Pengkhianatan Pemimpin Muslim di Panggung Dunia
Oleh. Novi Ummu Mafa
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Dunia sedang menyaksikan ironi paling pahit dalam sejarah umat Islam sekarang ini. Di saat pemimpin Prancis Emmanuel Macron terus memelopori kebijakan Islamofobia yang mengekang hak-hak dasar umat Islam, para pemimpin negeri muslim justru menyambutnya dengan penuh kehormatan. Macron bukan hanya menutup puluhan masjid dan sekolah Islam di Perancis, tetapi juga membubarkan organisasi muslim seperti CCIF, melarang hijab bagi anak perempuan, membiarkan kasus kartun Nabi Muhammad yang jelas-jelas menistakan umat Islam dan terang-terangan membiarkan diskriminasi terjadi terhadap muslim di Perancis. (Sindonews.com, 13-04-2024).
Pernyataan dan kebijakan ini bukan saja mencerminkan permusuhan ideologis terhadap Islam tetapi juga menegaskan posisi Prancis sebagai garda terdepan Barat dalam menyerang identitas umat Islam. Namun, alih-alih menampakkan kemarahan dan sikap tegas, sebagian penguasa negeri-negeri muslim malah berlomba-lomba menjalin relasi mesra dengan rezim-rezim yang secara gamblang memusuhi umat Islam. Hal ini menjadi bentuk nyata penghinaan terhadap umat dan agama Islam.
Palestina masih berduka, darah kaum muslimin tak hentinya terus mengalir di Gaza, kiblat pertama umat Islam masih dijajah dan jejak-jejak genosida terus membekas di tanah para syuhada tersebut. Tetapi mirisnya para penguasa negeri-negeri muslim malah menjalin hubungan dengan entitas penjajah Zionis Yahudi dan semakin terus merapat ke Barat, penjajah yang membiayai dan melindungi agresi tersebut.
Wajah Sekularisme
Beginilah wajah sekularisme ketika dijadikan dasar dalam berpolitik. Sistem ini abai terhadap agama, tunduk pada kalkulasi manfaat, dan buta terhadap penderitaan umat. Dalam sistem kapitalisme-sekuler, hubungan antarnegara tidak dibangun atas dasar akidah dan loyalitas terhadap Islam, melainkan atas dasar kepentingan ekonomi dan politik sesaat.
Maka jangan heran jika para pemimpin negeri muslim rela menjalin hubungan dengan negara penjajah seperti Zionis atau negara pelindungnya di Barat, hanya demi akses investasi atau status di panggung internasional. Ini bukan sekadar kelalaian politik, ini adalah pengkhianatan ideologis. Penghianatan terhadap umat Islam, penghianatan terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Kisah Agung Peradaban Islam
Islam tidak membagi dunia berdasarkan batas buatan kolonial atau konvensi internasional. Dalam pandangan Islam, dunia terbagi hanya dalam dua, yaitu Darul Islam dan Darul Kufur. Negara-negara yang tidak berhukum dengan syariat Islam dan bahkan memusuhi Islam, jelas berada di barisan yang harus diwaspadai dan dijauhi, itulah darul kufur. Berbeda dengan darul Islam yang harus dilindungi dan dibantu. Islam mengajarkan al-wala’ wal bara’. Berarti mencintai, mendukung, dan setia kepada orang-orang yang dicintai Allah, yaitu kaum muslimin. Ini mencakup cinta, bantuan, dan pertolongan kepada sesama muslim dalam segala aspek kehidupan. loyalitas hanya kepada Islam dan kaum muslimin serta permusuhan terhadap musuh-musuh agama Allah. Berarti menjauhi, meninggalkan, tidak mendukung atau membela mereka dan wajib memusuhi Kafir yang menzalimi umat muslim.
Maka bagaimana bisa seorang pemimpin muslim menjalin hubungan akrab dengan negara yang selama ini melukai umat dan menghina syariat? Apakah tidak cukup luka umat Palestina? Apakah belum cukup penghinaan terhadap Nabi kita yang mulia?
Sejarah mencatat bahwa para khalifah umat Islam dahulu tidak pernah mentolerir penghinaan terhadap Islam. Khalifah Harun ar-Rasyid ketika mendengar surat penghinaan dari Kaisar Romawi, langsung mengirimkan balasan. “Dari Harun, Amirul Mukminin, kepada anjing Romawi…” Disusul kemudian dengan pasukan jihad yang membuat Kaisar itu takluk tanpa syarat.
Inilah kisah agung peradaban Islam. Saat umat masih hidup dalam naungan Daulah Islam yang menerapkan syariat Islam dengan tunduk patuh pada aturan Ilahi. Maka terbitlah kemuliaan, tegak harga diri, tumbuh kehormatan, dan memancar kekuatan. Musuh pun tak berani menggertak, apalagi mengancam umat Islam. Tak ada seorang pun yang boleh menghina akidah atau mencederai kehidupan kaum muslimin. Hanya Islam yang benar-benar mampu menebar dan menegakkan keadilan sejati.
Khilafah Solusi Hakiki
Umat Islam seharusnya memiliki sebuah negara yang kokoh dan berpengaruh dalam percaturan global sebagaimana yang pernah diwujudkan oleh Daulah Islam dan Khilafah pada masa lalu. Bukan sekadar menjadi penonton dalam drama politik dunia, tapi menjadi poros peradaban, penentu arah sejarah, dan penjaga kehormatan umat.
Di bawah Khilafah Islamiah, umat Islam tidak perlu bergantung kepada Dewan Keamanan PBB, tidak perlu berharap pada solusi dua negara, dan tidak akan tertipu dengan diplomasi palsu. Khilafah adalah satu-satunya entitas politik yang sanggup membela kehormatan Islam, membebaskan bumi Palestina dan menghentikan arus islamofobia dari jantung kekuasaan Barat.
Sudah saatnya umat ini bangkit dan berjuang sungguh-sungguh untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiah, sebuah negara adidaya yang tak hanya disegani tapi juga membawa rahmat dan keadilan bagi seluruh dunia. [Hz]
Baca juga:

0 Comments: