Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Momen Idulfitri adalah momen membahagiakan bagi mayoritas umat Islam. Terutama yang berada di Indonesia dan Malaysia. Biasanya dalam momen ini ada fenomena mudik alias pulang kampung. Setiap mendekati hari raya Idulfitri jalanan menjadi padat dan lebih ramai. Bahkan tidak jarang terjadi kecelakaan.
Begitu spesialnya momen lebaran ini, sampai-sampai banyak dari kita yang rela merogoh kocek dalam-dalam agar bisa pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga besar. Sebab biasanya di momen inilah kita bisa berjumpa sanak famili yang jarang bertemu di hari biasa. Memang ya, momen lebaran adalah momen untuk saling merekatkan silaturahmi, antar saudara juga tetangga.
Berbeda dengan diriku yang sudah hampir sebelas tahun tinggal di rantau. Ya, sejak 2014 aku memutuskan ikut suami ke Tanah Minang. Meski berat meninggalkan kampung halaman, apa boleh buat sebagai seorang istri aku harus patuh kepada suami dan ikut bersamanya ke mana pun dia membawaku. Selagi suami tidak menyuruh kita bermaksiat kepada Allah, maka sebagai istri, aku wajib taat.
Momen lebaran di kampung orang tentu berbeda bagiku. Aku tidak terlalu antusias. Meski ada mertua yang harus kukunjungi, namun tetap tak membuatku begitu antusias. Jauh dari orang tua dan kampung halaman memang sering kali membuat hati ini sedih.
Sudah sebelas tahun aku tidak bisa mencicipi masakan mamah. Rasanya memang sedih. Meski di sini aku juga bertemu sahabat-sahabat salihah yang selalu menguatkan, tetap saja kerinduan akan kampung halaman selalu mengusik relung hati.
Apalagi sudah sekitar dua tahun lebih aku juga harus berpisah dari anak sulungku. Bertambah kesedihanku. Momen lebaran menjadi sangat biasa bagiku. Meski begitu, aku berusaha menyambutnya dengan suka cita. Kesedihan yang kurasa tak ingin kubagi dengan anak bungsuku. Kasian dia, biarlah dia happy. Tak usahlah dia tahu segala keluh-kesah dan gundah-gulana hati bundanya. Biarlah hanya Allah yang tahu bagaimana perihnya hati ini karena jauh dari anak pertamaku.
Sudah beberapa kali lebaran, aku justru sibuk kerja di toko kue. Apalagi terkadang momen lebaran kerap berbeda tanggal antara pemerintah dan beberapa organisasi masyarakat Islam yang ada. Hal ini benar-benar makin membuat hati sedih. Kenapa momen-momen penting seperti lebaran yang seharusnya tidak ada perbedaan justru malah berbeda. Terkadang tidak habis pikir dengan semua ini. Dalam hati kecil selalu bertanya-tanya, kok bisa berbeda? Apanya yang salah, kenapa harus berbeda?
Ah, sudahlah, bagi kita yang orang awam dan rakyat kecil, suara-suara sumbang kita sangat sulit untuk didengar. Suara kita dianggap tidak penting dan tidak berpengaruh terhadap setiap keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mereka hanya bekerja berdasarkan kepentingan, bukan karena memikirkan nasib rakyat. Mana peduli mereka terhadap nasib rakyat. Pokoknya rakyat harus patuh dengan keputusan yang mereka buat termasuk penetapan Idulfitri ataupun Iduladha.
Mungkin karena hal ini juga yang membuatku tidak bersemangat dalam menyambut Idulfitri. Sedih saja rasanya sudah beberapa kali penetapan satu Syawal mengalami perbedaan. Beginilah nasib sebuah pemerintahan jika tidak menjadikan Al-Qur'an dan Sunah sebagai rujukan dalam mengambil kebijakan. Maafkan jika terkesan tidak taat kepada Ulil Amri. Saya pasti akan taat Ulil Amri, jika Ulil Amrinya juga taat kepada hukum Allah dan menjalankan pemerintahan sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah saw..
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59). [Hz]
Payakumbuh, 28 April 2025
Baca juga:

0 Comments: