Kisah Inspiratif
Ibu, Segalanya Untukku
Oleh. Dewi Kusuma
(Pemerhati Umat)
SSCQMedia.Com- Meski kau telah tiada, namun aku selalu ingat akan perjuanganmu. Ibu, kau begitu rela mengorbankan waktu, tenaga dan hartamu untuk anak-anakmu. Perjuanganmu sangat luar biasa. Aku tak kan pernah melupakanmu.
Semasa bersekolah di SD, aku sering berangkat bersama ibu ke sekolah. Kebetulan aku sekolah masuk sekitar jam 09.00 pagi sedang ibuku berangkat ke kantor agak siang jadi kami sering berangkat berdua. Masa indah yang tak akan pernah terulang kembali. Pulang sekolah pun aku sering menyusul ibu ke kantor. Ya, meski menunggu agak lama tak menjadi masalah. Terasa nyaman saja kala dekat dengan ibu.
Jarak sekolah dengan kantor ibundaku tidak begitu jauh. Dengan jarak ± 2 km tak merasakan capai meskipun aku harus berjalan siang hari. Aku merasa asyik-asyik saja berjalan kaki. Ibuku pulang dari kantor kadang jalan kaki lagi ke rumah, kadang naik becak kala ibuku punya uang.
Di antara tujuh bersaudara hanya aku sendiri yang suka menyusul ibu, di kantor. Kadang saat capai aku tertidur di bawah kolong meja kerja ibuku. Aku merasa aman karena berada di dekat beliau. Terkadang aku menghabiskan waktu dengan berlarian sendiri di halaman ataupun di koridor sekolah menunggu ibuku selesai bekerja.
Ibuku seorang tata usaha SMP swasta. Beliau adalah PNS yang diperbantukan di SMP swasta. Posisi kerja ibuku satu ruangan dengan kepala sekolah. Kepala sekolah pun sudah hafal dengan kedatangan saya di kantornya. Beliau tidak merasa terganggu mesti ada kehadiran saya di kantor kerjanya. Saat saya tidak datang menyusul ibuku, kepala sekolah justru menanyakan aku ke ibuku.
Ibuku rela bekerja demi menambah kebutuhan keperluan keluarga. Meski bapak dan ibuku pegawai negeri, namun kehidupan keluarga kami biasa-biasa saja. Bahkan sangat sederhana karena bapak ibuku mempunyai amanah tujuh orang anak yang kecil-kecil.
Usia kakak pertamaku yang perempuan dan adek bungsuku yang laki-laki terpaut 10 tahun. Otomatis dengan jarak waktu 10 tahun bapak dan ibuku mempunyai anak tujuh orang. Tak terbayang betapa repotnya orang tua mengurusi, merawat, dan mengasuh kami yang kecil-kecil. Saat malam tiba ibuku sibuk membuatkan susu. Beliau menyiapkan tujuh botol susu untuk kami tujuh bersaudara. Susu sapi murni yang dibeli di langganan tukang penjaga susu.
Di samping orang tua harus bekerja keluar rumah, saat pulang kerja orang tuaku disibukkan dengan urusan anak-anak dan bersih-bersih rumah. Ya Allah, bapak dan ibu mohon maaf aku belum sempat membahagiakanmu saat engkau masih hidup. Saat ini hanya lantunan doa di setiap salat yang aku persembahkan untuk kedua orang tuaku.
Aku sendiri putri kelima dari tujuh bersaudara. Kakakku dua orang perempuan yang pertama dan kedua. Dua lagi kakak laki-lakiku yang nomor tiga dan keempat. Sementara adikku dua orang, satu perempuan dan satu laki-laki.
Hingga saat ini aku tinggal empat bersaudara. Kakak pertamaku sudah tiada. Dua kakak laki-lakiku pun sudah tiada. Semoga mereka mendapatkan ampunan dosa dari-Mu ya Rabb. Tak terasa usiaku pun sudah senja. Persiapan untuk kehidupan akhirat pun mesti diperkuat.
Tanpa kehadiran ibu dan bapakku, aku tak mungkin berada di dunia ini. Alhamdulillah, Allah berikan orang tua yang sangat membanggakan aku. Kebanggaan kedua orang tuaku kepadaku sering membuat saudara-saudaraku cemburu. Kecemburuan saudaraku tak bisa kumengerti. Sebab seluruh anak-anak bapak dan ibuku diperlakukan sama.
Yang berbeda hanya aku sering diajak bapakku saat liburan sekolah ke sekolah tempat bapakku mengajar di SD. Sedangkan dengan ibuku aku tak pernah keluar rumah. Maafkan aku saudaraku jika hal ini yang membuat kalian merasa cemburu.
Ibu adalah segalanya untukku
Perjuanganmu tak kenal waktu
Kasih sayangmu aku rasakan hingga kini
Rinduku selalu menyelimuti hati
Ibadah umrah sudah kuniatkan untuk beliau. Semoga menambah amalan ibadah untuk ibuku. Suami pun sudah saya mohonkan untuk berumrah atas nama bapakku. Keberangkatan umrah kami berdua, alhamdulillah diberikan kesempatan tiga kali miqot. Jadi pertama umrah untuk diri sendiri, kedua untuk bapak ibuku dan ketiga diniatkan untuk anak-anakku. Semoga Allah menerima ibadah kami. Amin.
Saat ini hanya doa yang bisa kupersembahkan untuk mendiang ibubdan bapak.
Ya Rabb, ampuni segala khilaf dan salah ibu dan bapakku. Lapangkan dan terangi alam kubur mereka. Pertemukanlah kami kembali bersama keduanya di dalam surga-Mu.
رَّبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
"Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil."
Ampuni hamba yang tidak berdaya membahagiakan kedua orang tuaku. Doaku di setiap salat semoga mampu membahagiakan kedua orang tuaku dan Allah ridai untuk berkumpul kembali di surga-Nya yang penuh kenikmatan. Amin.
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh." (HR Muslim).
Semoga ilmu yang aku dapatkan berguna untuk kedua orang tuaku dan semoga Allah limpahkan rahmat-Nya, keturunan bapak dan ibuku menjadi anak-anak yang saleh.
Wallahualam bissawab. [Hz]
Serang Banten, 31 Desember 2024
Baca juga:

0 Comments: