani kehidupan.

Setelah mandi pagi, beraktivitaslah sesuai kebutuhan—ada yang ke kantor, ke sekolah, atau kuliah. Doa Ibu selalu menyertai langkah kalian. Keluar rumahlah dengan niat mencari ilmu, mencari nafkah, dan mencari rida Allah. Semoga keberkahan senantiasa menyertai, baik bagi kalian yang berusaha di luar rumah maupun bagi Ibu yang berdoa di dalam rumah.

Anak-anakku, ingatlah pesan Ibu: semua aktivitas kita harus diniatkan untuk meraih surga. Jangan biarkan kesibukan dunia membuat kita lupa pada tujuan utama hidup. Jagalah setiap kegiatan agar semata-mata dilakukan demi meraih rida Allah dan jannah-Nya.

Bogor, 15 Oktober 2025


Baca juga:

0 Comments: