Umat Islam,Tetap Fokus pada Tujuan Utamamu!
Oleh. Hana Salsabila A.R
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Rumor tentang akan meletusnya perang dunia ketiga nampaknya mulai ramai lewat di beranda sosial media. Berawal dari Iran yang tiba-tiba meluncurkan misil ke Tel Aviv tempo waktu lalu, entah dengan latar belakang apa. Namun, nyatanya hal itu cukup menghibur beberapa netizen Pro-Palestina, baik Muslim maupun bukan. Tak memungkiri bahkan ada yang mendukung tindakan Iran. Sementara itu bagi beberapa orang lainnya, terlebih umat Islam yang paham tentang apa yang sebenarnya terjadi, justru melahirkan pro kontra di tengah umat. Salah satunya dengan celetukan: "Lebih baik Iran Syi'ah tapi mau membantu secara riil, daripada umat Islam lainnya yang bahkan tak bisa berkutik."
Pertanyaannya adalah mengapa Syi'ah Iran mampu namun pemimpin Muslim lainnya tak mampu? Padahal dari segi kemampuan, persenjataan pastilah kuat juga.
Seperti yang kita tahu, kondisi Gaza semakin memburuk setiap harinya. Sekalipun gencatan senjata, faktanya dalam laporan CNBC Indonesia (29/6/2025), tercatat korban Gaza naik lagi hingga 56.412 korban jiwa. Sementara di belahan daratan lainnya, para pemimpin muslim, tak terkecuali Saudi yang ikut-ikutan menormalisasi solusi "Two State Nation" yang diluncurkan oleh Barat. Tepi Barat Gaza akan diklaim sebagai wilayah Israel. (News.republika, 27/6/2025).
Yang demikian ini, tentu menimbulkan kekecewaan dan murka umat Islam terhadap lemahnya pemimpin muslim terhadap penjajah. Sekaligus ini merupakan lambang pengkhianatan terhadap Pakta Umar (Piagam Umar) yang berisi penolakan keberadaan Yahudi di Yerusalem.
Ribu hingga ratusan jiwa telah menjadi korban, pahit darah yang mengalir dari sekian syuhada, lantas pantaskah umat Islam menyerah begitu saja? Pemimpin muslim yang seharusnya menjadi pelindung umat, kini ciut nyali dibawah kaki penjajah barat. Semua didominasi oleh barat, sang penjajah Kapitalisme. Mereka yang menguasai politik hingga ekonomi dan mengadu domba kaum muslimin dengan embusan nasionalisme agar terus terpecah belah dan disibukkan dengan urusannya sendiri.
Baik Iran maupun Saudi, keduanya adalah negara dengan latar belakang Islam. Namun faktanya tidak ada bantuan riil terhadap Gaza, Islam terus-menerus terbelah karena sekat negara dan perbedaan pemikiran. Islam menjadi abu-abu, sulit dibedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan jika ini terus berlanjut, maka Gaza tak akan pernah sampai pada kemerdekaannya.
Kemerdekaan Gaza akan datang apabila pertolongan Allah sampai. Dan pertolongan Allah hanya akan turun apabila kita, umat Islam mau bersatu dan berusaha melawan penjajahan. Tak cukup hanya boikot per individu, namun juga perlu bantuan langsung dari para pemimpin Islam yakni jihad. Karena apa yang sedang dihadapi Gaza saat ini bukan sekedar perang biasa, tapi ia adalah penjajahan dan genosida. Dan ini hanya mampu diselesaikan lewat jalan jihad. Sebagaimana dalam firman Allah Swt.:
وَاِنْ نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ فَقَاتِلُوْٓا اَىِٕمَّةَ الْكُفْرِۙ اِنَّهُمْ لَآ اَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُوْنَ
"Jika mereka melanggar sumpah sesudah perjanjian mereka dan menistakan agamamu, perangilah para pemimpin kekufuran itu karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang sumpahnya supaya mereka berhenti (dari kekufuran dan penganiayaan)." (QS. At-Taubah: 12)
Maka demikianlah, sebagai umat Islam memahami bahwa jihad adalah sebuah kewajiban, demi menjaga darah kaum muslimin dan hak nyawa manusia. Wallahualam. [Rn]
Baca juga:

0 Comments: