motivasi
Menulislah dengan Hati, Getarnya Sampai ke Jiwa
Oleh. Eka Suryati
SSCQMedia.Com- Ketika kata demi kata sedang kurangkai, hampir selesai cerita kuungkapkan, tiba-tiba perangkat memperbarui sendiri. Apa yang terjadi, hilang semua apa yang telah tertoreh. Bingung, emosi sedikit melanda jiwa. Raga tiba-tiba ikut melemah dan melemas. Ah, hilang sudah sebuah naskah yang disusun dengan hati-hati dan dari hati tadi. Sejenak merenung, haruskah berhenti menggores kata pada hari ini?
Bimbang melanda, namun jawabnya harus tidak. Artinya tetap melanjutkan tulisan yang tertunda karena hilang. Sejenak kulepaskan beban di hati, tarik napas panjang agar lega menghampiri diri. Sementara waktu alihkan dulu pada kegiatan lainnya, melanjutkan rutinitas yang tertunda. Jika gundah sudah tidak ada lagi, baru kembali melanjutkan, merangkai kata.
Menyadari bahwa semua yang terjadi tak terlepas dari kehendak Allah, mungkin ini cara Allah untuk melatih sabarku yang akhir-akhir ini sedikit menipis. Mungkin, juga untuk menguji diri, apakah akan tetap melanjutkan menulis, walau halangan merintangi jalan. Ah, sudahlah tak perlu dipikirkan berlarut-larut yang sudah terjadi. Biarlah menjadi pembelajaran diri. Semoga tetap istikamah, melanjutkan goresan pena hingga akhir, sehingga bisa menjadi habits. Yakini saja, bahwa semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.
Menulis itu menorehkan karya. Menulis juga bisa mengukir sejarah. Sejarah bahwa kira pernah hadir di bumi Allah yang indah ini, sebelum kita melanjutkan perjalanan yang lain. Fakta juga menyebutkan, lahirnya zaman sejarah setelah ada peninggalan tertulis dari abad lampau. Artinya, manusia bisa dibaca jejak kehidupannya, setelah ada peradaban yang dituliskan.
Begitulah, ternyata menulis itu akan meninggalkan suatu jejak pada peradaban dunia. Begitu besarnya pengaruh suatu naskah yang dituliskan. Mungkin saat ini, teks proklamasi tak lagi dikenal andaikan tak dituliskan. Al-Qur'an yang sudah dijamin Allah saja, Allah ilhamkan kepada para sahabat Rasulullah untuk ditulis dan dibukukan, sehingga menjadi abadi sepanjang masa.
Sebuah tulisan akan menggetarkan jiwa, jika dibuat dengan melibatkan hati. Hati yang bersih menjadi cermin diri akan baiknya diri. Pada hati yang bersih, akan menimbulkan pikiran yang jernih. Sehingga, sebagaimana ucapan, goresan kata yang ada merupakan cermin dari jiwa pengarangnya. Jadikan setiap kata menjadi bermakna, agar pesan yang sampai bisa meresap, berkelana di relung-relung jiwa, yang haus akan hidayah dan kasih sayang Allah.
Menulis dengan hati, memaknai kata demi kata, memberi warna dan rasa, yang akan disampaikan penulis kepada pembacanya. Tulisan yang disampaikan dari hati akan indah, memesona, sehingga menghanyutkan jiwa. Jika cerita sedih yang ingin disajikan, maka ketika pembaca membacanya, ada derai air mata yang jatuh bercucuran. Sebab, semua kata yang disajikan mewakili jiwa yang sedih, mengiris kalbu, membuat mendung di hati, sehingga deraian hujan air mata menjadi tak tertahankan. Lain halnya kalau cerita bahagia yang disampaikan, pembaca akan tersenyum, tertawa dan ikut merasakan bahagia dari ukiran kata yang disampaikan.
Begitulah adanya, jika penulis menyajikan tulisannya dari hati, rasanya akan sampai ke hati dan menggetarkan jiwa bagi pembacanya.
Menulis dari hati itu harus sesuai dengan keinginan pemilik hati, pemilik hati kita adalah Allah. Menulis dari hati itu tidak boleh bertentangan dengan sang Raja di hati, Allah yang mencipta alam semesta. Ada banyak sumber bacaan dan tulisan yang bisa kita gunakan untuk menjadi rujukan kita dalam menulis.
Namun, semuanya kembalikan pada niat termulia. Yaitu, dalam rangka taat kita pada Allah, mencari rida-Nya.
Sumber dari sumber bacaan yang bisa kita tuliskan adalah Al-Qur'an. Dengan menjadikan Al-Qur'an sebagai rujukan kita dalam menulis, maka tulisan kita bukan saja akan menggetarkan kalbu, namun juga akan sampai ke langit, karena misinya adalah ibadah. Menulis dengan niat ibadah, maka amal jariyah akan didapatkan. Alirannya terus mengalir, selama tulisan itu ada dan didasari niat karena Allah. [US]
Kotabumi, 1 Desember 2024
Baca juga:

0 Comments: