Headlines
Loading...

Oleh. Diana Septiani
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com-Berawal dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang kaget mengetahui harga elpiji 3 kilogram (kg) di pasaran. Menurutnya, elpiji sudah disubsidi pemerintah, dari harga Rp42.700 non subsidi menjadi hanya Rp12.700 per tabung. Namun yang terjadi di lapangan, harga per tabungnya berkisar 22-23 ribu, bahkan untuk wilayah luar pulau Jawa bisa mencapai 45-50 ribu.

Hal ini memicu timbulnya peraturan baru. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia beralasan pemerintah membuat aturan baru mengenai pembelian gas elpiji 3 kg bersubsidi tidak lagi diperbolehkan ke penjual eceran karena adanya permainan harga. Dijual di pangkalan agar pemerintah mudah mengontrolnya. Alhasil, rakyat jadi kesulitan mencari gas. Mereka harus pergi ke pangkalan atau pom  bensin untuk membeli gas dengan syarat membawa KTP.


Aturan Zalim

Kebijakan baru ini tak hanya mengakibatkan antrean mengular di pangkalan, kebijakan zalim ini bahkan menelan korban jiwa. Nenek Yonih pedagang nasi uduk berusia 62 tahun dikabarkan meninggal dunia lantaran kelelahan saat mengantre elpiji 3 kg di Tanggerang Selatan. Peraturan ini juga diprotes ibu-ibu di Kampung Panunggangan Utara, Kota Tangerang, menggelar aksi protes akibat kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg. Mereka meluapkan kekecewaannya dengan membuang gas tabung.

Protes akan kebijakan zalim ini juga banyak disuarakan di media sosial. Bagaimana tidak, gas elpiji kini menjadi salah satu kebutuhan pokok rakyat. Banyak yang menentang kebijakan tak masuk akal ini.

Permasalahan terkait gas bukan hanya menyulitkan warga untuk masak, namun dampaknya bisa lebih luas lagi. Peraturan yang zalim ini bisa mematikan ekonomi rakyat kecil. Pedagang kecil seperti tukang nasi uduk, warung nasi padang, tukang cilok, dst. bisa-bisa gulung tikar. Warung-warung yang selama ini menyediakan gas pun terkena dampak kerugian.

Kebijakan zalim ini dikhawatirkan hanyalah akal bulus penguasa demi melancarkan strategi yang perlahan ingin mencabut subsidi. Dari gas elpiji melon jadi gas pink nonsubsidi, yang tentu harga jauh lebih mahal. Subhanallah.

 

Masalah Sistem

Permasalahan ini bukan semata persoalan kezaliman penguasa saja. Penguasa zalim terlahir dari sistem zalim pula. Sistem zalim, rusak, dan bobrok kapitalisme sekulerlah yang melahirkan banyak sekali persoalan. Kezaliman, kesengsaraan, juga kerusakan terus terjadi kala sistem yang ada membiarkan hal-hal buruk terus terjadi.

Rakyat harus semakin cerdas, berani mengkritik, jangan hanya apatis. Permasalahan ini tak akan selesai jika kita terus bercokol dalam sistem bobrok kapitalis sekuler. Penguasa zalim akan terus membuat kebijakan yang menyulitkan hidup rakyat kecilnya, di saat bersama terus melindungi kepentingan para antek-antek kapitalisnya.


Penguasa Islam

Di dalam Islam, penguasa punya tugas utama sebagai pelayan rakyat. Melayani urusan umat dengan penuh tanggung jawab, karena urusan kepemimpinan bukan hanya urusan duniawi melainkan juga urusan akhirat. Tidak seperti penguasa di sistem kapitalis sekuler yang sering kali dipertanyakan, sebenarnya apa fungsi mereka? Bukankah penguasa ada demi melayani rakyatnya? Bukankah penguasa ada guna memudahkan urusan rakyat, bukan malah mempersulit mereka?

Rasullullah saw. bersabda, "Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya para hari kiamat.” [HR. Bukhari]

Tidakkah para penguasa zalim itu takut akan ancaman dari Rasul? Bahkan Rasulullah saw. mendoakan para penguasa yang zalim sebagaimana sabdanya, "Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya.” [HR. Muslim]

Berbanding terbalik dengan sistem Islam. Dalam Khilafah, kebutuhan rakyat terjamin karena pemerintahan yang ada lebih memprioritaskan kepentingan umat dibanding kepentingan korporasi. Islam mengatur bagaimana negara mendistribusikan kebutuhan rakyat hingga ke pelosok negeri. Penguasa yang ada, baik itu Khalifah hingga jabatan wali akan terus berupaya agar tak ada rakyat yang terzalimi.

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: