Headlines
Loading...
Muharram dan Kebangkitan Hakiki

Muharram dan Kebangkitan Hakiki


Oleh. Wirani Salsabila
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.ComTak terasa tahun telah berganti. 1 Muharam 1447 H hadir di hadapan kita. Tahun baru kali ini bertepatan dengan hari Jumat, 27 Juni 2025 (antaranews.com, 21/6/2025). Harapan baru pun kita langitkan. Tentu untuk kondisi yang lebih baik di masa depan. Lihatlah di sekeliling kita. Kondisi yang ada, bukan kondisi baik-baik saja. Kita perlu bermuhasabah.

Bagaimana tidak? Dalam lingkup keluarga saja, kita jumpai kasus di luar akal bermunculan. Ayah merudapaksa anak kandungnya, kakak menghamili adiknya, ibu membunuh anaknya, anak membunuh orang tuanya, dan sebagainya. Keluarga sudah bukan jadi tempat ternyaman dalam kehidupan. Apalagi sebagai tempat pendidikan utama dan pertama. Sungguh sangat jauh dari harapan.

Di masyarakat apalagi, kemaksiatan begitu sangat ringan terjadi. Minum minuman keras, perjudian, aborsi, bunuh diri, tawuran, pencurian, pembunuhan, hingga perundungan jadi berita harian yang sungguh memprihatinkan.

Belum lagi di tingkat negara. Korupsi tikus berdasi tak malu dijalani, malah jadi tradisi dan terfasilitasi. Kepentingan dan hak rakyat tak banyak dibela. Kemiskinan, pengangguran masih jadi masalah klasik yang tak kunjung teratasi. Aset negeri dijual, hingga rakyat tak bisa menikmati.

Lalu, ketika kita melihat bagaimana keadaan dunia. Di Palestina contohnya. Genosida nyata di depan mata. Tragedi kemanusiaan terbesar terjadi. Namun, tak satu pun negeri di dunia Islam berani mengirimkan para tentaranya. Yang ada hanyalah kecaman, kutukan, bahkan pengkhianatan. Sungguh menyesakkan dada. Di mana rasa persaudaraan itu? Bukankah kaum muslim itu bagaikan satu tubuh? Sakitnya saudara kita, sakitnya kita juga. Luka, darah, dan derita mereka seperti halnya luka, darah, dan derita kita. Namun, sepertinya rasa itu telah sirna. Semua telah tercerabut oleh sekat bangsa bernama nasionalisme.

Ketimpangan hidup kita rasakan di segala lini. Tak hanya di negeri ini. Bahkan di seluruh negeri muslim di dunia. Ketidakadilan dan kezaliman pun merajalela. Sematan _khoiru ummah_ (umat terbaik) bagi umat Islam terasa sangat jauh dari realita. Ada apakah gerangan?

Berkacalah kita melalui firman-Nya dalam QS. Taha: 124:
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta."

Juga dalam QS. Al A'raf: 96: "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

Terlalu jauh mungkin kita meninggalkan peringatan dan aturan-Nya. Al-Qur'an bukan jadi pedoman. Dia jadi kitab suci yang dianggap suci hingga hanya disimpan rapi di dalam lemari. Dia tak berhak mengatur manusia dalam hidup sehari-hari. Al-Qur'an hanya ada di hati setiap individu. Terlafaz pada lisan saja. Namun, tak diberi ruang memberi solusi bagi problem hidup manusia.

Ya, saat ini kita berada dalam kehidupan bersistem kapitalisme. Sistem kehidupan yang mendewakan uang dan keuntungan semata. Sistem ini berasaskan sekularisme. Pemisahan agama dari kehidupan. Agama dicampakkan dan tak berhak mengatur manusia. Allah Sang Pencipta tak dianggap lagi sempurna aturannya. Hingga manusia perlu membuat aturan sendiri. Aturan yang bisa diatur sesuai keinginan dan untungnya mereka. Halal haram pun diterjang dan tak jadi standar hidup.

Muharam disebut sebagai bulan yang punya arti sangat penting dalam sejarah Islam. Bulan ini mengingatkan kita pada momen hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Hijrah adalah berpindahnya Nabi Muhammad saw. beserta para sahabatnya dari negara kufur (Mekah) ke negara Islam (Madinah). Selanjutnya, Madinah menjadi awal penyebaran Islam di seluruh dunia. Di Madinah pula Rasulullah  saw. meletakkan dasar masyarakat Islam yang ideal.

Dari Muharam kita belajar tentang perubahan. Bagaimana Rasulullah saw. dan para sahabat melakukan perubahan. Perubahan dengan totalitas perjuangan yang sepenuh hati. Penuh kesabaran dan keteguhan. Siap menghadapi segala tantangan yang ada.

Perubahan yang terjadi adalah tegaknya Islam sebagai aturan kehidupan. Dengan tegaknya Islam akan mengantarkan kebangkitan yang hakiki. Kebangkitan hakiki terjadi ketika Islam bisa menjadi pemikiran setiap insan. Bahkan menjadi pemikiran dunia.

Islam memimpin dunia. Islam akan menyatukan dunia dalam satu kesatuan, bernama Daulah Khilafah Islamiah. Tak ada lagi sekat bangsa. Hancurlah segala kezaliman. Berganti dengan keadilan dan keberkahan.

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: