Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Di tengah keadaan penduduk Palestina yang semakin memprihatinkan, kabar terbaru menyebutkan, jika mereka terancam alami krisis pangan dan obat-obatan. Hal ini terjadi akibat penutupan pintu-pintu perbatasan oleh Zionis Israel. Penutupan tersebut sudah dilakukan sejak Maret 2025.
Akibat perbuatan Israel tersebut, makin banyak organisasi atau komunitas yang menyerukan boikot terhadap produk Israel. Hal ini persis seperti yang dilakukan Aqsa Working Group (AWG). Organisasi ini sangat concern menyuarakan terkait boikot global atas berbagai produk yang mendukung rezim Zionis (news.republika.co.id, 26-4-2025).
Aksi boikot yang dipelopori AWG ini, menyerukan terkait harus adanya penguatan boikot global, karena gerakan sipil yang paling efektif dan dianggap mampu melemahkan juga menghentikan kekuatan Zionis. Seperti dikatakan oleh Ketua Presidium, yaitu M. Anshorullah.
Dalam pertemuannya dengan awak media, dia berharap segenap rakyat Indonesia mau melanjutkan aksi boikot terhadap barang-barang yang diduga terafiliasi dengan Zionis Israel. Besar harapannya, agar seluruh penduduk Indonesia tidak lagi membeli dan mengkonsumsi berbagai produk milik Zionis Israel. Jika hal tersebut terus dilakukan, semakin memperkuat eksistensi Zionis dalam melancarkan penjajahannya atas negeri anbiya.
Aksi boikot, meski bukan solusi menyeluruh (signifikan), tetapi pasti memiliki dampak terhadap eksistensi Israel. Ini bisa dilihat dari beberapa perusahaan multinasional seperti G4S, Veolia, Orange, Puma, dan Pillsbury yang akhirnya menghentikan sebagian, bahkan seluruh dukungannya terhadap rezim Zionis yang telah membantai begitu banyak rakyat Palestina.
Besarnya kepedulian penduduk Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina, sampai-sampai mereka berusaha melakukan apapun yang bisa mereka lakukan, meski hanya aksi boikot. Hanya saja, solusi untuk penyelesaian permasalahan Palestina tidak cukup hanya dengan memboikot produk Zionis. Palestina butuh solusi menyeluruh, yaitu kebebasan hakiki.
Seruan boikot yang terus dilakukan oleh mayoritas penduduk dunia, memang menunjukkan betapa mereka perduli atas apa yang terjadi pada penduduk Palestina. Mereka dapat melihat dengan nuraninya, jika perbuatan Israel adalah kejahatan perang. Hanya saja, mereka tidak dapat melakukan sesuatu yang lebih besar lagi dari sekadar boikot dan mendoakan. Di titik inilah, pentingnya kita memiliki penguasa yang mau berbicara dan bersikap lantang atas kekejian Israel.
Sayangnya, saat ini tidak ada satu pun pemimpin negeri muslim yang benar-benar mau menunjukkan pembelaan terhadap Palestina. Mayoritas dari mereka hanya sekadar mengutuk, mengecam, dan beretorika. Bahkan, sebagian dari mereka justru tetap melakukan kerja sama dengan Israel dan sekutunya. Sungguh, betapa pengkhianatan mereka sangat melukai hati tak hanya warga Palestina tapi juga mayoritas penduduk muslim dunia.
Perilaku yang ditunjukkan oleh para penguasa negeri muslim saat ini, tidak menunjukkan sikap pemimpin yang baik. Mereka hanya sibuk mengurusi kepentingannya. Mereka tidak pro terhadap kepentingan rakyatnya. Apalagi, terhadap persoalan Palestina. Sepertinya mereka melupakan Palestina dan memilih bungkam atas kejahatan yang dilakukan Israel. Mereka seakan lupa, jika kelak kepemimpinannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.
Mereka lupa, jika penjajahan Israel terhadap Palestina sudah terlalu lama. Mereka lupa, bagaimana seharusnya bersikap kepada para penjajah dan musuh-musuh Islam. Mereka lupa, bagaimana khalifah Umar dan Salahuddin Al-Ayyubi, berusaha mati-matian membebaskan Palestina dari musuh-musuh Islam yang menjajah negeri anbiya tersebut.
Wahai penguasa negeri-negeri muslim, ayolah bangkit. Sudah cukup kalian dikendalikan oleh para penjajah. Kami (umat Islam) menunggu seruan jihad dari kalian. Bagaimana mungkin kami bisa berjihad tanpa ada komando dari pemimpinnya.
Sudah cukup negeri kaum muslim dikuasai musuh-musuh Islam. Sudah cukup kekayaan negeri kita dirampok oleh mereka. Mengapa tak juga kita sadar, jika umat Islam sudah terlalu lama berada dalam cengkraman kafir penjajah? Mari kita rapatkan barisan, bersatu mengembalikan peradaban Islam yang gemilang. Sampai kapan umat Islam tercerai-berai? Sampai kapan umat Islam berada dalam sekat nasionalisme yang membuatnya makin tak berdaya untuk menolong saudaranya yang dizalimi? Mengapa kita tak ingin bebas dari sekat ini, sekat yang telah membuat umat Islam tercerai-berai bak buih di lautan? [US]
Baca juga:

0 Comments: