Oleh. Mery Isneini S.Pd
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Publik dihebohkan dengan adanya dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025 ini. Menanggapi fakta tersebut, panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) akhirnya pun buka suara. Dalam keterangan resminya, panitia SNPMB menyayangkan terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan UTBK SNBT tahun 2025. Pasalnya, hal ini dianggap telah mencederai prinsip keadilan, integritas dan kejujuran yang menjadi dasar seleksi nasional. (beritasatu.com, 23/4/2025).
Dua hari pelaksanaan UTBK SNBT 2025, sudah ada temuan kecurangan yang dilakukan oleh para peserta. Pada hari pertama yang dilaksanakan Rabu (23/4/2025) tim SNPMB menemukan ada sembilan kasus kecurangan.
Ketua umum penanggung jawab SNPMB, Prof Eduart Wolok mengatakan bahwa jika dilihat dari total peserta yang hadir pada sesi 1 hingga 4 yaitu sebesar 196. 328 ada temuan kecurangan sebanyak 0,0071 persen (Kompas.com, 25/4/2025).
Adanya kecurangan yang ada dengan memanfaatkan teknologi untuk mengakali test UTBK menggambarkan buruknya akhlak calon mahasiswa. Hal ini juga semakin mengukuhkan gagalnya sistem pendidikan dalam mewujudkan generasi berkepribadian Islam. Pendidikan yang tidak didasarkan pada kurikulum islami menghasilkan generasi instan untuk mewujudkan keinginannya. Dari kecurangan yang ada bisa dilihat bobroknya akhlak pemuda saat ini yang melakukan berbagai cara untuk meloloskan keinginannya dengan cara yang buruk.
Gagalnya pendidikan pada sistem kapitalis liberal saat ini sejatinya telah mencoreng institusi pendidikan yang harusnya mampu mencetak generasi unggul dan bermartabat.
Hal ini juga dikuatkan oleh survey KPK, yang menyebutkan banyak siswa SMA dan mahasiswa yang menyontek. Banyaknya temuan kasus tersebut makin menggambarkan betapa dangkalnya iman mereka untuk menghalalkan segala cara demi meraih nilai yang bagus tanpa harus belajar. Lantas, sudah separah inikah kondisi pemuda-pemudi negeri ini ?
Tak pelak, kondisi tersebut merupakan buah dari sistem hidup saat ini yang berlandaskan kapitalisme sekuler, yang menjadikan ukuran keberhasilan dan kebahagiaan berorientasi pada hasil atau materi saja. Miris memang, tapi inilah kenyataan yang ada.
Sementara di dalam Islam, ukuran kebahagiaan adalah keridaan pada Allah Swt. Islam akan menjaga semaksimal mungkin agar setiap individu senantiasa terikat dengan aturan Allah termasuk dalam hal pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan SNBT. Individu yang beriman akan selalu mengikatkan setiap amalannya dengan hukum syara' tidak akan mungkin melakukan perbuatan curang yang jelas-jelas dilarang oleh agama.
Di dalam sistem pendidikan Islam yang berasaskan akidah Islam akan mencetak generasi unggul yang mempunyai kepribadian Islam, terikat pada aturan syariat Allah, memiliki keterampilan yang mumpuni dan handal serta menjadi agen perubahan. Telah banyak diceritakan dalam sejarah betapa banyak ilmuwan-ilmuwan Islam yang handal yang lahir dari penerapan sistem Islam. Bahkan ilmuwan-ilmuwan tersebut tidak hanya sukses dalam ilmu dunia tetapi juga sukses dalam ilmu agama berikut penerapannya.
Kegemilangan pendidikan pada saat penerapan Islam telah menjadi mercusuar peradaban dunia. Di mana banyak pemuda asing yang ingin belajar ilmu dari Daulah Islam.
Dengan kuatnya kepribadian Islam yang dimiliki oleh pemuda pemudi akan melahirkan generasi unggul yang takut kepada Allah, sehingga setiap tindak tanduknya senantiasa akan selau berhati-hati agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa yang tidak hanya merugikan dalam kehidupan dunia tetapi juga dalam kehidupan akhirat. Adanya kemajuan teknologi pun akan dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan tuntunan Allah, dan untuk meninggikan kalimat Allah.
Sudah saatnya pemuda-pemudi Islam harus bangkit merubah kondisi yang ada saat ini. Problematika umat yang begitu banyak termasuk kecurangan dalam SNBT akan bisa tersolusikan jika diterapkannya sistem Islam kaffah dalam mengatur kehidupan ini. Di dalam QS. Al-Baqarah ayat 208 Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk masuk Islam secara keseluruhan.
Hal ini tentu saja semua sendi kehidupan harus terikat dengan hukum syariat tidak hanya ibadah saja sebagaimana yang terjadi saat ini. Dengan tidak diterapkannya sistem Islam kaffah saat ini terjadilah banyak ketimpangan yang menimpa negeri ini. Persoalan silih berganti menghantui umat seolah olah tidak ada lagi harapan. Semoga sistem Islam kaffah segera tegak sehingga rida Allah akan selalu menyertainya. Allahualam bishawab. [Rn]
Baca juga:

0 Comments: