Headlines
Loading...
Siklon Taliah Menyapa, Masyarakat Dirundung Duka

Siklon Taliah Menyapa, Masyarakat Dirundung Duka

Oleh. Mufidah Huda
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Ditiup angin memang menyegarkan. Namun, bagaimana jika ditiup angin yang berpotensi dengan kecepatan 90-130 km/jam? Wuih, pasti ngeri rasanya.

Pada Sabtu sore tanggal 8 Februari 2025, hujan lebat disertai angin kencang melanda 3 kecamatan di Kabupaten Magetan. Meski Siklon Taliah yang berpusar di Samudra Hindia diberitakan telah bergerak menjauh ke arah barat daya, namun angin masih terasa kencang. Bahkan BMKG memperkirakan kondisi ini bisa berlangsung hingga 16 Februari 2025 dan menyerukan warga Magetan untuk tetap waspada. Meski diprediksi angin berhembus 54 km/jam namun tetap terasa kencang di daratan (Radarmadiun.com, 8/02/2025).

Suasana di tiga kecamatan, yaitu Maospati, Barat, dan Kartoharjo begitu mencekam. Angin kencang memporak-porandakan apa saja yang dilewatinya. Dampaknya, tak sedikit pohon-pohon tumbang, atap rumah hingga tembok pagar rumah warga rusak dan roboh.

Tak hanya itu, menurut Kepala Dinas Perhubungan Magetan, angin tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada jaringan Penerangan Jalan Umum (PJU). Angin telah menghempaskan satu tiang PJU (Penerangan Jalan Umum) dan beberapa kabel jaringan PJU terputus (Radarmadiun.com, 10/02/2024).

Bencana yang melanda harus disikapi dengan ikhlas oleh manusia. Apa yang terjadi adalah kehendak Sang Pencipta. Adakalanya dalam kehidupan, manusia berada di posisi yang tak mampu menghindari. Di sinilah kondisi itu menguasai atas diri manusia. Inilah yang kita sebut dengan qada, baik dan buruk berasal dari Allah Swt.

Bencana memang ketetapan Sang Kuasa. Namun, antisipasi dampaknya ada di tangan manusia. Kurang intensifnya perawatan instalasi listrik, perhatian terhadap pohon tua yang belum menyeluruh dan ringkihnya bangunan milik rakyat, menjadi faktor yang memperparah dampak bencana angin kencang tersebut.

Perawatan instalasi listrik berkala memang nampak dilakukan. Namun, seintensif apa, hal itu menjadi sebuah pertanyaan. Karena hanya terlihat sesekali saja, untuk kemudian libur dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Demikian pula dengan perhatian terhadap pepohonan. Terkhusus adalah pohon-pohon dengan usia tua yang harus diremajakan dengan menanam pohon baru. Ini menjadi hal penting di daerah yang sering disambangi ekor siklon di Samudra Hindia, termasuk Siklon Taliah yang terjadi kali ini.

Kualitas perumahan rakyat juga sangat penting diperhatikan. Rumah-rumah tua nan sederhana masih banyak menghiasi. Bagaimana tidak? Di kabupaten ini masih terdapat 9,32% penduduk miskin. Tidak menjamin pula penduduk yang tidak terkategori miskin memiliki rumah yang kokoh, terlebih dengan kondisi ekonomi yang semakin sulit, renovasi rumah tidak lagi menjadi prioritas utama (databoks.katadata.co.id, 2/11/2024).

Kejadian ini pun seharusnya menjadi momen manusia berpikir dan merenung betapa kecil serta lemahnya diri ini. Tak pantas sama sekali menyombongkan diri. Merasa paling mampu hingga menobatkan  diri layak menjadi sang pengatur. Jadilah berbagai undang-undang dibuat untuk menyaingi bahkan mengalahkan aturan Allah Sang Maha Pencipta, satu-satunya Zat yang layak mengatur.

Saatnya untuk sadar, mengembalikan semua aturan kepada-Nya. Aturan yang sempurna. Aturan yang akan mampu membukakan berkah Allah dari langit dan bumi dengan rahmat-Nya. Dan itu hanya terjadi jika Daulah Khilafah Rasyidah ditegakkan di muka bumi ini.

Wallahuallam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: