Oleh. Ningsih Azzahra
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Tidak seorang pun mau dilahirkan dalam keadaan miskin. Setiap orang ingin dilahirkan dalam keadaan kaya, banyak harta, bisa bersedekah, dan banyak bermanfaat untuk keluarga, saudara dan umat.
Namun, Allah sudah menakdirkan kehidupan setiap orang dalam keadaan yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki kehidupan masing-masing sesuai dengan jatah yang Allah berikan. Sebab, mau jungkir balik sekuat apa pun, jika Allah belum takdirkan untuk menjadi kaya, orang tersebut takkan berubah menjadi kaya.
Setiap manusia pun tak akan pernah tahu usaha apa yang dilakukan oleh orang lain, agar hidupnya lebih baik dan menjadi kaya, karena sejatinya orang hidup itu sawang-sinawang, hanya melihat sesaat dan tidak tahu yang sebenarnya.
Sungguh sangat disayangkan, saat ini masih ada orang yang berbicara tentang surga, tapi lisannya masih sering berkata kasar, merendahkan, atau bahkan menghina orang lain.
Saat ini masih ada orang yang katanya alim, tapi masih sering menghina orang lain dengan mengatakan orang lain miskin. Inna lillahi ....
Anehnya lagi, jika diluruskan atau diberikan amar makruf ia akan mengatakan "Halah cuma becanda doang, baperan amat!"
Pertanyaannya, apakah di dalam ayat Al-Qur'an dan hadis Allah membolehkan manusia untuk merendahkan orang lain?
Bukankah Allah Swt. sudah berfirman dalam Al Qur'an Surat Al Hujurat, ayat 11, yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
Sudah jelas pada Al-Qur'an surah al-Hujurat di atas, bahwa Allah melarang orang-orang yang beriman laki-laki maupun perempuan dilarang untuk merendahkan, menertawakan dan menghina orang lain. Juga kita dilarang untuk memanggil dengan panggilan yang mengandung ejekan baik itu dalam ranah serius atau bercanda.
Pada sebuah hadis pun dijelaskan, bahwa ketika belum mampu mengatakan perkataan yang baik, maka hendaklah diam. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Ketika ada orang yang mengaku beriman, tetapi lisannya masih sering menyakiti, merendahkan dan menghina orang lain, itu artinya orang tersebut keimanannya bermasalah dan harus perbanyak bertaubat, memohon ampun kepada Allah, meminta maaf kepada orang-orang yang sudah ia sakiti.
Ingatlah, bahwa orang yang merendahkan belum tentu derajatnya lebih tinggi di sisi Allah, boleh jadi orang yang direndahkan itu derajatnya lebih tinggi darinya. Karena sejatinya yang direndahkan itu lebih tinggi daripada orang yang merendahkan.
Dan perlu diingat, bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, jangan mudah merendahkan orang lain. Dari pada merendahkan orang lain, lebih baik bercermin dan muhasabah diri, banyak belajar dan membaca sirah nabi, juga memperbaiki nafsiyahnya. Lalu mulailah hidup dengan memiliki pandangan mata yang baik dan menata lisan untuk berkata baik kepada orang lain.
Sebab orang alim yang sesungguhnya adalah dia yang memiliki ilmu, tapi juga mampu menjaga lisannya. Lisannya tidak mudah untuk merendahkan orang lain dan menghina orang lain.
Ya Allah, jadikan kami ahli ilmu, ahli dakwah yang tangguh, berakhlakul karimah.
Jadikan kami orang alim yang sesungguhnya yang mampu berbuat baik dan berkata baik.
Berikan kami kebaikan di dunia dan di akhirat.
Aamiin ya mujibassaailiin. []
Jakarta, 3 Juni 2025
Baca juga:

0 Comments: