surat pembaca
Apakah Midlife Crisis Struggle itu Nyata?
Oleh. Adelia Putri
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Midlife crisis struggle is real? Umumnya midlife crisis struggle dihadapi oleh orang dengan usia 35-65 tahun. Namun, apakah midlife crisis atau krisis paruh baya artinya kita takut tua? Apakah midlife crisis artinya tidak puas dengan hidup?
Itu semua telah terjadi pada Gen Z, tak melihat usianya yang baru 12 atau 27 tahun, hal yang seharusnya belum mereka alami tapi telah terjadi lebih awal dari yang seharusnya. Survei terbaru menunjukan 38% responden Gen Z menghadapi sebuah pengalaman krisis paruh baya. Para ahli menyatakan keadaan ini bisa terjadi karena tekanan finansial yang luar biasa pada awal kehidupan mereka. Dalam survei tersebut para Gen Z juga mengatakan finansial adalah sumber masalah utama mereka (Newsweek.com,18-12-2024).
Sebagian krisis paruh baya muncul dengan sendirinya tergantung pada orang tersebut. Satu dari lima Gen Z mengatakan, mereka berbelanja secara royal untuk hal-hal yang tidak penting seperti pakaian dan elektronik. Di sisi lain, banyak fakta menunjukkan bahwa Gen Z banyak bertemu dengan persoalan hidup. Mereka merasa terjebak dalam kecemasan dan kelelahan. Mereka pun menanggung beban biaya pendidikan, mahalnya fasilitas, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu menyebabkan gangguan kesehatan mental generasi sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Itulah alasan mengapa Gen Z sangat mementingkan kondisi kesehatan mental mereka. Generasi ini juga rela hengkang dari pekerjaan jika tempat itu tidak memberikan mereka kebahagiaan atau tidak sesuai keinginan mereka. Hingga muncullah stereotipe di masyarakat umum tentang beberapa kelemahan karyawan di generasi ini. Menurut seorang pengusaha muda, Raymond Chin, yang merupakan CEO dengan 99% karyawan, "Gen Z cenderung menelan informasi mentah-mentah, ingin hal yang serba instan, dan tidak berpikir kritis, apa yang ia lihat itulah kebenarannya."
Generasi Z banyak berperilaku fomo, menelan informasi sampah, padahal tergantung bawaan awal para generasi itu terbentuknya bagaimana. Sebagian orang pun berpikir, berarti hal yang Gen Z alami bisa jadi berawal dari orang tuanya.
Faktanya, berbagai persoalan yang dihadapi Gen Z hari ini sejatinya adalah buah busuk penerapan sistem kapitalisme yang rusak, yang tercermin pada sistem ekonomi kapitalistik, sistem politik demokrasi, sistem sosial liberal dan materialistik, sistem pendidikan yang mahal, dan seterusnya. Bertahun-tahun Gen Z dan para orang tuanya menghadapi sistem ini untuk bertahan hidup, kehidupan yang stressfull.
Gen Z harus disadarkan akan realita hari ini dan akar masalahnya. Gen Z perlu dibangun pemahamannya akan hakikat kehidupan, sehingga dapat memahami realita kehidupan dengan tepat, juga menyadari potensi dirinya. Mereka harus dibangun kesadarannya akan kewajiban menerapkan aturan Allah secara kafah. Gen Z juga harus disadarkan akan kemuliaan orang-orang yang berjuang menerapkan kewajiban tersebut sehingga terdorong ikut menjadi bagian barisan pejuang Islam.
Mereka perlu disadarkan akan pentingnya mengkaji Islam dan didorong untuk terus berjuang dalam situasi hari ini dengan landasan keimanan, dimotivasi agar berperan dalam menyelesaikan persoalan umat dengan menegakkan aturan Allah secara kafah melalui tegaknya Khilafah.
Mereka juga perlu dipahamkan pentingnya generasi muda melek politik agar dapat memimpin umat menuju perubahan hakiki sesuai tuntunan nabi, dan mengambil peluang menjadi pejuang kemuliaan Islam. [An]
Baca juga:

0 Comments: