Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Kekejaman Israel terhadap penduduk Gaza terus berlanjut. Israel dengan sengaja memblokade bantuan sehingga mengakibatkan stok makanan untuk penduduk Gaza menipis bahkan kabarnya telah habis.
Informasi tersebut bukan isapan jempol belaka. Melalui WFP (World Food Programmer) atau biasa disebut program pangan dunia didapati informasi jika stok makanan di Jalur Gaza telah habis. Hal tersebut terjadi karena Israel menutup pintu perbatasan untuk masuknya bantuan ke wilayah tersebut (health.detik.com 26-4-2025).
Beberapa hari ke depan, dapur-dapur umum yang menjadi tempat untuk menyiapkan dan memasak bahan makanan untuk rakyat Gaza, diperkirakan tidak bisa lagi menjalankan aktivitasnya yaitu memasak. Hal ini terjadi akibat tidak ada lagi bahan makanan yang bisa dimasak untuk diberikan kepada rakyat Gaza. Sungguh miris kondisi rakyat Gaza. Dalam kondisi yang segalanya serba sulit, sekarang makin diperparah dengan tidak adanya stok makanan yang bisa mereka makan.
Apalagi pada akhir Maret lalu, sebanyak 25 toko roti yang berada di Gaza dan didukung penuh oleh WFP, juga terpaksa harus tutup. Hal ini terjadi akibat tepung terigu dan bahan bakar untuk memasak habis. Akibatnya, paket makanan yang biasanya ada dan didistribusikan ke setiap keluarga kini tak lagi ada. Padahal paket tersebut hanya berisi jatah untuk per dua minggu sekali, namun kini paket tersebut juga habis.
Akibat buruknya adalah penduduk Gaza mengalami malnutrisi. Kondisi ini semakin memperburuk keadaan dan berjalan dengan begitu cepat. Sebelumnya, salah satu mitra kemanusiaan memeriksa sekitar 1.300 anak di Gaza utara. Mitra tersebut berhasil mengidentifikasi lebih dari 80 kasus malnutrisi akut. Peningkatan ini terjadi dua kali lipat dari minggu-minggu sebelumnya.
Menurut WFP, sebenarnya saat ini ada sekitar 116 ribu ton makanan yang siap dibawa ke Gaza. Namun stok makanan tersebut tidak akan bisa sampai ke Gaza selama Israel tidak mau membuka perbatasan. Padahal seandainya stok makanan tersebut bisa masuk, akan cukup untuk memberi makan 1 juta orang selama empat bulan.
Israel begitu bengis dan kejam. Tega menghentikan semua pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan berbagai pasokan lainnya yang diperuntukkan bagi rakyat Gaza. Mereka tanpa belas kasihan justru terus melanjutkan pengeboman dan serangan darat. Serangan tersebutlah yang akhirnya menghancurkan gencatan senjata yang sudah terjadi selama dua bulan dengan Hamas. Pihak Israel menyebut jika tindakan tersebut bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera yang masih ditahannya.
Tentu saja blokade yang dilakukan oleh Israel tersebut sejatinya adalah kejahatan perang. Sebab krisis makanan yang diciptakan Israel, sangat mengancam kondisi warga Gaza, terutama anak-anak. Apalagi UNICEF yang merupakan badan PBB telah memperingatkan, ada sekitar 60.000 lebih anak di Gaza, membutuhkan perawatan akibat kekurangan gizi akut.
Bahkan, sampai hari ini saja, sudah banyak anak-anak Gaza yang meninggal dunia akibat malnutrisi. Dan meski para penyintas mampu kembali memperoleh gizi yang cukup, mereka tetap menghadapi ancaman yang berbahaya, yaitu berbagai masalah kesehatan jangka panjang yang terkait dengan kekurangan gizi pada masa kanak-kanak. Sungguh mengerikan apa yang terjadi pada rakyat Gaza terutama anak-anak. Sampai kapan semua ini harus terjadi? Sampai kapan umat Islam bungkam?
Diamnya umat Islam saat ini, seakan-akan meridai apa yang menimpa pada penduduk Gaza. Seakan-akan nyawa mereka tak berharga sehingga tidak pantas untuk diberi pertolongan. Jika demikian, di mana nurani kita sebagai seorang manusia?
Payakumbuh, 27 April 2025 []
Baca juga:

0 Comments: