Oleh. Yeni Sartika
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, jika sudah cinta pasti kita mau berkorban untuk sesuatu yang dicintai, termasuk berkorban waktu. Bagi kapitalis, "waktu adalah uang", saking berharganya waktu hingga ditakar dengan materi. Tapi tidak begitu kalau dalam Islam, waktu yang bermanfaat itu adalah waktu yang digunakan untuk kebaikan, waktu yang dihabiskan untuk beribadah, untuk menuntut ilmu agama dan mendakwahkannya. Itulah waktu yang berkualitas, tetapi tak bisa dihargai dengan uang.
Sebenarnya aku punya lumayan banyak kesibukan, selain sebagai ummu warabbatul bait, aku juga punya usaha kecil di bidang baking. "Fadhil Cake", itulah nama yang kupilih untuk usahaku dengan menjual berbagai macam aneka cake. Terbayang betapa repotnya jika sedang mendekorasi cake yang lumayan rumit sambil meriayah 2 orang putra yang masih butuh perhatian. Di samping itu, agenda kajian-kajian dan aktivitas offline sebagai rutinitas utama cukup menyita waktuku.
Memang aku selalu bertekad untuk mengembangkan usaha kecilku yang sudah dirintis selama ini dengan penuh perjuangan, tapi aku juga tak ingin lalai dari kewajiban sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anakku. Tugas dan amanah sebagai hamilud dakwah juga tak ingin kuabaikan. Terkadang lelah, tapi aku pantang menyerah, orang lain bisa kenapa aku tidak? Itulah motivasi untuk diriku supaya tetap semangat tanpa batas.
Namun, ternyata usahaku saat ini memang terkesampingkan karena disibukkan oleh agenda-agenda offline dan online. Tapi tidak mengapa, karena itulah bentuk pembuktian cintaku pada Rabb-ku. Aku berharap di setiap aktivitasku menjadi wasilah untuk meraih rida-Nya Allah, insyaallah, amin.
Cintaku tidak hanya sebatas satu titik saja, saat ini aku juga sedang jatuh cinta pada sebuah komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an (SSCQ). Dari nama komunitasnya saja sudah terbayang kalau di sini pasti banyak cinta, di antaranya cinta pada Al-Qur'an, cinta ilmu, cinta sahabat yang sama-sama mencintai Al-Qur'an, cinta sahabat yang sama-sama ingin belajar taat, cinta yang dahsyat karena dibungkus dengan akidah Islam. Sungguh indah dan penuh berkah, itulah yang aku rasakan. Jarak dan usia tidaklah menjadi rintangan untuk tumbuh dan berkembang bergandengan.
Sebenarnya aku hobi menulis sudah sejak dari bangku sekolah. Aku sering menulis tentang diriku, menulis cerpen, puisi dan bahkan terkadang cuma sekedar menulis goresan hati, tapi tak ada yang bisa menilai apakah tulisanku layak dikonsumsi publik atau tidak, karena kebanyakan tulisanku hanya bertengger di buku catatan dan diarylah yang menjadi tempat pelampiasan. Dulu kukira tulisan tanpa pembaca itu paling aman untuk kukoleksi. Namun, apa gunanya menulis tanpa ada pembacanya? Padahal menulis punya banyak manfaatnya, selain meninggalkan jejak untuk generasi kita di masa yang akan datang, juga peluang pahala jariah jika tulisan kita mengandung ilmu dan dakwah. Ternyata aku keliru waktu itu, astaghfirullah.
Belum genap satu tahun, waktu itu saya sering membaca status Facebook salah seorang sahabat yang menulis dengan apik di beranda akunnya, beliau adalah Ustazah Sri Suratni. Saya kemudian bercerita kepada beliau kalau saya juga senang menulis tapi belum terarah dan terasah. Nah, beliau mengajak untuk bergabung di kelas literasi agar kita punya wadah untuk berbenah, syaratnya harus jadi member SSCQ. Masyaallah saya sangat antusias menyambut ajakan beliau tersebut, karena saya juga ingin bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas dan mampu menuangkan ide-ide dalam sebuah tulisan. Tak butuh waktu lama akhirnya Ustazah Ratni menyampaikan saatnya aku boleh bergabung karena challenge akan segera dimulai.
Bismillah. Awal masuk WAG setelah resmi menjadi bagian dari SSCQ, aku bingung dengan aktivitas dan tugas-tugas di SSCQ, khususnya ODOJ Plus Plus sebagai program utama di SSCQ. Khawatir juga andai tak mampu mengikuti sahabat yang sudah jauh lebih dulu bergabung. Tapi, aku tak mau kalah sebelum berperang, tak mau menyerah sebelum mencoba.
Alhamdulillah beberapa hari bergabung aku mulai mengerti aktivitas apa yang harus dilakukan di SSCQ, mulai dari tilawah one day one juz atau one day 1/2 juz beserta baca terjemahan. Kemudian memilih salah satu ayat berkesan sebagai bukti kehadiran, bisa tulisan pendek atau panjang. Ada 12 kurikulum yang harus ditunaikan di setiap bulannya, di antaranya ada quiz tebak ayat dan kajian online juga. Masyaallah ternyata seseru itu berada di komunitas yang luar biasa ini. Di sini kita bisa berlomba dalam kebaikan, berpacu untuk mengupgrade diri. Motivasi dari para sahabat taat itu sangat mencerahkan bagiku, alhamdullilah aku sangat bersyukur atas hal ini.
Nah, selanjutnya apa saja aktivitas di SSCQ? Masih banyak lagi tentunya, member yang mencapai perolehan bintang minimal 6, maka bisa lanjut masuk kelas literasi umum 4x pertemuan dalam setiap bulannya, dan ada lagi kelas literasi khusus, juga 4x pertemuan setiap bulannya. Ada kajian via Zoom, ada kelas tahsin, kelas bahasa arab, kelas muhasabah literasi menulis, kelas public speaking, dll.
Ilmu yang dibagikan di kelas-kelas tersebut diberikan oleh para member SSCQ sendiri yang sudah ditunjuk oleh Bunda Lilik Yani (sang muassis SSCQ), jika mereka paham tentang hal tersebut. Ada tentang dakwah, Palestina, menulis opini, EYD, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sepertinya sang muassis tidak pernah kehabisan ide untuk menjadikan SSCQ sebagai ladang ilmu. Semoga pahala jariyah terus mengalir untuk beliau, amin.
Alhamdulillah ada kepuasan tersendiri ketika kami sudah menunaikan tugas di SSCQ, bahagia ketika tilawah bisa khalas tepat waktu. Rasanya makin dekat dengan Al-Qur'an, makin faham isi kandungan Al-Qur'an karena terjemahannya juga terus dibaca berulang-ulang setiap bulannya. Jadi, sekarang tilawah tidak lagi sekedar rutinitas sehari-hari tapi sudah menjadi kebutuhan setiap hari, dan pasti terasa ada yang kurang jika belum menuntaskan tilawah yang sudah menjadi komitmen awal di SSCQ. Insyaallah istiqamah hingga akhir nanti, sampai Allah katakan waktunya habis di dunia dan saatnya pulang ke pangkuan-Nya.
"Al-Qur'an Google Maps-ku". Itulah tulisan pertamaku yang tayang di media, tak bisa dibayangkan bahagianya hatiku saat Teh Maya mengabari tulisan pertamaku sudah terbit di SSCQMedia, ini awal tulisanku menjadi konsumsi publik. Semoga menjadi inspirasi untuk umat. Kemudian Teh Maya Rohmah langsung merekomendasikan kepada Mbak Ratih Mayane (kordinator kajian online) agar aku bisa membawakan testimoni pada Kajol berikutnya. Sayangnya, amanah dari Ustazah Ina Ariani untuk berkontribusi di agenda Kajol belum bisa kupenuhi karena berhalangan hadir di kajian tersebut. Tapi tawaran amanah tersebut membuatku terharu dan tersanjung karena aku baru bergabung di SSCQ ketika itu.
Beberapa bulan lagi, insyaallah setahun sudah aku menjadi bagian dari komunitas SSCQ, banyak ilmu tentunya yang aku dapatkan di sini, alhamdulillah bersyukur karena perlahan tulisan-tulisanku tayang di media, yaitu puisi dan akan menjadi buku antologi.
Aku juga pernah diamanahi sebagai host di kelas literasi. Ini adalah tantangan yang harus kusanggupi. Ini kesempatan untuk mengupgrade diri. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Ditambah amanah sebagai PJ kelas Al-Lathif juga alhamdulillah suatu penyemangat untukku bisa lebih baik lagi, aku harus bisa menjadi contoh dan tauladan untuk sahabat surga yang lain, walaupun sebenarnya merasa segan ketika harus mengingatkan sahabat ustazah yang menjadi tanggung jawabku di grup.
Semoga sahabat surgaku semua selalu mendukungku supaya aku bisa maksimal dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan, dan semoga aktivitas ini bernilai pahala jariah untuk kami semua, aamiin aamiin ya Rabbal 'alamin. [Hz]
Pekanbaru, 30 Juni 2025
Baca juga:

0 Comments: